Atlet Indonesia Kesulitan Beradaptasi di Lintasan Venue Bowling Centre

BWC 2019 55th Qubica AMF Palembang

Palembang, IDN Times -Pebowling Indonesia, Ryan Lalisang menyatakan kesulitan saat menjalani fase tiga besar untuk lolos dari penyisihan pada Bowling World Cup (BWC) 2019 55th Qubica AMF di Jakabaring Sport City, Palembang.

"Paling tidak kita bertekat masuk tiga besar, apalagi jumlah pin tidak terlalu jauh dari pemain Afrika Selatan Francois Louw. Memang dia profesional, justru prestasinya harus jadi motivasi. Walaupun di setiap game ada keberuntungan, dan para bowler juga tidak selalu bermain bagus termasuk saya," jelasnya, Selasa (19/11) di Bowling Center Jakabaring Palembang.

1. Kesulitan beradaptasi terhadap lintasan standar BWC 2019

Atlet Indonesia Kesulitan Beradaptasi di Lintasan Venue Bowling CentreAtlet bowling Indonesia, Ryan Lalisang yang menjadi perwakilan negara di even internasional Bowling World Cup (BWC) 2019 55th Qubica AMF (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Ryan melanjutkan, meski sudah sering melakukan pelatnas di venue Bowling Center Jakabaring, dirinya sedikit kesulitan beradaptasi dengan standar BWC 2019.

"Setiap even selalu ada standar, mulai dari berat bola, kemudian poin penilaian strike. BWC kali ini sulitnya beradaptasi dari tingkat nyaman dan gak nyaman. Maksudnya pada lintasan bola itu ada pelumas untuk pelicin area menggunakan minyak. Nah standar minyaknya sedikit sulit untuk beradaptasi menyesuaikan arah bolanya dengan Line da Arena," jelas dia.

2. Hasil sementara Ryan Lalisang berada di posisi enam

Atlet Indonesia Kesulitan Beradaptasi di Lintasan Venue Bowling Centreeven internasional Bowling World Cup (BWC) 2019 55th Qubica AMF (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Peraih perak nomor trio World Championship 2018 ini menerangkan, pada penyisihan game pertama ini hanya meloloskan 24 atlet dan saat ini dia masih berada di 10 besar.

Sementara nilai akumulatif yang dikumpulkan Ryan sampai berita ini diturunkan, berada di posisi enam dengan total 1458, atau terpaut 380 pin dari posisi atas Francois Louw dengan total 1838 yang bersaing dengan 73 atlet dari negara lainnya.

"Permainan ini tiga hari, dari total 6 games dalam satu hari, penyisihan berlangsung tiga hari, dengan hanya meloloskan 24 peringkat saja dari total 18 games. Setelah 24 peringkat, kemudian berlanjut diambil 8 peringkat hingga terakhir 3 peringkat pemenang," terang dia.

3. Ryan Lalisang tak ingin sesumbar permainan di BWC 2019

Atlet Indonesia Kesulitan Beradaptasi di Lintasan Venue Bowling CentrePara atlet bowling dunia di bowling center Jakabaring Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Bagi pria kelahiran Balikpapan tahun 1980 itu, permainan bowling juga memiliki faktor keberuntungan. Makanya dia tak mau sesumbar, karena bisa saja permainan lawan besok lebih baik dari hari ini dan sebaliknya besok belum tentu lebih baik dari hari ini.

"Tapi kita kan gak tahu hari ini main biasa, besok main bagus. Untuk hari ini lumayan saya naik posisi enam, kemarin pada game pertama posisi sembilan. Ini baru awal dan rata-rata semua masih adaptasi, dan negara lain juga ada beberapa yang baru belajar main, jadi agak susah saya melempar bola di tengah," ungkap peraih emas di Asian Games 2006 ini.

Baca Juga: Indonesia Kirim Dua Pebowling di BWC 2019 55th Qubica AMF Palembang

4. Ryan Lalisang terus mengevaluasi hasil permainan dengan pelatih

Atlet Indonesia Kesulitan Beradaptasi di Lintasan Venue Bowling CentreRyan Lalisang atlet bowling putra perwakilan Indonesia (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Untuk mengejar jumlah nilai atlet dari Afrika Selatan Francois Louw, sambung Ryan, maka dirinya akan mengevaluasi strategi baru dengan pelatih.

"Nanti diskusi lagi lah buat ancang-ancang tetap main konsisten bagus, tetep sharing juga sama coach," ujarnya.

Sementara, Pelatih Bowling Indonesia, Gatot Aryo Nugroho mengatakan, tetap mensupport apa pun hasil para atlet.

"Paling penting optimistis dulu, pastilah kalau sharing setiap kesempatan pasti membahas pertandingan," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya