DPRD Sumsel Kecam Rektorat Unsri Lamban Tindak Kekerasan Seksual
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatra Selatan (DPRD Sumsel), Anita Noeringhati, mengecam tindakan Rektorat Universitas Sriwijaya (Unsri) yang lamban memproses kasus kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.
Menurut Anita, kasus yang di-blow up ke media sosial (medsos) sejak September lalu terkesan dibiarkan, hingga menimbulkan kegaduhan yang semakin besar.
"Mereka (korban) menyuarakan apa yang harus disuarakan. Ini tidak perlu lagi dilaporkan ke kementerian karena sudah menjadi sorotan nasional," ungkap Anita dalam Rapat dengar pendapat Komisi V DPRD Sumsel, Senin (6/12/2021).
1. Unsri diminta tegas terhadap pelaku
Tidak hanya memanggil perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsri, Anita turut memanggil pihak Rektorat Unsri. Dirinya mengaku kecewa tidak ada perwakilan Rektorat yang datang. Bagi Anita, Unsri sebagai lembaga pendidikan hendaknya melindungi korban.
"Sebetulnya ini kita sesalkan, seharusnya ada ketegasan dari Unsri. Kasus ini naik September kemarin, ini sudah saatnya hal jelek terbuka," ujar dia.
Baca Juga: Mahasiswi Unsri yang Tak Ikut Yudisium Ternyata Disekap di Toilet
2. Anita heran pelaku tak bisa hormati perempuan
Anita pun menambahkan, korban kasus pelecehan seksual di Unsri terus bertambah. Dirinya melihat para korban yang melapor harus segera dilindungi baik secara fisik dan mentalnya.
Ia pun mengungkap keheranan karena oknum dosen yang terlibat, tidak menghormati perempuan selayaknya mereka memiliki seorang ibu.
"Kasihan korban sudah trauma luar biasa. Kita harus melindungi mereka. Kita lahir dari ibu seorang perempuan, memiliki istri dan anak seorang perempuan," sesal Anita.
Baca Juga: Ayah Korban Pelecehan Unsri Minta Terduga Pelaku Dipecat
3. Minta tak ada intimidasi ke mahasiswa
Intimidasi yang diterima mahasiswi pelapor kasus pelecehan, diminta oleh Anita agar dilindungi pihak kampus. DPRD Sumsel pun meminta kasus ini terus dikawal.
"Baik anak BEM dan korban tidak mendapatkan sanksi atau pun intimidasi. Saya juga apresiasi Kapolda Sumsel, Ditreskrimum, dan Polres OI yang sudah bergerak cepat," beber dia.
Baca Juga: Modus Dosen Unsri Terduga Pelecehan Seksual, Tawarkan Kemudahan Skripsi
4. BEM diintimidasi pihak kampus
Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (Presma BEM) Unsri, Dwiki Sandy mengatakan, tidak ada tempat bagi pelaku pelecehan seksual di dalam dunia pendidikan. Namun aksi protes yang mereka lakukan, justru diintimidasi dalam bentuk penceroten nama korban dalam Yudisium di Fakultas Ekonomi (FE) Unsri.
"Kami khawatir dan tentu akan tetap berjuang agar hal ini tidak terjadi lagi ke depan," tutup dia.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti Geram, Sebut Siap Dukung Korban Pelecehan di Unsri