Hari Ini Kualitas Udara Palembang Sentuh Angka Berbahaya 

Kondisi tersebut terjadi secara fluktuatif sejak dini hari

Palembang, IDN Times - Kondisi udara di Kota Palembang, Kamis (19/9) ini, menyentuh angka berbahaya. Dari data yang di rilis website Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sejak pukul 00.00 WIB dini hari, kualitas udara di Sumsel bergerak secara fluktuatif di kisaran angka 291,32 mikrogram per meter kubik yang artinya tidak sehat.

Kualitas udara mendekati bahaya pada pukul 02.00 WIB dengan tingkatan kadar udara 348,62 mikrogram per meter kubik. Jumlah tersebut terus menurun hingga pukul 05.00 WIB dengan tingkatan tidak sehat dikisaran angka 223,19 mikrogram per meter kubik. Data kualitas udara tersebut akan terus menurun dipengaruhi kelembaban, suhu udara dan tekanan.

Masih dari website BMKG, kualitas udara di Kota Palembang makin meningkat ke arah berbahaya. Hingga pukul 08.00 WIB tercatat kondisi kualitas udara di Palembang menyentuh angka 445,28 mikrogram per meter kubik.

1. Menurunya kualitas udara di Palembang dampak dari karhutla yang terbawa angin

Hari Ini Kualitas Udara Palembang Sentuh Angka Berbahaya IDN Times/Rangga Erfizal

Konsentrasi PM 10 yang kerap menjadi pegangan BMKG dalam merilis kualitas udara, memiliki tingkatan penilaian kualitas udara. Untuk angka 1-50, sehat, 50-150 sedang, sedangkan untuk 51-250 tidak sehat, dan 251-350 sangat tidak sehat, serta 350 ke atas pada tingkatan berbahaya.

"Seperti hari ini, level PM10 di Palembang sudah berbahaya. Tidak bisa kita ubah menjadi tidak sehat atau sangat tidak sehat, karena begitulah hasil pengamatan alat itu," jelas Kasi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bambang Beny Setiaji, Kamis (19/9).

Menurunnya kualitas udara di Palembang, disebabkan masuknya asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terbawa angin dengan kecepatan 5-30 knot (9-37 km/jam). Berdasarkan sumber dari LAPAN, tercatat beberapa titik panas di wilayah sebelah selatan-tenggara Palembang dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen.

Baca Juga: Aksi Mahasiswa Minta Gubernur Mundur, Herman Deru: Saya Tidak Berani

2. Penerbangan Pagi dari dan menuju ke Bandara SMB II Palembang masih terganggu

Hari Ini Kualitas Udara Palembang Sentuh Angka Berbahaya IDN Times/Rangga Erfizal

Akibat dari buruknya kualitas udara di Palembang, membuat jumlah penerbangan dari dan menuju ke Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II jadi terhambat, lantaran jarak pandang yang memburuk.

Jarak pandang terburuk sempat menyentuh angka 500 meter selama 45 menit, dari pukul 05.45 sampai 06.30 WIB, selebihnya terus meningkat hingga pukul 08.00 WIB, di kisaran jarak aman 800 meter. Jarak pandang aman bagi maskapai penerbangan untuk take off dan landing berkisar 800-2000 meter.

"Beberapa penerbangan terganggu seperti Batik Air (ID 6870) dari Jakarta ke Palembang, Air Asia (AK 450) dari Kuala Lumpur ke Palembang. City Link (QG 980) Jakarta ke Palembang. Sedangkan dari Palembang yang terganggu yakni, Garuda Indonesia (GA 105) Palembang ke Jakarta. Lalu Batik Air (ID 6873) Palembang ke Jakarta dan terakhir Air Asia (AK 451) Palembang ke Kuala Lumpur sempat terganggu beberapa saat," ungkap GM Angkasa Pura II, Fahrozi, saat di konfirmasi, Kamis (19/9).

Fahrozi melanjutkan, untuk penerbangan Garuda Indonesia (GA 105) dari Palembang ke Jakarta sempat mengatur ulang kembali jadwal penerbangan, lantaran kondisi jarak pandang.

Penerbangan yang seharusnya pukul 07.45 WIB di rubah menjadi pukul 09.20 WIB, sedangkan penerbangan Asia Asia dari Kuala Lumpur ke Palembang juga terdampak kabut asap, sebelumnya Air Asia dijadwalkan mendarat pukul 07.00 WIB baru landing 07.48 WIB.

"Itu info untuk rescedule-nya langsung dari Garuda," jelas dia.

Baca Juga: Direktur Operasional PT BHL Jadi Tersangka Pembakar Hutan di Sumsel

3. BPBD akui asap kiriman dari 3 Wilayah Sumsel masuk ke Palembang

Hari Ini Kualitas Udara Palembang Sentuh Angka Berbahaya IDN Times/Rangga Erfizal

Sementara, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori, membenarkan kondisi memburuknya kualitas udara di Palembang akibat dampak dari sebaran karhutla yang sulit dipadamkan. 

"Wilayah sebarannya dari OKI, Ogan Ilir (OI) dan Banyuasin dan daerah itu menjadi potensi penyebaran asap ke Palembang. Rata-rata asap bergerak dari tenggara ke barat daya. Adapun wilayah yang terbakar saat ini, Tulung Selapan, Cengal, Pedamaran, Pedamaran timur," ujar dia.

Ansori melanjutkan, pihaknya terus melakukan pemadaman, hanya saja kondisi karhutla di lapangan sangat sulit dipadamkan, karena kondisi gambut yang terbakar adalah gambut dalam.

"Kesulitan kita itu karena kondisi yang terbakar sulit diakses dan sebarannya banyak, sedangkan sumber air terbatas. Kita berusaha agar kebakaran tidak bertambah besar. Pemadaman agak berat, karena kondisi kebakarannya terjadi di lahan gambut yang dalam, kalau tidak hujan sulit dipadamkan," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya