Tangani Dampak Karhutla, Dinkes Sumsel Dirikan Rumah Singgah 

Puskesmas dimaksimalkan untuk posko pemeriksaan kesehatan

Palembang, IDN Times -Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel mendirikan rumah singgah di area Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang, dekat dengan kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sumsel, Ferry Yanuar, pembuatan rumah singgah tersebut untuk pencegahan bila terjadi kondisi membahayakan dari penumpang pesawat.

"Rumah singgah ini memiliki daya tampung sekitar 20 hingga 30 orang. Baik warga maupun penumpang bisa mengaksesnya," ujar Ferry, saat ditemui di Kantor Dinkes Sumsel, Senin (14/10).

1. Rumah Singgah terbuka untuk masyarakat dan penumpang

Tangani Dampak Karhutla, Dinkes Sumsel Dirikan Rumah Singgah IDN/Istimewa

Ferry mengungkapkan, rumah singgah tersebut difasilitasi dokter dan dua perawat yang standby. Kemudian, dilengkapi dengan peralatan pernapasan yang disediakan Dinkes Sumsel untuk mengantisipasi , seandainya ada penumpang atau masyarakat yang mengalami gangguan pernapasan akibat kabut asap.

"Kami siapkan tenaga dan alatnya. Konsepnya untuk masyarakat yang baru tiba atau terdampak saat akan berangkat," ungkap dia.

2. Dinkes maksimalkan penggunaan puskesmas

Tangani Dampak Karhutla, Dinkes Sumsel Dirikan Rumah Singgah IDN/Istimewa

Ferry menjelaskan, selain rumah singgah ini, pihaknya tetap memaksimalkan penggunaan puskesmas di seluruh wilayah Sumsel, untuk dibuatkan posko kesehatan bagi masyarakat.

"Posko pelayanan kita banyak. Kita maksimalkan puskesmas, karena puskesmas kita ada 341. Itu sementara sementara untuk posko karhutla. Selama ini kita sudah memaksimalkan puskesmas untuk posko pemeriksaan," jelas dia.

Bagi masyarakat yang mengalami sesak napas, sambungnya, dapat memeriksakan diri secara langsung ke pusat kesehatan terdekat, untuk mengetahui penyakit yang diderita ataupun sebagai proses pencegahan secara dini.

"Kami sarankan, jika ada yang sesak napas segera periksa ke rumah sakit terdekat. Karena, kita belum tahu penyebabnya apa," sambung dia.

Baca Juga: Kondisi Udara Level Bahaya, Disdik Liburkan Sekolah di Palembang 

3. Penderita ISPA di Sumsel mencapai 50.000 orang

Tangani Dampak Karhutla, Dinkes Sumsel Dirikan Rumah Singgah IDN/Istimewa

Terkait tentang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Ferry menuturkan, penyakit tersebut termasuk 10 penyakit yang paling banyak diderita masyarakat Sumsel. Jumlah tersebut fluktuatif tergantung kondisi udara. Bisa-bisa setiap bulannya mencapai 50.000 penderita.

"Saat September lalu data penderita ISPA di Sumsel mencapai 45.000. Untuk bulan Oktober pada minggu pertama kami mencatat sebanyak 7.000 ribu penderita. Kalau memiliki gejala ISPA seperti batuk, pilek bahkan sesak napas, segera ke pelayanan kesehatan terdekat," beber dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya