Waspada Bencana Saat Musim Hujan, Pemprov Sumsel Gelar Apel Siaga

Banjir, longsor, dan angin kencang masih jadi momok

Palembang, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Pemprov Sumsel) mempersiapkan pengamanan dan kesiapan menghadapi bencana alam akibat musim hujan. Sebab, ada 12 kabupaten dan kota di Sumsel masuk dalam radar Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sebagai wilayah rawan terjadi pergeseran tanah yang dapat mengakibatkan longsor.

Selain itu, beberapa wilayah juga dikhawatirkan terjadi banjir bandang karena faktor geografis yang ada.

"Semua peristiwa alam tersebut sebenarnya peristiwa alam biasa namun, jika tidak dipersiapkan dapat menjadi bencana. Maka dari itu kita lakukan upaya pemetaan daerah rawan bencana serta sosialisasi ke masyarakat," ungkap Gubernur Sumsel, Herman Deru, saat membuka apel Kesiapsiagaan Terpadu Dalam Rangka Antisipasi Bencana Alam di Sumsel, Senin (9/11/2020).

1. Petakan wilayah rawan bencana di Sumsel

Waspada Bencana Saat Musim Hujan, Pemprov Sumsel Gelar Apel SiagaHerman Deru cek alat penanganan bencana (IDN Times/istimewa)

Deru menjelaskan, pihaknya memetakan dua wilayah Sumsel menjadi bagian Barat dan Timur yang memiliki tingkat kerawanan. Sumsel bagian barat yang memiliki faktor geografis dataran tinggi, memiliki kerawanan bencana longsor dan banjir. Sedangkan bagian Timur berpotensi terjadi banjir dan angin puting beliung, terutama di kawasan hamparan terbuka.

"Bencana ini bisa terjadi karena kondisi alam terdegradasi dan berkurangnya daya dukung alam, seperti pengerusakan hutan, pertambangan, dan banyaknya masyarakat membuang sampah sembarangan," jelas dia.

Baca Juga: Walhi Sumsel Kritisi Pemerintah yang Lamban Mitigasi Bencana Alam

2. Perubahan cuaca sudah telan 11 nyawa di Sumsel

Waspada Bencana Saat Musim Hujan, Pemprov Sumsel Gelar Apel SiagaGubernur Sumsel, Herman Deru (IDN Times/Humas Pemprov Sumsel)

Pengaruh perubahan cuaca atau bencana hidrometeorologi sudah memakan korban dalam waktu terakhir. Beberapa pihak bahkan telah memprediksi perubahan cuaca dari musim kemarau ke hujan yang berlangsung hingga bulan Maret 2021.

"Termasuk tambang ilegal kemarin di Muara Enim, menyebabkan 11 orang harus meregang nyawa akibat tertimbun longsor," jelas dia.

Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, TNI, Polri dan instansi terkait, akan dikerahkan untuk membantu melakukan sosialisasi serta penanganan bencana.

"Siapa yang terdekat, maka dia yang harus bertindak cepat. Kalau ada yang terlambat maka nyawa masyarakat bisa terancam," jelas dia.

3. Sudah 149 kejadian bencana tercatat di tahun 2020

Waspada Bencana Saat Musim Hujan, Pemprov Sumsel Gelar Apel SiagaKapolda Sumsel, Pangdam II Sriwijaya dan Gubernur Sumsel cek kesiapan hadapi bencana (IDN Times/Pemrov Sumsel)

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD, Ansori mencatat, sudah ada 149 kali bencana alam di Sumsel selama tahun 2020. Bencana itu didominasi kebakaran rumah penduduk 70 kali, lalu banjir 39 kali, longsor 16 kali, 11 puting beliung, 10 kali banjir bandang dan tiga kali kecelakaan perahu motor.

Dampak bencana alam tersebut membuat 9.322 rumah terendam, 28 unit jembatan putus, 281 hektare (ha) kebun terendam, 5.319 ha sawah terendam dan 115 meter jalan putus akibat longsor.

"Bencana tersebut mengakibatkan 15.733 kepala keluarga atau 19.507 jiwa menderita," ujar dia.

4. Musim hujan 2020-2021 diprediksi lebih lebat

Waspada Bencana Saat Musim Hujan, Pemprov Sumsel Gelar Apel SiagaHerman Deru cek alat penanganan bencana (IDN Times/Pemprov Sumsel)

Kepala Stasiun Meteorologi Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Desindra Deddy Kurniawan mengakui, saat ini Sumsel menghadapi perubahan cuaca akibat pengaruh La Nina.

Pihaknya memprediksi hujan akan terjadi hingga 2021 memiliki intensitas yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Masyarakat diingatkan untuk waspada terhadap angin kencang dan banjir akibat pergantian musim tersebut.

"Musim hujan lalu curah hujannya sangat rendah cenderung kering. Tahun ini cukup lebat," tutup dia.

Baca Juga: Perempuan dan Anak Rentan Saat Terjadi Bencana, KPPPA Bikin Pedoman

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya