Rhoma Irama Gencar Ajak Pedagang Pasar di Palembang Ikut Vaksin

Banyak pedagang awalnya takut vaksin karena cerita hoaks

Palembang, IDN Times - Kepala Pasar Cinde Palembang, Rhoma Irama, gencar mengajak para pedagang agar mau mendapat vaksinasi tahap pertama bagi pelayan publik. Sebab saat pertama sosialisasi, pedagang mengaku enggan disuntik karena terpengaruh cerita hoaks mengerikan soal vaksin.

"Mereka bercerita dengar banyak yang disuntik meninggal, kejang-kejang, atau bahannya yang tidak halal. Tapi setelah kita beri masukan, diberi tahu keamanan dan fungsi vaksin, akhirnya mereka mau," ujar Rhoma Irama, Rabu (3/3/2021).

1. Awalnya hanya 20 pedagang yang mau vaksinasi

Rhoma Irama Gencar Ajak Pedagang Pasar di Palembang Ikut VaksinProses vaksinasi pedagang pasar Cinde (IDN Times/Rangga Erfizal)

Awalnya, para pedagang yang mau vaksinasi hanya sekitar 20 orang. Namun setelah sosialisasi, ada 253 pedagang yang bersedia. Selama sepekan, ia bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel berkeliling melakukan pendataan.

"Dinkes juga memberikan sosialisasi dari sisi medis mengenai baiknya vaksinasi bagi tubuh. Setidaknya pedagang tidak lagi takut untuk berinteraksi dengan pembeli saat berdagang," tutur dia.

Baca Juga: Pedagang Cinde Palembang Lebih Takut Jarum Vaksin Ketimbang Jarum Tato

2. Alasan pedagang menolak vaksin karena hoaks dan komorbit

Rhoma Irama Gencar Ajak Pedagang Pasar di Palembang Ikut VaksinPedagang pasar Cinde Palembang jalani penyuntikan vaksin (IDN Times/Rangga Erfizal)

Rhoma menjelaskan, ia sempat kesulitan meyakinkan pedagang yang tetap pada pendirian menolak vaksin. Namun setelah dicari tahu, beberapa dari mereka yang menolak memiliki penyakit penyerta.

"Kendala tetap dua itu, banyak termakan hoaks dan memiliki penyakit penyerta," jelas dia.

3. Alasan pedagang menolak vaksin karena sudah terdaftar di kelurahan

Rhoma Irama Gencar Ajak Pedagang Pasar di Palembang Ikut VaksinIkhman jalani penyuntikan vaksin tahap pertama (IDN Times/Rangga Erfizal)

Seorang pedagang yang tidak mendapat vaksin, Antoni Salim (68), membantah jika dirinya menolak karena termakan hoaks. Dirinya justru absen lantaran telah terdaftar di kelurahan tempat tinggalnya. Demi mengantisipasi data ganda, ia memilih tetap ikut vaksinasi di kelurahan.

"Kami sekeluarga sudah terdata untuk mendapat vaksin oleh petugas Kelurahan 32 Ilir. Nanti biar di sana saja," beber dia.

4. Lebih cepat vaksin justru makin baik

Rhoma Irama Gencar Ajak Pedagang Pasar di Palembang Ikut VaksinJubir gugus tugas percepatan penanggulangan COVID-19 Sumsel, Yusri (IDN Times/Rangga Erfizal)

Kasi Survailens dan Imunisasi Dinkes Sumsel, Yusri menjelaskan, tidak ada paksaan bagi masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi atau menolak. Akan tetapi, pihaknya sangat mengharapkan masyarakat senantiasa bersedia.

"Bila seorang terdata di dua basis pendataan, saat melakukan screening oleh vaksinator akan muncul identitasnya di basis data tersebut. Semua bisa vaksin, bahkan lebih cepat maka lebih baik," tutup dia.

Baca Juga: Dinkes Palembang Targetkan 172 Ribu Lansia Vaksinasi COVID-19 

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya