Kasus COVID Tinggi, Wisma Atlet Palembang Bakal Jadi RS Darurat

Mobilitas masyarakat tinggi picu kasus baru tidak terkendali

Palembang, IDN Times - Lonjakan kasus positif COVID-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) meningkat drastis  sepekan terakhir. Mobilitas masyarakat  semakin tinggi akhir 2020 lalu memicu kenaikan kasus aktif di Sumsel menyentuh angka 110 per sehari.

Dinas Kesehatan Sumsel mewanti kondisi tersebut, akan bertambah parah lantaran aktifitas masyarakat yang semakin tinggi saat akhir tahun. Untuk langkah antisipasi, dinas ini berencana membuka kembali wisma atlet Jakabaring Palembang.

"Penggunaan wisma atlet untuk rumah sehat sedang kita lakukan kajian, apakah untuk rumah sehat atau rumah sakit darurat. Kalau rumah sakit darurat, nantinya akan dipegang rs yang telah ada," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nuraini, Kepada IDN Times Jumat (1/1/2021).

1. Gubernur Sumsel setuju opsi wisma atlet dibuka lagi

Kasus COVID Tinggi, Wisma Atlet Palembang Bakal Jadi RS DaruratWisma Atlet Jakabaring Sport City (JSC) dijadikan sebagai Rumah Sehat untuk Orang Dalam Pemantauan atau ODP. (IDN Times/Deryardli Tiarhendi)

Menurut Lesty, Gubernur Sumsel, Herman Deru telah menyetujui rencana pembukaan kembali wisma atlet Jakabaring, sebagai opsi penanganan COVID-19 di Bumi Sriwijaya. Untuk kapasitasnya, wisma atlet dapat menampung sekitar 1.000 pasien, dan sudah pernah digunakan beberapa bulan usai konfirmasi kasus pertama terjadi di Sumsel, Maret 2020 lalu.

"Pak gubernur pada prinsipnya menyetujui membuka kembali. Hanya saat ini sedang dikaji soal pendanaannya dan kondisi kasus COVID-19 yang terjadi," jelas dia

Baca Juga: Disdik Sumsel Usulkan 25 Ribu Guru di Sumsel Dapat Vaksin COVID-19

2. Tidak banyak ruang isolasi bertambah setelah wisma atlet ditutup

Kasus COVID Tinggi, Wisma Atlet Palembang Bakal Jadi RS DaruratWisma Atlet Jakabaring Palembang untuk menampung Orang Dalam Pemantauan (ODP) paparan COVID-19 (ANTARA FOTO/Feny Selly)

Beberapa bulan lalu, Pemprov Sumsel menutup wisma atlet Jakabaring karena kondisi RS di Sumsel telah memadai. Selain itu, alasan lain penutupan guna memberikan kesempatan bagi kabupaten dan kota mempersiapkan tempat isolasi mandiri khusus di wilayah masing-masing.

Namun, dengan kondisi penularan yang ada saat ini, pemprov memperkirakan kabupaten/kota tidak siap menghadapi lonjakan kasus. Beberapa daerah, seperti OKI, Muba, OKU dan Muara Enim wilayah yang telah memberikan data tempat isolasi khususnya.

"Kita sebelumnya mengharapkan penyebaran harus selesai di kabupaten/kota dengan deteksi dini PCR dan isolasi, karena tidak semua pasien harus dibawa ke rs rujukan. Kenyataannya setelah berapa bulan ini tidak pula banyak ruang isolasi bertambah," ujar Lesty.

3. RS rujukan terisi 80 persen dengan peningkatan fluktuasi

Kasus COVID Tinggi, Wisma Atlet Palembang Bakal Jadi RS DaruratPetugas medis di pintu tol Kayuagung (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sedangkan untuk Rumah Sakit Rujukan penanganan COVID-19 di Sumsel kapasitasnya mencapai 1.380 kamar dengan okupansi mencapai 70-80 persen pasien. Namun, dinkes menilai meningkatnya kasus positif, juga dibarengi tingkat kesembuhan tinggi mencapai 80 persen dan pasien meninggal dunia menurun.

Hingga 31 Desember 2020, data Dinkes Sumsel mencatat, jumlah pasien positif mencapai 11.826 orang dengan penambahan 92 pasien baru. Untuk kasus sembuh mencapai 9.567 orang, meninggal dunia 611 orang. Lalu untuk kasus aktif ada 1.648 orang, 579 orang menjalani perawatan dan isolasi mandiri 1.069 orang.

"Orang yang sakit harus dirawat karena memerlukan treatment, jika tidak ada gejala diisolasi sendiri," jelas dia.

Untuk mengantisipasi semakin luasnya warga terjangkit COVID-19, Lesty mengimbau agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan sekaligus menunda liburan. Sebab, dari data yang diterimanya, banyak warga dari Sumsel yang memilih liburan. Itu dapat berimbas RS Rujukan tidak akan sanggup menampung seluruh pasien.

"Adanya hari libur semua ingin jalan-jalan, mungkin banyak yang sudah bosan karena berdiam di rumah. Lonjakan tinggi kita khawatirkan RS tidak akan cukup. Kita ajak masyarakat mempertimbangkan menunda liburan karena penularan semakin meningkat," ujar dia.

4. Gubernur tidak yakin OTG tidak menyebarkan virus

Kasus COVID Tinggi, Wisma Atlet Palembang Bakal Jadi RS DaruratGubernur Sumsel, Herman Deru (IDN Times/Rangga Erfizal)

Gubernur Sumsel, Herman Deru khawatir lonjakan kasus COVID-19. Menurutnya, di Sumsel banyak pasien OTG sehingga harus menjalani isolasi mandiri.

Hanya saja, dirinya masih ragu pasien OTG tersebut tidak membahayakan orang disekitarnya. Untuk itu, dirinya menyiapkan opsi pembukaan wisma atlet Jakabaring lagi.

"Kita belum yakin dengan isolasi mandiri masyarakat, disiplin kah dia kalau di rumah. Kalau hanya mengurung diri di ruangan oke, namun harus diperhatikan juga kondisi ventilasi di rumahnya bagaimana, disiplin kah dia dalam menggunakan sendok, handuk," jelas dia.

Baca Juga: Gubernur Sumsel Batalkan Belajar Tatap Muka di Sekolah

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya