Harga Ayam di Sumsel Jatuh, Peternak Rugi Hingga Rp5 Miliar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Dampak wabah Corona (COVID-19) membuat Asosiasi Masyarakat Peternak Sumsel mengeluh. Pasalnya, harga jual ayam di peternak hanya mencapai Rp13-14 ribu perkilogram, jauh dari harga normal sebelum wabah yang mencapai harga Rp28-32 ribu.
"Jadi terpaksa kami menjual harga di bawah normal. Dari kami peternak Rp13-14 ribu, di pasaran sekitar Rp18-22 ribu. Kondisi ini jauh membuat kami peternak sangat merasakan susahnya karena jarang orang pergi ke pasar," ujar Ketua Asosiasi Masyarakat Peternak Sumsel, Ismaidi Chaniago, saat dihubungi IDN Times, Senin (6/4).
1. Pengusaha merugi hingga Rp5 miliar
Untuk di Kota Palembang saja, setiap harinya peternak ayam menyuplai sekitar 120 ribu ekor ayam. Di Sumsel pun demikian hampir 250 ribu ekor ayam yang dikeluarkan. Kerugian yang diakumulasikan pun mencapai Rp5 miliar.
"Untuk kerugian di kota Palembang itu 125 ribu ekor per hari dengan berat rata-rata sekitar 1,8 kilogram sekitar Rp 2,5 miliar. Untuk Sumsel dua kali lipatnya bisa mencapai Rp5 miliar," ujar dia.
2. Pakan ayam ikut naik di tengah kondisi ayam turun
Tidak hanya itu saja, selain menurunnya daya beli masyarakat, ada masalah lain yang membuat peternak makin gelisah yakni kenaikan harga pakan yang menyentuh Rp20 ribu perkilogram. Ayam ternak mau tidak mau harus diberi makan setiap harinya.
"Ayam kan gak mungkin tidak di kasih makan. Ayam pun mau tidak mau harus keluar setiap harinya. Tidak mungkin ditahan di kandang. Hal itu membuat banyaknya ayam tidak sebanding dengan yang membeli. Sehingga harganya jatuh," ujar dia.
Baca Juga: Dampak Corona, Distribusi Layanan Jasa di Palembang Turun 30 Persen
3. Harap ada subsidi ayam di luar sembako
Dirinya berharap, pemerintah daerah melalui dinas perdagangan memberikan subsidi kepada masyarakat untuk meningkatkan daya beli, sehingga peternak dapat bertahan di tengah kondisi wabah. Pihaknya pun mulai memikirkan cara baru untuk menjual ayam, agar penjualan tetap berjalan.
"Kalau bisa pemerintah mensubsidi masyarakat dengan ayam tidak hanya sembako saja, untuk membuat terobosan ke masyarakat dapat manfaat, peternakan juga terbantu," jelas dia.
4. Dinas perdagangan akui daya beli masyarakat turun
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Sumsel, Iwan Gunawan mengatakan turunnya sejumlah harga komoditas lantaran berkurangnya permintaan dari masyarakat. Padahal, komoditas barang saat ini tidak ada penurunan stok tetapi, permintaannya yang turun. Hal itulah yang membuat harganya ikut turun.
"Kondisi sekarang sedang tidak normal karena Corona ini dan juga akibat penutupan wilayah atau apa pun tentu berpengaruh ke daya beli masyarakat. Kita lihat saja pasar dan mall sepi. Masyarakat banyak yang di rumah. Pasti ada pengaruh ke sektor ekonomi," tandas dia.