Tolak Divaksin, Ahli Mikrobiologi Sumsel Ungkap Sejumlah Alasan

Pemerintah diminta ungkap hasil uji Biofarma dan EUA BPOM

Palembang, IDN Times - Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengirim 30.063 dosis vaksin Sinovac asal Tiongkok untuk tenaga medis di Sumatra Selatan (Sumsel). Namun, distribusi vaksin ke tujuh kabupaten dan kota masih tertahan lantaran hasil uji klinis vaksin belum keluar.

Direktur Utama Rumah Sakit Pusri, Profesor Yuwono mengungkapkan, dirinya enggan disuntik jika uji klinis oleh PT Biofarma dan layak edar dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) belum dipublikasi.

"Sesuai dengan sumpah dokter, yang utama jangan bikin celaka. Saya sebenarnya siap sedia untuk disuntik dan menyuntik. Hanya saja diperlukan bukti ilmiah jika vaksin tersebut aman bagi masyarakat. Kalau ditanya apakah Yuwono siap disuntik, saya siap kalau ada hasil ilmiahnya," ungkap Yuwono, Selasa (5/1/2021).

1. Sinovac belum ada hasil uji klinis

Tolak Divaksin, Ahli Mikrobiologi Sumsel Ungkap Sejumlah AlasanPenyaluran vaksin di Sumatra Selatan (IDN Times/Rangga Erfizal)

Yuwono menjelaskan, vaksin Pfizer yang diuji di Amerika dan Inggris sebelum dilakukan penyuntikan, telah teruji secara klinis dan diumumkan memiliki tingkat efektifitas 95 persen. Sedangkan vaksin Sinovac menurutnya belum teruji sampai hari ini. Ia menegaskan, vaksin sinovac patut dipertanyakan keampuhannya melawan virus.

"Vaksin ini sudah kebijakan pemerintah, artinya kita rakyat ikut dan patuh. Tapi secara ilmiah, Sinovac belum mengeluarkan hasil efektivitas atau kemanjuran dan keamanan sampai hari ini," jelas dia.

Baca Juga: Belum Ada Label Biofarma, Distribusi Vaksin di Sumsel Tertunda 

2. Vaksin tidak bisa sembarangan, genetika manusia berbeda

Tolak Divaksin, Ahli Mikrobiologi Sumsel Ungkap Sejumlah AlasanDistribusi vaksin di Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Meski di Brazil dan Turki telah melakukan uji vaksin, Yuwono menilai tidak berarti ketika disuntik untuk orang Indonesia akan efektif. Pasalnya, genetika antara orang Indonesia, Brazil dan Turki berbeda-beda. Menurutnya perlu dikeluarkan hasil analisis yang dilakukan di Bandung beberapa waktu lalu, sehingga masyarakat tenang saat vaksinasi.

"Saya bingung kok tiba-tiba vaksin sudah didistribusikan dan siap disuntikan tanggal 14 Januari 2021. Padahal belum ada Emergency Use Authorization (EUA) atau otorisasi penggunaan darurat dari BPOM. Umumkan saja mau berapa pun efektifitasnya, kalau cuma 60 persen umumkan, kita bisa menjadikan itu dasar," jelas dia.

3. Kriteria orang yang dilarang untuk divaksin

Tolak Divaksin, Ahli Mikrobiologi Sumsel Ungkap Sejumlah AlasanPenyaluran vaksin sinovac tahap pertama di Sumatra Selatan (IDN Times/Rangga Erfizal)

Ahli Mikrobiologi Universitas Sriwijaya (Unsri) ini juga mengungkapkan tidak semua orang bisa disuntik vaksin. Pada prinsipnya, orang yang divaksinasi adalah mereka yang sehat. Sedangkan bagi yang sakit seperti auto imun akan berbahaya. Begitu juga orang yang mengalami sakit diabetes atau kencing manis dan darah tinggi.

"Kalau cuma alergi saja silakan divaksin, itu tidak masalah. Kecuali kamu demam, gak boleh divaksin," jelas dia. 

Baca Juga: Harnojoyo Siap Divaksin, Ahli Mikrobiologi Sumsel: Hati-hati

4. Hal yang perlu diperhatikan pasca vaksinasi

Tolak Divaksin, Ahli Mikrobiologi Sumsel Ungkap Sejumlah AlasanDistribusi vaksin di Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Usai divaksin, penerima akan disuruh menunggu selama 30 menit dan tidak meninggalkan fasiltas kesehatan (Faskes). Selama itu juga orang yang divaksinasi akan mendapat pengawasan. Umumnya, pasca imunisasi akan muncul gatal-gatal dan nyeri.

"Secara logika orang yang divaksin sudah terhindar dari virus. Namun tetap lakukan 3M dan pola hidup sehat," tutup dia.

5. Dinkes tunggu penyaluran kuota vaksin nakes

Tolak Divaksin, Ahli Mikrobiologi Sumsel Ungkap Sejumlah AlasanIlustrasi Petugas medis mengambil sampel antigen (IDN Times/Rangga Erfizal)

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Lesty Nuraini sebelumnya mengatakan, vaksin Sinovac untuk Sumsel datang secara bertahap. Pada vaksinasi tahap pertama ini, pihaknya mengajukan 51.149 dosis namun yang dikirim hanya 30.063 dosis.

"Selanjutnya vaksin akan datang Kamis mendatang untuk memenuhi permintaan. Tetapi kita masih tunggu berapa yang akan diberikannya. Saat ini vaksin disimpan di Gudang Vaksin milik Dinkes Sumsel agar aman," tutup dia.

Baca Juga: Tak Mau Ganggu APBD, Sumsel Bakal Beli Vaksin Pakai Dana CSR BUMN

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi
  • Hidayat Taufik

Berita Terkini Lainnya