Kualitas Udara Palembang Menurun, Kabut Asap Sempat Ganggu Penerbangan

87 titik hotspot terpantau di 11 Kabupaten/kota Sumsel

Palembang, IDN Times -Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Sumsel menilai, kualitas udara di Kota Palembang saat ini sudah menurun dari status baik ke sedang. Kondisi itu didapati dari hasil pantauan, beberapa hari terakhir, dimana jumlah Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) berada di angka 65 yang artinya melewati standar baik.

"Berdasarkan pantauan alat Air Quality Monitoring System (AQMS) kualitas udara hingga hari Kamis (5/9) kemarin, berada pada angka 65, yang artinya dalam range kualitas udara masuk dalam kategori sedang. Belum berbahaya namun menurun," Jelas Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Pengelolaan Sampah B3 dan Limbah B3 DLHP Sumsel, Dany Fachrizal, Jumat (6/9).

1. Kabut asap di Palembang hanya pekat di pagi hari

Kualitas Udara Palembang Menurun, Kabut Asap Sempat Ganggu PenerbanganIDN Times/Rangga Erfizal

Dany mengungkapkan, penilaian kualitas udara dibagi dalam beberapa kategori. Pertama, kategori udara baik, yakni pada kisaran 1-50. Kalau untuk kualitas udara yang mulai tercemar, masuk dalam kondisi sedang dimulai dari kisaran angka 50-100, 100-150 kurang baik, 150-300 buruk atau berbahaya.

"Saat ini di kisaran kategori udara sedang, di mana PM10 ada peningkatan konsentrasi seperti Sulfur Dioksida atau SO2 dampak kejadian kebakaran hutan dan lahan (karthula), yang biasanya terjadi saat pukul 5-7 pagi," ungkapnya.

"Pagi hari memang pekat, tetapi kalau siang hari berangsur berkurang. Setelah adanya perubahan angin matahari maka kepekatan hilang," sambung dia.

2. Kualitas udara belum seburuk bencana karhutla 2015

Kualitas Udara Palembang Menurun, Kabut Asap Sempat Ganggu PenerbanganIDN Times/Rangga Erfizal

Dany melanjutkan, dari penilaian DLHP kondisi kabut asap saat ini belum separah seperti pada tahun 2015 lalu, yang kabut asap bertahan lebih lama. Saat ini, kepekatan akan terjadi dari waktu malam hari hingga pagi hari, lantaran kondisi kelembapan udara yang bercampur asap.

"Jika dibandingkan dengan 2015, tahun ini tidak separah saat itu. Kita berdoa saja semoga hujan bisa turun sehingga kualitas udara bisa lebih baik," ujar dia.

Baca Juga: Kabut Asap Kepung Palembang, Warga Diimbau Pakai Masker & Banyak Minum

3. Tercemarnya kualitas udara sempat mengganggu jadwal penerbangan di Bandara SMB II beberapa saat

Kualitas Udara Palembang Menurun, Kabut Asap Sempat Ganggu PenerbanganIDN Times/Rangga Erfizal

Sementara, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II BMKG Palembang, Bambang Beny Setiaji mengatakan, tercemarnya kualitas udara di Palembang pada Kamis (6/9) kemarin, sempat membuat satu jadwal penerbangan tertunda beberapa saat. Karena jarak pandang terendah di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang berkisar 300-500 meter.

Pantauan BMKG Palembang, kualitas udara konsentrasi partikular (PM10) di situs BMKG, titik tertinggi di Palembang mencapai 202,37 mikrogram pada hari Kamis (pukul 07.00WIB). Konsentrasi PM10 menurun hingga menjelang siang hari yakni 195,78 mikrogram pada pukul 08.00WIB, dan 153,82 mikrogram pada pukul 09.00WIB.

"Ambang batas tidak sehat konsentrasi pm10 yakni 150-250 mikrogram. Kondisi ini akan terus berlangsung, karena berdasarkan model prakiraan cuaca BMKG tidak ada potensi hujan hingga tanggal 10 September 2019 di wilayah Sumatera Selatan," kata dia.

Baca Juga: Palembang Berkabut Asap, Disdik Sumsel segera Revisi Jadwal Sekolah

3. Jumlah titik api yang tersebar di Sumsel masih 87 titik

Kualitas Udara Palembang Menurun, Kabut Asap Sempat Ganggu PenerbanganIDN/Istimewa

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan, Ansori menerangkan, hingga Jumat (6/9) pagi, berdasarkan pantauan satelit di situs Lapan, terdapat 87 titik panas yang tersebar di wilayah Sumsel. Pihaknya terus menurunkan helikopter water boombing untuk mencegah agar titik panas tidak menjadi titik api.

"Terbanyak titik panas ada di Kabupaten OKI dengan 48 titik, lalu diikuti Muba dengan 13 titik, Muratara 8 titik, Banyuasin 6 titik, Empat Lawang 3 titik, OI, Mura, Muaraenim 2 titik dan OKUS, OKUT, Pali 1 titik," Ungkap Ansori.

Ansori membenarkan, kabut asap dari karhutla yang terjadi di beberapa wilayah di Sumsel tersebut menyebar ke Palembang karena terbawa angin. Namun, pihaknya terus berusaha memadamkan api yang menyulut terbakarnya lahan pada beberapa kabupaten agar tidak menyebar dan memperburuk kualitas udara.

"Asapnya ke Palembang karena arah anginnya mengarah ke Palembang. Untuk helikopter water boombing kita fokuskan untuk pemadaman di OKI karena ada beberapa titik api yang besar. Namun luasannya belum diketahui," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya