Pulau Bekas Kamp Tapol di Palembang Akan Disulap Jadi Pantai Buatan

Arkeolog yakini Pulau Kemaro merupakan Benteng Kesultanan

Palembang, IDN Times - Pemerintah Kota Palembang berencana menambah tempat pariwisata baru di Kota Palembang, yang letaknya tepat di pinggiran Sungai Musi. Di atas lahan Pulau Kemaro seluas 79 hektare (ha) itu, Pemkot Palembang berencana membangun pantai pasir buatan dengan luas 70 meter.

"Nantinya akan kita bangun tanggul dan buat pantai buatan persis dengan Pantai Indah Kapuk (PIK). Pasirnya akan kita datangkan dari Pulau Bangka," ungkap Staf Khusus Walikota Palembang Sapri Nungcik, Sabtu (3/4/2021).

Baca Juga: Dinkes Palembang Terima 80 Vial Vaksin AstraZeneca, Tidak untuk Umum

1. Pemkot ingin optimalisasi pembangunan Pulau Kemaro

Pulau Bekas Kamp Tapol di Palembang Akan Disulap Jadi Pantai BuatanBekas peninggalan di Pulau Kemaro Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sapri menjelaskan, untuk tahap awal pembangunan pariwisata baru tersebut, Pemkot Palembang telah membuat sepuluh unit bungalow yang langsung menghadap ke Sungai Musi. Menurut Sapri, di atas pulau rawa tersebut rencananya akan menjadi daya tarik yang menampilkan sawah pasang surut dan berbagai spot permainan.

"Kita ingin menghadirkan nuansa lain di Pulau Kemaro tanpa merusak dan bertentangan dengan budaya," ujar dia.

Sapri menilai, rencana mengoptimalisasi pembangunan di Kemaro dilakukan untuk memperkenalkan pulau itu lebih luas. Selama ini, kata dia, pulau tersebut hanya terkenal dengan wisata budaya dan agama yang terkenal dengan Pagoda sembilan lantai dan Klenteng Hok Tjing Rio.

"Selebihnya gak tahu ada apa di dalamnya. Sejauh ini, kita akan mulai pembangunan dengan CSR PDAM. Bahkan gubernur Sumsel bersedia membantu penimbunan untuk pantai buatan," jelas dia.

2. Peninggalan di Pulau Kemaro

Pulau Bekas Kamp Tapol di Palembang Akan Disulap Jadi Pantai BuatanPulau Kemaro di Palembang (Instagram/1001wisata)

Arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) Sumsel, Retno Purwanti menjelaskan, di Pulau Kemaro sebetulnya banyak terdapat peninggalan dari masa lalu karena pernah tercatat dalam literasi orang tua masa lalu dan kesultanan Palembang Darusallam. Para ahli sejauh ini tengah meneliti kemungkinan gerbang Tameng Ratu berada di Pulau Kemaro.

Dahulunya, Pulau Kemaro dianggap pintu gerbang sebelum orang masuk ke keraton Kuto Gawang--yang berada di kawasan Pusri saat ini. Pada masa lampau orang yang akan berkunjung diperiksa, jika mencurigakan akan diserang di pulau tersebut.

"Kami belum menemukan dimana lokasinya karena sesuai literatur disebutkan, pulau yang menjadi banteng tersebut ada di depan aliran Sungai Komering. Artinya adalah Pulau Kemaro. Hal ini sesuai jika melihat lokasinya yang berdekatan dengan lokasi Keraton Kuto Gawang yang ada di Pusri," ujar dia.

Seiring berjalannya waktu, pulau Kemaro beralih fungsi. Beberapa catatan mengatakan sempat menjadi gudang milik Waskita Karya pada awal tahun 60an. Hal ini terlihat dari kemungkinan adanya sisa peninggalan beton yang diduga untuk membangun jembatan Ampera ataupun bekas Goa peninggalan Jepang.

"Beton-beton ini masih ditelusuri apakah peninggalan Jepang atau digunakan untuk pembangunan di masa awal kemerdekaan," ujar dia.

3. Pulau Kemaro sempat jadi kamp tapol PKI dan karantina sakit PES

Pulau Bekas Kamp Tapol di Palembang Akan Disulap Jadi Pantai BuatanBekas peninggalan di Pulau Kemaro Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Retno mencatat, tim dari Balar sempat melakukan observasi ke lokasi Pulau Kemaro. Mereka mendapati banyak pecahan batu dan keramik dari medio 1960-an. Hal ini menguatkan bahwa Pulau Kemaro juga sempat dijadikan kamp tahanan politik Partai Komunis Indonesia (PKI).

Tak hanya itu saja lokasi tersebut sempat menjadi kamp karantina penyakit PES pada masa Belanda. Pada awal 1970-an setelah kamp ini tidak digunakan lagi, penguasa saat itu mulai menghancurkan kamp-kamp darurat yang ada.

"Dahulunya orang terlibat G30S ditahan di Kemaro. Mereka banyak yang disiksa dan dibunuh di sana. Keterangan ini diperkuat dari cerita dan pecahan-pecahan barang yang ada di Pulau Kemaro," ujar dia.

4. Klaim kamp tapol dan gerbang kesultanan dianggap relevan

Pulau Bekas Kamp Tapol di Palembang Akan Disulap Jadi Pantai BuatanSejarawan Sumsel, Kemas Ari Pandji (IDN Times/Rangga Erfizal)

Senada sejarawan Sumsel, Kemas Ari Panji mengungkapkan, klaim adanya goa Jepang di Pulau Kemaro sejauh ini belum dapat dipastikan kebenarannya. Pasalnya jika melihat klaim bangunan berupa tumpukan batu yang berada di bagian Timur Pulau Kemaro, hal itu perlu diteliti ulang. Pasalnya batu tersebut terlihat modern dengan tekstur masa prakemerdekaan.

"Perlu penelitian lebih lanjut, untuk klaim kamp sejauh ini sangat relevan. Sebab pada masa itu memang para tahanan ditangkap dan disiksa di sana," jelas dia.

Sedangkan untuk klaim soal Gerbang Tameng Ratu, Kemas juga perlu membuktikan lebih jauh. Secara kajian literatur gerbang tersebut terbuat dari kayu, sehingga saat penyerangan Belanda gerbang tersebut habis terbakar.

"Pada masa kesultanan Palembang memang daerah Kemaro dijadikan tempat untuk benteng Kesultanan Palembang Darusallam," jelas dia.

5. Pemkot Palembang diharapkan bisa melibatkan masyarakat pulau

Pulau Bekas Kamp Tapol di Palembang Akan Disulap Jadi Pantai BuatanBekas peninggalan di Pulau Kemaro Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sementara itu, Goni (58), salah satu warga Pulau Kemaro mengungkapkan, dia telah tinggal di sana sekitar 40 tahun lebih. Sebelum pindah ke Kamaro, dia tinggal di daratan Palembang yang berada tak jauh dari pulau tersebut.

Menurutnya, saat tahun 70an awal masyarakat setempat dilarang mendekati Pulau Kemaro. Pulau tersebut juga dijaga Corps Polisi Militer (CPM).

"Dulu kita gak boleh masuk ke sini, setelah tahun 70an saat tidak jadi kamp baru warga mulai masuk pulau itu. Di sana banyak warga yang bertani dan bekerja sebagai nelayan," jelas dia.

Soal rencana Pemkot Palembang membuat tempat wisata baru, masyarakat Pulau Kemaro mengatakan mendukung, namun pihaknya berharap ada kesepakatan bersama antara pemerintah dan warga.

"Kita menurut saja kalau jadi tempat wisata, asalkan ada silahturahmi dulu dengan warga," kata dia. 

Baca Juga: Wawako Berdoa Agar Palembang Masuk Zona Kuning

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya