Kemenaker Akui Tak Semua Perekrutan Tenaga Kerja Melihat Kompetensi

SDM harus tingkatkan soft dan hard skill secara beriringan

Palembang, IDN Times - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI mengakui kalau hingga saat ini belum semua perekrutan tenaga kerja dilihat berdasarkan kompetensi. Padahal, pemerintah pusat sudah membuat kebijakan mengubah fokus dari pembangunan infrastruktur menuju peningkatan SDM Indonesia.

"Karena pemerintah pusat mengubah fokus dari infrastruktur ke peningkatan SDM jadi kita menginginkan tenaga kerja Indonesia yang berkompeten. Memang, untuk saat ini belum semuanya perekrutan dilakukan dengan melihat berdasarkan kompetensi," ungkap Kepala Seksi Pengembangan Standar Kompetensi Direktorat Bina Standarisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, Aris Hermanto, Senin (14/10).

1. Kementerian Ketenagakerjaan ungkapkan tiga pilar peningkatan mutu SDM

Kemenaker Akui Tak Semua Perekrutan Tenaga Kerja Melihat KompetensiIDN Times/Rangga Erfizal

Aris menjelaskan, peningkatan SDM yang berkompeten sendiri dapat dibangun dengan 3 pilar, mulai dari Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Kemudian, pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi kompetensi.

Selanjutnya, sambung dia, penting dalam merumuskan alur peningkatan SDM, baik secara personal maupun institusi seperti perusahaan atau pemerintahan. Ketiga hal itu yang coba dibangun oleh Kementerian Ketenagakerjaan untuk meningkatkan sistem SDM di Indonesia.

"Kita coba membangun sistem dengan SKKNI berstandar nasional. Lalu ada yang berstandar kompetisi Internasional dan standar kompetisi khusus, yang berstandar kompetisi khusus," jelas dia.

2. Robot diprediksi gantikan tugas manusia, SDM Industri 4.0 harus bisa mengelolanya

Kemenaker Akui Tak Semua Perekrutan Tenaga Kerja Melihat Kompetensim.phys.org

Aris menjelaskan, persaingan SDM Indonesia ke depan juga tidak lagi dihadapkan pada persaingan hanya antar individu. Karena, banyak perubahan yang harus dipersiapkan menyongsong revolusi Industri 4.0, yang bergantung pada teknologi terbaru. Bahkan, robot di prediksi bisa menggantikan tugas manusia dalam segala bidang.

"Banyak perubahan dalam dunia kerja, dari padat karya ke mesin-mesin. Pada zaman Industri 4.0 ini, kita memiliki tantangan baru di mana mulai turun robotic, bagaimana kita harus bisa mengatur robot tersebut. Tentu dengan peningkatan kompetensi," jelas dia.

Baca Juga: Hadapi Revolusi 4.0, Tenaga Kerja Akuntan Wajib Tingkatkan Skill 

3. SDM Indonesia harus bisa tingkatkan Soft Skill dan Hard Skill

Kemenaker Akui Tak Semua Perekrutan Tenaga Kerja Melihat KompetensiIDN Times/Rangga Erfizal

Sementara, General Manager SDM PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, Erman Firdaus menuturkan, memang persaingan SDM ke depan yang akan semakin ketat. Untuk menghadapi semua itu, maka diperlukan kompetensi tenaga kerja agar berpengaruh terhadap kualitas kerja individu.

"Kita sudah menerapkan standar kompetensi kerja, baik soft maupun hard kompetensi dalam pengelolaan SDM. Salah satunya dengan sertifikasi tenaga kerja, baik hard dan soft sangat dibutuhkan dalam proses peningkatan kualitas SDM untuk mendapatkan high performance," ujar dia.

Erman menambahkan, untuk kemajuan tersebut juga, SDM Indonesia diminta untuk mengatur dan mengembangkan dirinya dengan perkembangan teknologi.

"Pengembangan SDM harus lebih fokus untuk dapat mengantisipasi kecanggihan teknologi," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya