Ini Sedikit Kisah tentang Kambang Iwak yang Belum Kamu Ketahui

Kambang Iwak dibangun sekitar tahun 1900 oleh Belanda

Palembang, IDN Times - Bagi Wong Palembang, Kambang Iwak memiliki cerita tersendiri bagi mereka. Karena, Kambang Iwak atau kolam ikan ini, merupakan sentral dari berkumpul dan bertemunya semua kalangan dari berbagai area wilayah Palembang.

Kawasan seluas lebih kurang 5 hektare (ha) yang terletak di antara Jalan Tasik dan Jalan Sutomo,itu, sejak dari era 90-an memang sudah menjadi tempat kongkow semua lapisan generasi. Apalagi, sebelum direnovasi seperti saat ini, dulu kawasan Kambang Iwak ini tiap malam Minggu bisa dijadikan sirkuit para pembalap liar. 

Tapi, setelah masuk era 2000-an, kawasan kambang seluas 200 meter persegi ini bertransformasi menjadi tempat yang lebih ramah dan cocok untuk wisata keluarga atau lebih dikenal Kambang Iwak Family(KIF) Park.

Baca Juga: Fitrianti Agustinda Klaim Kawasan Kumuh Palembang Berkurang 50 Persen

1. Pohon-pohon rindang hasil tanaman kolonial Belanda

Ini Sedikit Kisah tentang Kambang Iwak yang Belum Kamu Ketahui

Kambang Iwak ini dulunya memang dibuat oleh orang-orang Belanda yang tinggal di daerah sekitar, sebagai tempat bermain dan rekreasi keluarga.

Penuturan dari warga yang sudah puluhan tahun tinggal di sekitar Kambang Iwak, mengakui bahwa pohon-pohon besar yang tumbuh mengelilingi Kambang Iwak tersebut memang ditanam oleh orang Belanda.

"Karena itulah, sejak tahun 1900 kawasan ini dibuat se-asri mungkin oleh Belanda, dengan menanam banyak pohon rindang seperti tumbuhan trembesi yang masih menyejukkan sampai sekarang," kata Nurokta Rahmaliya, warga Tangga Buntung.

2. Abadikan sisa-sisa desain arsitek kolonial

Ini Sedikit Kisah tentang Kambang Iwak yang Belum Kamu Ketahui

Dosen Arsitektur Universitas Sriwijaya (uunsri), Rizka Drastiani menceritakan, ada beberapa bangunan di sekitar Kambang Iwak yang belum direnovasi seutuhnya dan masih menyisakan desain kolonial.

"Masih ada beberapa rumah yang bangunan dan desainnya khas Belanda, dengan bentuk geometris yang cukup dominan," katanya.

"Rumah-rumah dengan bentuk engkel atau bentuk kopel banyak ditemukan di Talang Semut dekat dari Kambang Iwak. Bentuk kopel biasanya beratap hipped-roof, yakni memiliki lubang angin berbentuk persegi atau lubang persegi yang disusun vertikal," jelasnya.

Perlu diketahui, urai Rizka, Rumah Dinas Wali Kota Palembang juga merupakan contoh bangunan rumah mewah bekas pemukiman Belanda. "Di arena jogging track juga kan ada posko Satpol PP, nah bangunannya jika diperhatikan masih ada unsur kolonialnya," sambungnya.

3. Miris, fasilitas permainan anak-anak kurang terawat

Ini Sedikit Kisah tentang Kambang Iwak yang Belum Kamu Ketahui

Seiring perjalanan waktu, area Kambang Iwak ini terus dipercantik. Sejumlah wahana dan  fasilitas untuk permainan anak-anak pun di bangun. Mulai dari arena bermain perosotan dan masih banyak lagi.

Mirisnya, wahana tersebut kini terlihat cukup memprihatinkan, kondisi besi yang berkarat, berlubang dan ada banyak bagian yang patah.

Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Sumsel, Akhmad Najib mengatakan, segala upaya pembenahan Kambang Iwak terus di evaluasi. Tapi, tidak cukup pemerintah yang memperbaiki, masyarakat juga harus sama-sama merawat.

"Menjaga tidak terlepas dari kesadaran masyarakat juga, jika ingin menyalahkan pemerintah, ya mungkin ada beberapa yang harus kita evaluasi. Namun memang seharusnya, kita semua sama-sama merawat dan menjaga, bukan merusak," katanya.

4. Ada fasilitas Keran Air Siap Minum (KASM) lho

Ini Sedikit Kisah tentang Kambang Iwak yang Belum Kamu Ketahui

Fasilitas lain yang ada di Kambang Iwak, tersedianya Keran Air Siap Minum (KASM) yang dipasang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi.

KASM tersebut dibuat agar pengunjung bisa langsung menikmati air bersih setelah beraktifitas. Pengoperasian KASM ini merupakan program yang disiapkan secara cuma-cuma untuk mendukung kebutuhan masyarakat ketika berada di lokasi itu.

Baca Juga: Sering Salah Kira, Rupanya Ini Bentuk Tanjak Asli Palembang

5. Penghargaan Adipura terukir di Taman wisata Kambang Iwak

Ini Sedikit Kisah tentang Kambang Iwak yang Belum Kamu Ketahui

Tahun 2007, Kambang Iwak mendapat penghargaan sebagai salah satu taman kota terbaik saat kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Penghargaan Piala Adipura tersebut juga tidak terlepas dari hasil kerja membersihkan kota Palembang oleh pasukan pembersih kota, atau sering disebut pasukan kuning.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya