Liestiadi Pelatih Sriwijaya FC: Sepak Bola Indonesia Perlu Introspeksi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Tragedi yang menimbulkan 125 korban jiwa meninggal di Stadion Kanjuruhan, Malang, terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Presiden Joko 'Widodo' Widodo pun mengintruksikan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk membekukan sementara semua pertandingan Liga Indonesia.
Baca Juga: Sriwijaya FC Antisipasi Serangan 4 Pemain PSKC Cimahi
1. Pelatih Sriwijaya FC sedih mendengar peristiwa yang terjadi di Surabaya
Pelatih Kepala Sriwijaya FC (SFC), Liestiadi, mengaku berduka dengan peristiwa tersebut. Namun apabila Liga Indonesia benar-benar dihentikan kata Liestiadi, semua pihak yang berkecimpung di dunia sepak bola dirugikan.
"Sebagai praktisi yg mencari nafkah di sepak bola tentu sedih mendengar berita ini," ujarnya kepada IDN Times, Minggu (2/10/2022).
2. Berharap sepak bola Indonesia introspeksi
Eks asisten pelatih timnas itu berharap pemerintah, PSSI, maupun PT Liga Indonesia Baru (LIB), bisa memberikan solusi terbaik agar dunia kulit bundar tetap beraktivitas setelah tragedi di Malang.
"Dicari solusinya, mudah-mudahan liga tetap berjalan. Semoga dengan kejadian ini, semua pihak introspeksi agar sepak bola kita menjadi lebih baik ke depannya," kata dia.
3. Sriwijaya FC sampaikan belasungkawa
Liestiadi juga mengucapkan belasungkawa kepada seluruh keluarga korban. Apalagi sebagai eks bagian dari Arema FC, ia tahu betul bagaimana kekeluargaan yang terjalin antara suporter, pemain, dan manajemen klub.
"Turut belasungkawa sebesar-besarnya atas kejadian ini. Karena saya pernah menjadi bagian keluarga Aremania tahun 2009/2010 (staf pelatih Arema). Semoga kejadian ini terakhir bagi sepak bola kita," ungkapnya.
4. Suporter Sriwijaya FC usul jambore cegah peristiwa di Malang
Ketua Umum Singa Mania, Yayan Hariansyah menambahkan, dirinya tak ingin pendukung Sriwijaya FC melakukan hal sama kejadian tersebut.
"Supaya ini tidak terjadi di Palembang, usulan saya sering-sering diadakan pertemuan antara suporter, manajeman, dan pihak keamanan, sejenis jambore," tambah dia.
Ia sebagai pendukung setia SFC juga menyayangkan banyak gas air mata di stadion hingga membuat penonton berdesakan dan tidak bisa bernapas. Yayan menduga, gas air mata itu sebagai tindakan represif dan pelangaran berat.
"Kalau kita lihat di video yang beredar, pihak keamanan tidak memakai protap FIFA dan PSSI. menurut kami Panpel, PSSI, keamanan perlu dievaluasi," tandasnya.
Baca Juga: Sempat Ditunda, Laga Karo United Vs Sriwijaya FC Dimulai Hari Ini