Wiyoto Meninggal Setelah Hipotermia dan Sesak Napas di Gunung Dempo

Panitia Diksar Mapala sempat membawanya ke rumah sakit

Palembang, IDN Times - Seorang anggota baru mahasiswa pecinta alam atau mapala yang tergabung dalam organisasi Pecinta Alam Universitas PGRI Palembang (PALASPA), Muhammad Wiyoto (23), menghembuskan napas terakhir saat dilarikan ke Rumah Sakit Basemah, Kota Pagar Alam, Sabtu (6/2/2021).

Korban mengalami sesak napas dan gejala Hipotermia saat mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) dan pelatihan lanjutan di Kampung IV Gunung Dempo, Kota Pagar Alam.

"Dari hasil pemeriksaan saksi, korban mengalami sesak napas dan gejala kedinginan. Anggota lain membawanya ke rumah sakit Basemah untuk pertolongan. Namun korban menghembuskan napas terakhir pukul 07.00 WIB," ujar Kanit Intel Polsek Pagaralam Selatan, Aipda Andika Satria, Senin (8/2/2021).

1. Dari hasil visum tidak ada tanda kekerasan

Wiyoto Meninggal Setelah Hipotermia dan Sesak Napas di Gunung DempoKorban saat dilakukan visum di RS Basemah (IDN Times/istimewa)

Menurut Satria, dari hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Jenazah pun langsung diantarkan ke pihak keluarga di Kelurahan Berlian Makmur, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).

"Kita sudah minta keterangan dari saksi-saksi. Secara administratif mereka lengkap, Surat Izin, pemberitahuan baik Polres maupun Polsek serta Pos Pantau, kemudian surat izin dan surat keterangan sehat," jelas dia.

Baca Juga: Petik Tanaman di Gunung Dempo, 10 Pendaki Kena Blacklist

2. Korban diduga alami gejala hipotermia

Wiyoto Meninggal Setelah Hipotermia dan Sesak Napas di Gunung DempoPemakaman mahasiswa PGRI yang meninggal saat diksar (IDN Times/istimewa)

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum Palaspa Arif Rahman menjelaskan, korban Muhammad Wiyoto atau yang kerap disapa Koja, berangkat ke Pagar Alam dari Palembang untuk mengikuti diksar. Korban beserta delapan rekan anggota baru dan para senior berjumlah 20 orang, berangkat pada 1 Februari 2021 lalu.

Pada hari keempat diksar, Jumat (5/2/2021), almarhum mengeluh sesak napas. Saat itu dirinya tengah membuat api unggun dan menghirup asap perapian. Kondisi tersebut membuat tubuhnya drop dan merasa sesak napas.

"Saat itu dia sedang ikut materi survival, kemudian kondisi almarhum down seperti orang linglung, berguling-guling sendirian di bebatuan. Kemudian kembali mendekat api lalu menghancurkan Bivak alam peserta." ungkap Arif.

3. Panitia sempat berikan pertolongan pertama

Wiyoto Meninggal Setelah Hipotermia dan Sesak Napas di Gunung DempoPemakaman mahasiswa PGRI yang meninggal saat diksar (IDN Times/istimewa)

Sekitar pukul 03.00 WIB, Koja kembali mengalami sakit yang sama. Dirinya mengalami kedinginan dan sempat mendapatkan pertolongan pertama dari pihak panitia. Karena kondisi korban yang semakin turun, mereka memutuskan untuk membawanya ke RS terdekat.

"Pada Sabtu sekitar pukul 05.30 WIB langsung dievakuasi ke UGD RS Besemah Pagar Alam dengan mobil sendiri. Setengah jam perjalanan dan sesampainya di RS pukul 06.50 WIB sempat diberikan pertolongan sebelum dinyatakan meninggal dunia," beber dia.

4. Pihak rektorat ucapkan duka dan serahkan korban ke keluarga

Wiyoto Meninggal Setelah Hipotermia dan Sesak Napas di Gunung DempoPemakaman mahasiswa PGRI yang meninggal saat diksar (IDN Times/istimewa)

Jenazah korban telah diserahkan ke pihak keluarga, Minggu (7/2/2021), dan langsung dimakamkan sekitar pukul 10.00 WIB. Rektor Universitas PGRI Palembang, Dr Bukman Lian, hadir secara langsung mendampingi pihak keluarga.

"Kami mewakili pihak kampus mengucapkan belasungkawa sebesar-besarnya atas meninggalnya anak kami Amad saat mengikuti kegiatan kampus di Pagar Alam," kata Bukman.

Baca Juga: Kematian Fikhri-Jumaidi di Gunung Dempo, Disebut Keluarga Tak Wajar

5. Pihak keluarga terima kematian korban

Wiyoto Meninggal Setelah Hipotermia dan Sesak Napas di Gunung DempoIlustrasi jenazah. (IDN Times/Sukma Shakti)

Perwakilan pihak keluarga, Yantris Mansyah menuturkan, dirinya selaku perwakilan mengaku telah menerima kenyataan bahwa korban meninggal. Dirinya juga telah memastikan tidak ada tanda kekerasan saat menjemput jenazah korban.

"Kami ikhlas dan menerima dengan lapang dada. Pihak kampus juga bertanggung jawab memulangkan jenazah dari Pagar Alam ke rumah duka," tutup dia.

Baca Juga: 11 ABG Kena Sanksi Dilarang Mendaki Gunung Dempo Selama 2 Tahun

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya