Akuisisi Tak Kunjung Selesai, Sriwijaya FC Fokus Pilih Pelatih
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Akuisisi atau pengambilan saham Sriwijaya FC (SFC) oleh Bomba Grup hingga saat ini belum ada kejelasan. Ketimbang membahas hal itu, manajemen kini fokus membicarakan siapa sosok yang akan melatih klub.
Menurut Sekretaris Tim berjuluk Laskar Wong Kito, Rizky Perdana, sudah banyak yang berminat menjadi pelatih Sriwijaya FC meski kompetisi Liga 2 belum dapat dipastikan kapan bergulir.
"Ada beberapa pelatih yang menawarkan diri," ujarnya, Kamis (14/4/2022).
Baca Juga: Eks Pemain Asing Sriwijaya FC Ajukan Naturalisasi
1. Tiga nama menawarkan diri jadi melatih Sriwijaya FC
Ia mengaku, dirinya belum bisa memberikan nama yang didapuk sebagai pelatih. Sebab masih ada sejumlah urusan yang harus tuntas.
"Iya memang benar lebih dari tiga pelatih sempat menawarkan diri ke Sriwijaya FC. Tapi untuk nama nanti, yang jelas mereka profesional," ungkap dia.
Baca Juga: Akuisisi Sriwijaya FC Mandek, Manajemen Tak Ingin Bicara Banyak
2. Pemilihan pelatih Sriwijaya FC akan menyesuaikan keinginan dan target manajemen
Menurutnya, Sriwijaya FC masih menampung nama-nama lainnya dan menunggu keputusan dari manajemen sebelum mengumumkannya kepada publik.
"Ini rahasia, kita belum menyebutkan nama karena tentu akan disampaikan dulu ke pimpinan. Apakah kita pilih pelatih Liga 1 atau Liga 2. Tapi pelatih ini nanti akan sesuai dan memenuhi target kita," jelasnya.
3. Ada mantan pelatih Sriwijaya FC yang menawarkan diri kembali bergabung
Kendati tidak merinci nama pelatih yang berminat mengurus Laskar Wong Kito, namun ada salah satu mantan pelatih yang menawarkan diri bergabung Sriwijaya FC.
"Ada yang pernah melatih karena kita selalu berhubungan baik dengan mantan pemain, terlebih mereka tahu Sriwijaya FC senagai tim yang selalu serius punya target dan punya basis masa besar," tandas dia.
Baca Juga: Sriwijaya FC Menunggak Gaji 10 Pemain, Minta Kejelasan Malah Diblok