Sebanyak 2.188 Balita di Sumsel Terpapar ISPA, Dampak Asap Atau Imun?

Dinkes imbau kurangi kegiatan di luar ruangan

Palembang, IDN Times -Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel mencatat, selama Agustus hingga awal September 2019 ini, ada sekitar 2.188 bayi di bawah lima tahun (balita) yang terpapar Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). 

Menurut Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sumsel, Mulyono, rendahnya daya tahan tubuh balita dibanding orang dewasa menjadi penyebab tingginya balita menderita ISPA.

"Selain faktor lingkungan, faktor udara yang tak sehat juga bisa menjadi penyebabnya," ujar Mulyono, Rabu (11/9).

1. Palembang daerah tertinggi pengidap ISPA pada balita

Sebanyak 2.188 Balita di Sumsel Terpapar ISPA, Dampak Asap Atau Imun?IDN/Istimewa

Mulyono mengungkapkan, Kota Palembang menjadi daerah tertinggi penyebaran ISPA pada anak-anak usia di bawah satu tahun mencapai 276 orang. Sementara untuk umur satu tahun hingga lima tahun mencapai 819 orang.

Berikutnya Kabupaten Pali mencapai total 55 orang, dengan rincian anak di bawah satu tahun 23 orang dan usia satu sampai lima tahun mencapai 32 orang. Musi Banyuasin (Muba) mencapai 375 orang, dengan rincian usia di bawah satu tahun 89 orang dan usia satu sampai lima tahun 286.

Muaraenim yang terpapar mencapai 180 orang, 51 orang usia di bawah satu tahun dan 129 orang usia di atas lima tahun. Terakhir Ogan Ilir dengan total 483 orang, 142 penderita di usia bawah satu tahun, lalu sebanyak 341 penderita usia satu sampai lima tahun.

"Selain imunitas, faktor lingkungan dan udara yang tidak sehat pun jadi penyebab balita mudah terserang penyakit termasuk ISPA," ungkap dia.

Baca Juga: Palembang Berkabut Asap, Disdik Sumsel segera Revisi Jadwal Sekolah

2. Masyarakat diminta melapor jika ada tanda-tanda ISPA

Sebanyak 2.188 Balita di Sumsel Terpapar ISPA, Dampak Asap Atau Imun?IDN Times/Rangga Erfizal

Mulyono melanjutkan, penderita ISPA pada balita dan bayi ini meningkat sebanyak 44 persen. Jumlah tersebut belum di total dari seluruh 17 kabupaten/kota yang ada di Sumsel, karena belum seluruhnya mengirimkan laporan.

Diketahui jug, kalau 5 kabupaten/kota tersebut dalam satu bulan terakhir paling banyak terdampak asap akibat karhutla. Atas dasar itulah, pihaknya meminta kepada masyarakat untuk melaporkan kalau ada keluhan akan penyakit tersebut.

"Bila terjadi peningkatan kasus ISPA, Pneumonia, Konjutivitis, diare dan lain-lain, untuk dilakukan surveilans (pengawasan) kesehatan di daerah tersebut dan melakukan langkah pengendalian dengan cermat," ujar dia.

Baca Juga: Kabut Asap Menebal, Jadwal Masuk Siswa SMA Palembang Pukul 08.00WIB 

3. ISPA bisa terkena tanpa kabut asap, masyarakat diminta mandiri atasi kesehatan

Sebanyak 2.188 Balita di Sumsel Terpapar ISPA, Dampak Asap Atau Imun?IDN Times/Rangga Erfizal

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nurainy menjelaskan, pihaknya sudah memberikan arahan bagi masyarakat untuk mengurangi segala aktivitas di luar ruangan, terutama anak-anak, karena rentan terkena penyakit ISPA. 

Dinkes juga, sambung Lesty, sudah mengedukasi masyarakat dan menyosialisasikan bahwa masyarakat harus mandiri akan masalah kesehatannya. Mulai dari mengurangi kegiatan di luar dan gunakan masker.

"Nah kemudian untuk yang memiliki risiko tinggi, asma dan jantung diharapkan hati-hati. Kalau ada tanda-tanda gejala segera ke dokter. Kita sudah mengeluarkan edaran dalam menghadapi kabut asap. Walaupun tidak ada asap, ISPA itu bisa tetap terkena," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya