Menengok Tradisi Bubur Suro Masyarakat Palembang Saat Puasa

Tradisi ini sudah berjalan puluhan tahun, lho

Palembang, IDN Times - Campuran aneka rempah, daging, dan beras, dimasak bersamaan selama hampir dua jam menjadikannya santapan hidangan masyarakat Tangga Buntung Palembang. Makanan yang disebut Bubur Suro ini menjadi tradisi santapan saat berbuka puasa. Mulai anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, akan berbondong-bondong mengantre mendapatkan bubur tersebut.

"Ini sebetulnya tradisi lama masyarakat Kampung Suro. Dari dulu di sini setiap ramadan selalu ramai orang untuk berbuka puasa. Makanya disebut Bubur Suro, karena identik dengan nama kampung yang ada," ungkap juru masak Bubur Suro, Mahmudin (70), Kamis (29/4/2021).

1. Tetap menjaga tradisi bubur suro

Menengok Tradisi Bubur Suro Masyarakat Palembang Saat PuasaKoki Bubur Suro Mahmudin (70) (IDN Times/Rangga Erfizal)

Mahmudin menjelaskan, dirinya baru dua tahun terakhir memasak Bubur Suro. Ia menggantikan koki asli yang mengalami sakit sejak berapa tahun silam. Dirinya mengaku tergerak memasak bubur untuk menjaga tradisi yang terbangun di salah satu Mmasjid tertua di Kota Palembang, yakni Masjid Al-Mahmudiyah atau dikenal Masjid Suro Palembang.

"Sejak saya kecil bubur ini sudah ada. Jadi saya pernah diajari oleh Pak Kartibi (koki sebelumnya) cara memasak. Bumbu-bumbu khusus dipakai, takarannya harus disiapkan, sampai putaran adukan spatula yang teratur," ujar dia.

Baca Juga: Tradisi 10 Muharam di Palembang, Berbagi Bubur Suro untuk Anak Yatim

2. Campuran aneka bumbu untuk memasak bubur suro

Menengok Tradisi Bubur Suro Masyarakat Palembang Saat PuasaProses memasak bubur suro di Masjid Suro Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Saat membuat bubur suro, Mahmudin paling sedikit menggunakan 5 kilogram beras, 2,5 kilogram daging, dan aneka bumbu racik. Sejak pagi, dirinya sudah merendam beras agar teksturnya lembut dan cepat dimasak. Selain itu, proses memasak memakan waktu dua jam, sejak pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB.

"Dalam memasak bubur suro ini, kita menggunakan uang masjid dan sumbangan masyarakat. Dalam sehari masak kurang lebih keluar Rp400.000," ujar dia.

3. Masyarakat banyak bungkus bubur untuk disantap di rumah

Menengok Tradisi Bubur Suro Masyarakat Palembang Saat PuasaPembagian bubur suro di Masjid Suro Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Tradisi bubur suro ini dapat dilakukan dua kali dalam setahun. Mahmudin mengakui, aktivitas memasak bubur suro juga menjadi tradisi dalam menyambut 10 Muharam di Kota Palembang selain puasa. Setiap tahunnya acara pembagian bubur Suro menjadi agenda rutin masjid tersebut.

"Kalau 10 Muharam bisa sampai 500 porsi, kalau puasa 200 porsi. Apa lagi pandemik, kita juga mengurangi kerumunan. Sebisa mungkin masyarakat membungkus karena untuk makan ramai-ramai dibatasi," tutup dia.

Baca Juga: Pemkot Palembang Temukan Ikan Giling Berformalin di Pasar Tradisional

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya