Waspada Banjir, BPBD Ingatkan Dataran Tinggi dan Sungai di Sumsel

BMKG lihat Intensitas hujan di Sumsel bagian Barat tinggi

Palembang, IDN Times - Intensitas hujan yang tinggi di wilayah Sumatra Selatan (Sumsel) belakangan, mengakibatkan permukaan air di sungai meluap. Beberapa daerah telah dinyatakan mengalami banjir, akibat air kiriman dari wilayah dataran tinggi serta hujan yang turun di wilayah tersebut. Perubahan cuaca dari kemarau ke musim hujan tersebut juga dipengaruhi La Nina.

"BMKG telah mengingatkan perubahan cuaca dan mengantisipasi bencana hidrometeorologi, yakni longsor dan banjir akibat peningkatan intensitas hujan yang tinggi terutama di wilayah Barat Sumsel," ungkap Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori, Senin (2/11/2020).

1. Sebanyak 102 warga terpaksa mengungsi di Muara Enim

Waspada Banjir, BPBD Ingatkan Dataran Tinggi dan Sungai di SumselIlustrasi banjir (IDN Times/Arief Rahmat)

Ansori mencatat, kasus terakhir bencana alam terjadi di wilayah Sumsel terjadi di Desa Ujan Mas Baru, Kabupaten Muara Enim, Jumat (30/10/2020) lalu. Bencana itu disebabkan hujan yang terus mengguyur sekitar empat jam. Banjir bandang menerjang permukiman warga.

"Banjir bandang itu terjadi karena luapan anak Sungai Mampur akibat debit air meningkat lantaran hujan," jelas dia.

Sebanyak 102 warga terdampak banjir harus mengungsi. Selain itu, banjir juga mengakibatkan jalan raya mengalami perbaikan lebih dulu karena rusak.

"Selain jalan, ada lima rumah juga yang mengalami kerusakan akibat banjir bandang. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian, dapur umum pun sempat didirikan," jelas dia.

Baca Juga: Gawat, Staf BPBD Pakai Alat Deteksi Tsunami Buat Nonton YouTube

2. Baru Muara Enim tetapkan wilayah siaga banjir dan longsor

Waspada Banjir, BPBD Ingatkan Dataran Tinggi dan Sungai di SumselKepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan, Ansori (IDN Times/Rangga Erfizal)

Ansori menambahkan, dalam dua pekan terakhir di Oktober tercatat telah terjadi dua kali kasus banjir di dua wilayah. Yakni Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan dan Muara Enim. Namun baru Muara Enim yang telah menetapkan siaga bencana banjir serta longsor.

"Untuk wilayah OKU Selatan kemarin, banjir tidak mengancam warga namun banyak perkebunan yang terendam akibat banjir," jelas dia.

3. Dataran tinggi dan rendah rawan bencana

Waspada Banjir, BPBD Ingatkan Dataran Tinggi dan Sungai di SumselIlustrasi banjir (IDN Times/Arief Rahmat)

Kepala Seksi Data Dan Informasi Stasiun Klimatologi Kelas I Palembang, Nandang Pangaribowo, membenarkan perubahan cuaca akan berdampak ke masyarakat. Pihaknya memprediksi musim hujan akan mengalami puncak dalam beberapa bulan ke depan hingga Maret 2021. Warga harus tetap waspada karena bencana dapat terjadi suatu saat.

"Sejumlah bencana bisa saja mengintai. Dataran tinggi ada banjir bandang dan longsor, serta di dataran rendah ada angin kencang, dan banjir dalam jangka waktu lebih lama," jelas dia.

Baca Juga: Walhi Sumsel Kritisi Pemerintah yang Lamban Mitigasi Bencana Alam

4. Intensitas dataran tinggi dapat mencapai 400 mm per bulan

Waspada Banjir, BPBD Ingatkan Dataran Tinggi dan Sungai di SumselIlustrasi banjir (IDN Times/Sukma Shakti)

Nandang menuturkan, data dasarian II Oktober 2020 menunjukan hujan sudah merata mengguyur wilayah Sumsel. Rata-rata intensitas hujan sedang dan lebat mencapai 150 milimeter-300 milimeter (mm) per bulan. Namun untuk wilayah dataran tinggi di Sumsel, intensitas hujan mengalami intensitas yang tinggi hingga 400 mm per bulan.

"Fenomena ini terjadi lantaran adanya belokan masa udara akibat pertemuan antara monsun Asia dan Monsun Australia dan tekanan rendah di laut Cina Selatan. Belokan masa udara ini ini berdampak pada meningkatnya curah hujan. Bagian barat Sumsel harus waspada karena miliki tingkat intensitas hujan tinggi," tutup dia.

Baca Juga: Kepala BNPB Minta Warga Bersiaga Hadapi Dampak La Nina

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya