Nelayan Banyuasin Diseret Buaya, Basarnas Cari Jasad ke Radius 8 Km
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyuasin, IDN Times - Buaya Muara di perairan Sungai Alangan Tikus, Kabuaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel), kembali berulah dengan menerkam seorang nelayan pencari kerang, Senin (8/6). Korban bernama Yanto (30) diseret buaya saat membilas tangkapan kerang di pinggir sungai.
"Kita bersama tim gabungan masih mencari jenazah korban yang dikabarkan hilang sejak Senin lalu, sekitar pukul 17.00 WIB. Informasi yang kita terima, korban ditarik buaya saat mencuci kerang," ungkap Kepala Basarnas Palembang, Hery Marantika, Rabu (10/6).
1. Buaya muara itu muncul tiba-tiba dan menerkam Yanto
Buaya itu diketahui muncul secara tiba-tiba. Korban bersama rekannya tak menyadari kedatangan predator sungai tersebut, hingga langsung menyerang kaki Yanto dan menariknya ke bawah permukaan sungai. Korban sempat berusaha berontak namun gigitan buaya langsung menenggelamkan Yanto.
"Akhirnya setelah kejadian itu keluarga melapor ke kita dan sekarang masih dilakukan pencarian. Ada empat orang saksi yang melihat korban diterkam buaya," ujar dia.
Baca Juga: Buaya Terkam dan Mangsa Seorang Warga Banyuasin
2. Proses pencarian korban diperluas hingga radius delapan kilometer
Basarnas Palembang menurunkan tim melakukan pencarian terhadap tubuh korban. Satu unit kapal jenis RIB dan Speedboat menyusuri sungai di sekitar lokasi kejadian.
"Masih belum ditemukan, sekarang proses pencarian diperluas hingga radius delapan kilometer dari lokasi tempat korban diterkam," jelas dia.
3. Sudah dua nelayan diserang buaya dalam sepekan
Dalam sepekan sudah ada dua kejadian nelayan diserang buaya. Nelayan pertama bernama Joni (30) yang diterkam buaya pada Kamis (4/6) lalu, saat mencari kayu untuk perangkap ikan.
Korban Joni sempat hilang selama tujuh jam. Sedangkan kasus kedua yang terjadi Senin kemarin, masih terus dilakukan pencarian oleh Basarnas dan tim gabungan dibantu warga.
Baca Juga: Tutup Sejak Pandemik, Hewan di Punti Kayu Habiskan Rp1 Juta Sehari