Minarni, Potret Sang Ibu dari Palembang Hidupi Anak dari Hasil Parkir

Selamat Hari Ibu

Palembang, IDN Times -Banyak cara dan sikap sebagai ungkapan kasih sayang yang ditunjukkan para anak-anak kepada sang bunda, pada setiap momen Hari Ibu, yang diperingati setiap 22 Desember. 

Rasa terima kasih tak terhingga bagi ibu yang sudah membesarkan dan memberi arti dari kehidupan, menjadi alasan semua orang ingin membahagiakan sosok ibu.

Tapi, tidak sedikit juga banyak ibu yang sudah masuk usia senja tetap berusaha dan berjuang untuk keluarganya. Mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, tanpa pernah lelah.

Ini kilas cerita tentang perjuangan Minarni (51), juru parkir yang biasa mangkal di kawasan Jalan Rajawali Palembang.

1. Sudah bekerja menjadi tukang parkir sejak 10 tahun lalu

Minarni, Potret Sang Ibu dari Palembang Hidupi Anak dari Hasil ParkirNani mengatur mobil yang keluar masuk (IDN Times/Rangga Erfizal)

Saat IDN Times mendatangi Jalan Rajawali, Minarni terlihat lagi bekerja mengatur kendaraan yang keluar masuk kawasan kuliner Rajawali. Dari mobil besar hingga kecil, sampai motor sekalipun tidak luput dari pengawasannya.

Minarni sama sekali tak canggung atau takut, ketika berhadapan dengan tingginya aktivitas lalu lintas kendaraan yang melalui Jalan Rajawali, terlebih kendaraan yang memilih parkir di daerah kekuasaannya.

Wajar saja, Minarni sudah menggeluti profesi sebagai juru parkir ini sudah leih dari 10 tahun. Walau hanya bermodal pluit, Minarni tetap kuat mengatur kendaraan keluar masuk di areanya dari pukul 10 pagi hingga 10 malam. 

"Sebelum jadi juru parkir, sebelumnya saya bekerja jadi tukang masak. Lumayan uangnya untuk menghidupi anak-anak saya," jelas Nani saat bertemu IDN Times disela-sela bekerja, Sabtu (21/12).

2. Uang dari jaga parkir untuk hidupi keluarga

Minarni, Potret Sang Ibu dari Palembang Hidupi Anak dari Hasil ParkirNani bercerita dalam satu hari dapat mendapatkan Rp200 ribu bila sedang ramai (IDN Times/Rangga Erfizal)

Wanita yang biasa disapa Nani itu mengatakan, bila sedang ramai, dalam satu hari dirinya bisa mengantongi Rp200.000. Sekalipun uang dari hasil 'markir' itu tak banyak, Nani tetap saja bersyukur. 

Hasil dari jerih payah dan keringat yang menetes dari badan Nani itu, dipakainya untuk membayar kontrakan dan mengidupi empat anaknya yang belum berkeluarga.

Dia menceritakan, walau pendapatannya tidak selalu besar, kecuali pada tiap Sabtu dan Minggu, Nani selalu bersyukur. Itu karena dia selalu bersua dengan orang-orang baik saat bekerja menjaga kendaraan. Terkadang dirinya diberi uang lebih dan di belikan makanan oleh mereka yang berbaik hati.

"Banyak juga orang baik, mereka kadang kasih uang lebih kadang juga ngajak makan. Saya selalu bersyukur kalau ketemu orang baik," ungkap dia.

Baca Juga: Kisah Tiga Wanita di Surabaya yang Cari Nafkah dengan Berjualan Koran

3. Suka duka Nani berjuang nafkahi anak sebagai juru parkir

Minarni, Potret Sang Ibu dari Palembang Hidupi Anak dari Hasil ParkirNani menjadi tukang parkir sejak 10 tahun lalu (IDN Times/Rangga Erfizal)

Nenek dari sembilan cucu itu menceritakan, suka duka menjadi juru parkir membuatnya paham kegetiran hidup di jalanan. Tidak hanya menikmati rasa senang saat pendapatannya besar, namun dia juga kerap dihampiri kegundahan dan rasa pilu dari hari ke hari. Terkadang, ada saja pemilik kendaraan yang menganggap pekerjaannya rendah.

"Banyak juga pemilik kendaraan yang enggan membayar parkir, mereka pergi begitu saja. Padahal, saya sudah menjalankan pekerjaan saya mengatur kendaraan mereka agar tidak terjadi apa-apa," tuturnya.

"Saya juga pernah menerima bayaran dengan caci maki. Tapi bagi saya itu gak masalah. Karena saya percaya ada rejeki lain yang saya dapat," tandas dia.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya