Kelonggaran Transportasi Bikin Bingung Gugus Tugas Sumsel

Daerah diminta swab test di terminal, bandara, dan stasiun

Palembang, IDN Times - Jubir Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Sumatera Selatan (Sumsel), Yusri, mengaku kecewa dengan kebijakan yang diambil pemerintah pusat yang melonggarkan aturan penghentian operasi berbagai moda transportasi sejak 24 April 2020 lalu.

Gugus tugas meyakini keputusan itu memperparah penyebaran virus corona, dan menambah angka pasien positif ke depan. "Ini perlu dipikirkan lagi (kebijakan kelonggaran transportasi), kami juga pusing memikirkannya," ujar Yusri kepada IDN Times, Senin (11/5).

Baca Juga: 7 Potret Lalu Lintas Palembang, Ramai Lancar Meski Terbanyak COVID-19

1. Tes PCR di tempat sulit diwujudkan

Kelonggaran Transportasi Bikin Bingung Gugus Tugas SumselJuru bicara, Gugus Tugas COVID-19 Sumsel sekaligus Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinas Kesehatan Yusri (IDN Times/Dokumen)

Menurut Yusri, sejauh ini tim gugus tugas daerah tetap melakukan penjagaan dan pemeriksaan meski ada pelonggaran. Pihaknya mengakui tetap melarang warga Sumsel di luar daerah untuk mudik, maupun meninggalkan Sumsel kembali ke daerahnya.

Instruksi pengambilan sampel melalui Polychain Chain Reaction (PCR) atau biasa disebut tes swab di tempat, menurut Gugus Tugas Sumsel sulit dilakukan. Apalagi hasil sampel PCR baru bisa keluar beberapa hari setelahnya.

"Kita masih bingung instruksi pemerintah pusat kepada daerah agar melakukan PCR kepada penumpang yang bepergiaan. Ini sulit diterjemahkan, kita bingung menerapkannya. Karena hasil PCR tidak bisa langsung keluar. Kalau tes sekarang di perbatasan atau terminal bandara, hasilnya baru keluar beberapa hari. Orang yang disambil sampel sudah ke mana-mana tidak diisolasi," jelas dia.

Baca Juga: Bandara SMB II Dibuka, Batik Air Layani 57 Penumpang Rute Jakarta 

2. Belum deteksi ada sebaran COVID-19 di ruang publik

Kelonggaran Transportasi Bikin Bingung Gugus Tugas SumselArus lalu lintas Palembang di Simpang DPRD Sumsel, Senin (11/5/2020). (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Data terakhir Gugus Tugas Sumsel, angka positif mencapai 278 kasus. Dengan tingkatan tertinggi penyebaran terjadi di Palembang yang mencapai 150 orang positif. Lubuk Linggau 35 orang, Banyuasin 15 orang, Prabumulih 13 orang, OKI 12 orang, OKU 11 orang, OI sembilan orang, Mura delapan orang, Lahat enam orang, Muba dan Muara Enim tiga  orang. Lalu Muratara dua orang, Pagaralam dan OKU Timur masing-masing satu orang.

Sedangkan daerah Pali, Empat Lawang dan OKU Selatan, belum ditemukan satupun catatan kasus COVID-19. "Sisanya ada dari pendatang sembilan orang. Sejauh ini kita belum mengetahui apakah ada penyebaran di area publik," ujar dia.

Baca Juga: 34.000 Pekerja Migran Pulang ke Indonesia, Seluruh Pintu Masuk Dikawal

3. Penyebaran COVID-19 di Sumsel cenderung melalui orang yang beraktivitas

Kelonggaran Transportasi Bikin Bingung Gugus Tugas SumselPenumpang pesawat menggunakan jas hujan saat tiba di terminal kedatangan Bandara Internasional Minangkabau, Padangpariaman, Sumatera Barat, Senin (6/4/2020) ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Jubir Gugus Tugas lainnya, Profesor Yuwono menilai, pasien positif di Sumsel cenderung terpapar dari orang terdekat, ataupun aktivitas harian masyarakat. Dengan adanya kelonggaran aktivitas transportasi, dikhawatirkan memancing masyarakat bepergian.

"Soal pertambahan kasus sangat mungkin meningkat karena pelonggaran ini. Rata-rata kasus positif di Sumsel terjadi akibat individu-individu yang memiliki beraktivitas mobile (perjalanan). Jadi bukan bertumpuk di suatu tempat lalu kemudian menyebar," tegas dia.

4. Sudah 600 kendaraan sudah disuruh putar balik karena ingin mudik

Kelonggaran Transportasi Bikin Bingung Gugus Tugas SumselDirlantas Polda Sumsel, Kombes Pol Juni (IDN Times/Rangga Erfizal)

Direktur Lalu Lintas Polda Sumsel, Kombes Pol Juni mengatakan, selama dua pekan terakhir masih banyak warga di Sumsel yang menerobos pintu keluar untuk bepergian. Meski begitu, dirinya menilai pelonggaran transportasi belum berpengaruh di Sumsel.

"Sejauh ini kami sudah menindak dan menyekat kendaraan mobil pribadi atau angkutan penumpang yang ingin keluar daerah melakukan mudik. Ada sekitar 600-an yang sudah kita suruh balik," jelas dia.

Dirinya tidak menampik jika terdapat masyarakat yang menggunakan jalur tikus untuk menembus pos penjagaan. Dirinya pun meminta anggota di lapangan memperketat jalur tikus selama 24 jam.

"Kita ada 54 pos penyekatan, baik antar kabupaten dan kota," tutup dia.

Baca Juga: Setiap Hari di Indonesia, 14 Orang Meninggal karena TBC 

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya