Perbedaan Vaksin Sinovac dan Bio Farma, Ini Penjelasannya!

Pemilik komorbit dan lansia tidak perlu takut divaksin

Palembang, IDN Times - Vaksin COVID-19 tahap kedua yang didistribusikan oleh PT Bio Farma Bandung, tiba di Palembang siang hari ini, Rabu (24/2/2021). Namun banyak masyarakat yang masih bertanya-tanya, apa perbedaan vaksin produksi Bio Farma di tahap kedua dengan vaksin Sinovac yang digunakan pada tahap pertama?

Berikut rangkuman dari IDN Times mengenai perbedaan vaksin Bio Farma dan vaksin Sinovac tersebut.

1. Vaksin Bio Farma dibuat di pabrik berbeda dengan Sinovac

Perbedaan Vaksin Sinovac dan Bio Farma, Ini Penjelasannya!Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM), Yosef Dwi Irwan (IDN Times/Rangga Erfizal)

Menurut Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM), Yosef Dwi Irwan, tidak ada perbedaan secara spesifik soal vaksin Bio Farma dan Sinovac. Vaksin Bio Farma diracik menggunakan bahan yang serupa dengan Sinovac. Hanya saja, seluruh proses peracikan vaksin dilakukan di Indonesia dengan standar khusus Bio Farma. 

"Seluruh proses pembuatan vaksin tahap pertama dilakukan oleh Sinovac. Sedangkan vaksin yang kedua masih menggunakan bahan dari Sinovac, tetapi sudah diproduksi Bio Farma," ujar dia.

Yosef menjelaskan, izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari vaksin Bio Farma ini juga berbeda dari Sinovac karena diproduksi di tempat berbeda. Dirinya mengatakan, masyarakat tidak perlu ragu karena BPOM telah mengeluarkan EUA untuk vaksin keluaran Bio Farma tersebut.

"Artinya mutu dan soal keamanan dan kehalalan sudah kami keluarkan. Evaluasi mutu tetap kita lakukan, di mana tingkat efikasinya atau tingkat kemanjurannya tetap sama," ujar Yosef.

Baca Juga: Mulai Maret, Vaksin Tahap 2 Menyasar Lansia dan Pekerja Publik

2. Vaksin Bio Farma aman bagi lansia

Perbedaan Vaksin Sinovac dan Bio Farma, Ini Penjelasannya!Pemeriksaan tensi darah penerima vaksin (IDN Times/Rangga Erfizal)

Yosef mengatakan, pihaknya menjamin vaksin Bio Farma bisa digunakan untuk golongan lanjut usia seperti di atas 59 tahun. Hal itu didasarkan hasil uji coba yang telah dimuat dalam Surat Edaran Kementerian Kesehatan (SE Kemenkes).

Hanya saja, pihaknya menyarankan tenaga medis tetap melakukan proses screening secara ketat. Apalagi proses vaksinasi berhadapan langsung dengan usia rentan.

"Nantinya nakes bisa melakukan screening lebih ketat. Jika sebelumnya vaksin tahap pertama dikhususkan untuk usia 18-59 tahun, maka saat ini bisa digunakan untuk usia di atas 59 tahun," jelas dia.

Baca Juga: 4 Alasan Kenapa Lansia Tak Perlu Khawatir Vaksinasi COVID-19

3. Pemilik komorbit tidak perlu ragu vaksin

Perbedaan Vaksin Sinovac dan Bio Farma, Ini Penjelasannya!Vaksinator menunjukkan dosin vaksin yang akan disuntikan ke nakes (IDN Times/Rangga Erfizal)

Vaksin produksi Bio Farma juga aman untuk diberikan kepada penyintas COVID-19, atau orang-orang yang sempat terpapar virus. Namun sebelum penyuntikan, diperlukan screening ketat layaknya lansia.

"Vaksin tahap dua ini bisa digunakan untuk pasien risiko tinggi, penderita komorbit, ibu menyusui, dan penyintas COVID-19 yang sudah sembuh tiga bulan lalu. Masyarakat tidak perlu lagi ragu, karena semua proses kehalalan dan keamanan sudah kami jamin," ujar dia.

4. Mutu dan keamanan selalu dalam pengawasan BBPOM

Perbedaan Vaksin Sinovac dan Bio Farma, Ini Penjelasannya!Distribusi vaksin di Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Selain soal izin, BBPOM Palembang juga mengawasi proses penjagaan mutu dan keamanan vaksin hingga sampai ke masyarakat. Vaksin yang disalurkan harus selalu berada di suhu dua hingga delapan derajat, demi memastikan tidak ada kerusakan di gudang Dinkes hingga ke puskesmas.

"Sejauh ini belum ada pelaporan vaksin rusak di wilayah Sumsel. Kita tetap berkoordinasi sampai proses penyaluran ke Dinkes masing-masing wilayah," tutup dia.

Baca Juga: Begini Cara Mendaftar Vaksinasi COVID-19 Bagi Lansia di Palembang

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya