Salat Ied di Masjid Agung, Tradisi Turun Temurun Warga  Palembang

Jemaahnya hingga menutupi Jembatan Ampera

Palembang, IDN Times - Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo, menjadi pusat atau titik bertemunya semua masyarakat Palembang, di setiap Salat Idul Fitri dan Iduladha. 

Biasanya, sejak pukul 05.30 WIB warga mulai memadati kawasan masjid hingga keluar sampai kawasan Jembatan Ampera. Kebanyakan jemaah yang hadir datang bersama keluarga untuk melaksanakan salat.

1. Salat di Ampera sudah menjadi tradisi keluarga

Salat Ied di Masjid Agung, Tradisi Turun Temurun Warga  PalembangIDN Times/Rangga Erfizal

Ardiyansyah (20), warga Palembang mengatakan, mereka sekeluarga sengaja memilih salat di masjid terbesar di Sumsel itu, karena sudah menjadi tradisi keluarga. Apalagi, momen salat ied ini hanya satu kali dalam setahun, jadi tidak disia-siakannya untuk beribadah, sekaligus menyaksikan agenda pemotongan hewan kurban.

"Saya setiap Iduladha ataupun Idul Fitri selalu melaksakanakan salat di sini. Salatnya juga diluar kawasan Ampera, karena lebih banyak tempat. Kalau di dalam harus dari jam 05.00," ujar Ardiyansyah, saat dibincangi IDN Times usai melaksanakan salat Idul Adha di kawasan Ampera, Minggu (11/8).

2. Masjid Agung bisa mempertemukan sahabat lama

Salat Ied di Masjid Agung, Tradisi Turun Temurun Warga  PalembangIDN Times/Rangga Erfizal

Momen melaksanakan salat Ied ini juga menjadi ajang silaturahmi, karena masyarakat dapat bertemu sanak saudara, ataupun teman lama yang sudah jarang bertemu. Tidak jarang, Adriyansah bertemu dengan teman-teman masa kecilnya. Menurutnya, hal itu menjadi nilai lebih untuk melaksanakan salat di masjid Agung Palembang.

"Kadang ya ketemu juga teman masa kecil atau kerabat yang sudah Lama tidak ketemu. Mungkin karena jemaahnya ngumpul di sini jadi satu," jelas dia.

3. Warga ingin menyaksikan pemotongan hewan kurban

Salat Ied di Masjid Agung, Tradisi Turun Temurun Warga  PalembangIDN Times/Rangga Erfizal

Sementara, bagi Tamrin (12), usai Salat Iduladha di Masjid Agung ini mereka bisa menyaksikan langsung pemotongan hewan kurban. Karena, banyak orang-orang besar termasuk Presiden RI sekalipun akan mengurbankan hewannya di masjid ini.

"Sapinya besar-besar di sini, kami ingin lihat hewan kurban. Jadi kami ramai-ramai ke sini jalan kaki," ungkap warga lorong Asam, 9 Ulu Palembang itu, seraya mengatakan salat di Masjid Agung bersama delapan teman seusianya.

Baca Juga: Bagi Peserta Arisan Hewan Kurban, Sebaiknya Cermati Beberapa Hal Ini

4. Ramainya jemaah Masjid Agung dimanfaatkan warga berjualan mainan dan makanan anak-anak

Salat Ied di Masjid Agung, Tradisi Turun Temurun Warga  PalembangIDN Times/Rangga Erfizal

Ramainya masyarakat yang salat di Masjid Agung ini, juga dimanfaatkan warga sekitar untuk menggelar dagangannya. Seperti balon mainan anak-anak, gulali, pempek, hingga aneka minuman.

Para penjual tersebut datang ke Masjid Agung, sebelum dimulainya salat Iduladha. Karena seusai salat, banyak jemaah yang kadang langsung mengerumini dagangan mereka. 

"Lumayan, setiap hari raya pasti ramai yang beli sehabis salat. Ini juga tinggal sedikit," ungkap Rahmat (34), pedagang Pempek di sekitar Masjid Agung, Palembang.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya