Tak Terima Korban Mengaku Hamil, Jadi Alasan Prada DP Bunuh Vera

Terdakwa ceritakan semua di depan Majelis hakim dan Oditur

Palembang, IDN Times -Terdakwa Prada Deri Pramana menyatakan, sangat emosi saat mendengar perkataan korban Vera Oktaria (22), yang mengaku hamil pada malam sebelum peristiwa pembunuhan tersebut. 

Menurut terdakwa, hingga saat ini masih terbayang-bayang saat membunuh korban di penginapan Sahabat Mulia. Padahal dirinya sudah tidak bersetubuh dengan korban sekitar lima bulan, sehingga dirinya merasa telah dikhianati oleh korban hingga nekat mengakhiri nyawa Vera.

"Saya kecewa dengar dia ngomong hamil 2 bulan, padahal selama lima bulan saya pendidikan di Lahat kami tidak pernah berkomunikasi dan saya emosi sampai bertindak di luar kontrol," ucap terdakwa, pada sidang dengan agenda pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis (15/8).

1. Saat sidang, terdakwa terus diingatkan untuk selalu mengambil sikap sempurna

Tak Terima Korban Mengaku Hamil, Jadi Alasan Prada DP Bunuh VeraIDN Times/Rangga Erfizal

Dalam persidangan Oditur Militer I-05 Palembang, Mayor D Butar Butar beberapa kali mengingatkan terdakwa Deri, untuk bersikap sempurna dan tidak menunduk. Namun, dalam beberapa kali juga terdakwa tak kuasa menahan sedihannya saat menceritakan ketika dia menghabisi Vera.

Terdakwa Deri menceritakan, sengaja nekad kabur dari pendidikan di Rindam II/SWJ Baturaja, demi ingin menemui korban Vera Oktaria. Berikutnya, terdakwa pun iseng menghubungi nomor saudari korban Vera.

"Tanggal 7 Mei saya hubungi Vera, lalu dibalas dan akhirnya kami ketemuan jam 22.00 WIB. Ketemunya di daerah Kertapati Palembang," ujar dia.

2. Modus ajak korban bertemu keluarga terdakwa

Tak Terima Korban Mengaku Hamil, Jadi Alasan Prada DP Bunuh VeraIDN Times/Rangga Erfizal

Usai bertemu dengan korban Vera, terdakwa Deri memutuskan mengajak Vera ke rumah bibinya bernama Elsa, di Lubuk Karet Betung, Banyuasin. Dalam perjalanan, korban sempat meminta terdakwa Deri untuk memutar arah ke Palembang, namun ditolak oleh Deri.

Karena terdakwa Deri berkilah lupa dimana rumah bibinya, akhirnya mereka menuju Musi Banyuasin (Muba), tepatnya Simpang Hindoli, ke sebuah penginapan Sahabat Mulia yang menjadi tempat terakhir kehidupan Vera.

Keduanya menyewa sebuah kamar dilantai dua penginapan kamar 06. Lalu berlanjut dengan hubungan badan. Usai berhubungan badan pertama, terdakwa Deri sempat menghidupkan rokok lalu terjadilah cekcok di antara keduanya. Melihat kekasihnya yang tak biasa merokok, korban pun marah dan menampar Deri. Namun setelah meminta maaf mereka berbaikan dan kembali melakukan hubungan badan untuk kedua kalinya.

"Setelah itu saya mau pinjam HP nya dan setelah saya hidupkan ternyata tak bisa dibuka karena sandi sudah berubah. Saya tanya, dia marah ngomong mau enaknya saja, kapan saya dinikahi, karena saya sudah hamil 2 bulan," ucap Deri.

3. Siksa korban sebelum dimutilasi

Tak Terima Korban Mengaku Hamil, Jadi Alasan Prada DP Bunuh VeraIDN Times/Rangga Erfizal

Perkataan hamil itulah, yang membuat terdakwa Deri berubah pikiran terhadap kekasihnya tersebut. Dari rasa cinta, membuat terdakwa khilaf dan membenturkan kepala kekasihnya beberapa kali ke dinding hingga lemas. Lalu membekap menggunakan bantal, sambil mencekik leher dengan tangan kirinya hingga tubuhnya tidak bergerak lagi.

Mengetahui Vera sudah meninggal, terdakwa Deri tidak kehabisan akal dirinya berusaha menghilangkan jejak kekasihnya tersebut dengan memutilasi badan kekasihnya tersebut. Dirinya keluar dari kamar penginapan dan mencari alat pemotong di gudang sehingga ketemu gergaji. Gergaji itulah yang digunakan untuk memotong tangan Vera.

"Korban saya bawa ke kamar mandi dan saya gergaji tangannya, tapi gergajinya patah. Lalu saya teringat rumah Dodi (paman terdakwa) di Sungai Lilin dan saya pergi ke sana. Tetapi di jalan gergaji yang dibalut pakai baju saya buang di sungai saat dalam perjalanan," jelas dia.

Baca Juga: Jiwa Terdakwa Prada DP Sehat, Saksi: Dia Sadar Apa yang Dilakukannya

4. Terdakwa sempat cari solusi untuk menghilangkan jejak

Tak Terima Korban Mengaku Hamil, Jadi Alasan Prada DP Bunuh VeraIDN Times/Rangga Erfizal

Usai sampai di rumah pamannya tersebut, Deri mulai bercerita tentang aksi nekadnya membunuh dan memotong tubuh Vera. Dodi sempat marah hingga akhirnya ia memberikan kantong plastik besar untuk di pakai membungkus potongan tangan Fera, sambil mencari solusi agar ia bisa menghilangkan jejak.

"Saat kembali ke penginapan saya mampir membeli gergaji dan di kamar mandi saya kembali memotong tangan kanan Fera hingga lepas. Tapi saat dikencangkan untuk memotong tangan kiri, gergaji patah lagi sehingga saya kembali ke rumah Dodi, tapi di sana tidak ada orang," jelas dia.

Akhirnya, Deri memiliki ide untuk membeli koper dengan tujuan memasukkan tubuh korban Vera. Sayangnya, koper itu tidak muat untuk ukuran badan kekasihnya tersebut.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya