Gubernur Sumsel Jamin PPKM Mikro Tak Hambat Perekonomian

Sumsel bakal adopsi PPKM Mikro di Jawa dan Bali

Palembang, IDN Times - Sumatra Selatan (Sumsel) sedang menyusun skema pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, yang akan berlaku mulai 6 April hingga 19 April nanti. Skemanya tidak akan berbeda jauh dari Pulau Jawa dan Bali.

"Kita akan ambil contoh PPKM Mikro yang telah dilakukan di Jawa dan Bali. Yang baik-baiknya kita ambil, yang gak cocok dengan budaya kita tidak diambil," ungkap Gubernur Sumsel, Herman Deru.

1. PPKM Mikro diharap tidak mengganggu ekonomi

Gubernur Sumsel Jamin PPKM Mikro Tak Hambat PerekonomianGubernur Sumsel, Herman Deru (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sesuai aturan, PPKM Mikro dilakukan di tingkat RT/RW hingga kelurahan yang memiliki status zona sebaran kasus tinggi. Menurut Deru, pembatasan dalam lingkup lebih kecil tidak akan menyurutkan ekonomi Sumsel yang perlahan bangkit.

"PPKM Mikro ini saya yang bikin, kita buat sesuai keinginan kita yang tidak menghambat ekonomi," ujar dia.

Baca Juga: Sumsel Terapkan PPKM Mikro Mulai Besok Hingga 2 Pekan

2. Sumsel belum tentukan teknis PPKM Mikro

Gubernur Sumsel Jamin PPKM Mikro Tak Hambat PerekonomianIlustrasi Petugas medis mengambil sampel antigen (IDN Times/Rangga Erfizal)

Deru mengaku bersyukur masuk ke dalam 20 provinsi yang menerapkan PPKM Mikro. Menurutnya, aturan tersebut bisa mengontrol penyebaran virus corona. Pihaknya juga dapat menentukan aturan pembatasan jelan puasa dan lebaran.

"Buka bersama di restoran apakah boleh? Kita lihat teknisnya. Termasuk salat tarawih dan salat id, kita sedang susun prokes dan aturannya," jelas Deru.

3. Dua faktor pengaruhi Sumsel masuk PPKM

Gubernur Sumsel Jamin PPKM Mikro Tak Hambat PerekonomianDr. Iche Andriyani Liberty, M.Kes, Ahli Epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. (IDN Times/Humas Pemprov Sumsel)

Pemerintah pusat menunjuk Sumsel masuk wilayah PPKM Mikro, Senin (5/4/2021) lalu. Beberapa pertimbangan diambil karena Sumsel memiliki positivity rate (angka penambahan kasus) dan fatality rate (angka kematian) yang tinggi.

Tercatat angka kematian Sumsel sejauh ini menyentuh 4,75 persen di atas nasional yang mencapai 2,7 persen. Sedangkan kasus positif di Sumsel mencapai 28,58 persen, lebih tinggi dibanding nasional yang mencapai 17,82 persen. Angka tersebut meningkat dari Maret lalu yang mencapai 27 persen.

"PPKM Mikro ini seharusnya dilakukan sejak lama di Sumsel. Tapi sekarang tinggal kita melakukan sosialisasi mengenai teknisnya, sebab kebijakan ini baru diambil hari ini. Jika tidak berubah, kita akan meniru PPKM Mikro Jawa dan Bali," ungkap Epidemiolog Universitas Sriwijaya (Unsri), Dr Iche Andriyani Liberty.

Baca Juga: Mendagri Pertanyakan Angka Kematian COVID-19 di Sumsel yang Tinggi

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya