Disdik Sumsel Nilai SMA Taruna Indonesia Banyak Tutupi Kejadian 

Buntut tewasnya siswa saat masa pembinaan fisik dan mental

Palembang, IDN Times - Pihak SMA Taruna Indonesia plus semi militer Palembang tetap bersikeras pada pendapat mereka, kalau adanya dua korban (Dlw dan WK) pada kegiatan masa pembinaan fisik dan mental, tak lantaran faktor kelelahan.

Hal itu diketahui, setelah Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumsel, Widodo bersama tim melakukan invetigasi dan wawacara langsung dengan pihak sekolah tersebut. 

"Ya pihak sekolah mereka membantah ada tindakan kekerasan dalam proses ospek. Pihak sekolah bahkan beberapa Kali membantah dan menyatakan jika korban kelelahan saat mengikuti proses ospek.

"Hasil wawancara saya dengan pihak sekolah, tidak ada situasi yang mengarah kekerasan," ujar Widodo, Selasa (16/7).

1. Harus terang-terangan untuk membenahi sistem sekolah

Disdik Sumsel Nilai SMA Taruna Indonesia Banyak Tutupi Kejadian IDN Times/Rangga Erfizal

Usai melakukan investigasi awal, Widodo mengungkapkan, bahwa pihak SMA Taruna Indonesia plus semi militer Palembang terkesan masih menutupi kejadian yang terjadi di sekolahan tersebut. Dirinya tidak menampik jika sekolah mengatakan sudah menjalankan kegiatan sesuai prosedur.

"Dari awal, komitmen kita harus buka seterang-terangnya untuk bisa kita benahi, khususnya berbagai bentuk kekerasan baik fisik maupun mental," ungkap dia.

"Saya harap ini jadi pelajaran sangat berharga baik bagi SMA Taruna Indonesia sendiri, maupun sekolah lain agar benar-benar memastikan di sekolahnya bebas bully verbal dan kekerasan fisik," sambungnya.

2. Perlu penyesuaian setiap anak dari peralihan SMP ke SMA

Disdik Sumsel Nilai SMA Taruna Indonesia Banyak Tutupi Kejadian IDN Times/Rangga Erfizal

Widodo melanjutkan, dalam pelaksanaan ospek tersebut ada kesalahan prosedur kalau pegawai baru tersebut terbukti dalam tindak kekerasan terhadap para siswa.

"Apakah yang bersangkutan pernah mendapat pembinaan atau arahan tugas pokok dan fungsinya oleh pimpinan sekolah, batas-batas kewenangan selaku pembina dan seterusnya," katanya.

Disdik Sumsel sendiri tidak melarang SMA Taruna Indonesia menerapkan sekolah berbasis semi militer guna membentuk fisik dan mental para siswa. Namun, fisik dari setiap siswa tidak sama dan perlu penyesuaian untuk setiap anak, apa lagi peralihan dari SMP ke SMA.

"Perlu ada jembatan, area abu-abu menyiapkan fisik dan mental lulusan SMP agar terbiasa di lingkungan SMA Taruna. Makanya penyiapan sekolah ini oleh panitia mengarah ke situ," tegas dia.

3. Kadisdik Sumsel belum sebut sanksi untuk SMA Taruna Indonesia

Disdik Sumsel Nilai SMA Taruna Indonesia Banyak Tutupi Kejadian IDN Times/Rangga Erfizal

Disinggung tentang sanksi yang bakal diberikan ke SMA Taruna Indonesia, Widodo enggan berbicara lebih jauh. Dia beralasan masih akan menunggu proses hukum lebih lanjut dan  benar-benar memeriksa apakah pihak sekolah benaran lalai mengawasi muridnya.

"Untuk prosedur penerimaan tidak bisa di sanksi, tapi pasti akan memeriksa arahnya, apakah ada unsur kesengajaan, dan pembiaran kekerasan oleh pihak sekolah. Lalu memeriksa ada tidak pembekalan dari institusi ini kepada para pembina atau panitianya," jelas dia.

Apalagi, terang Widodo, dari pengakuan pihak sekolah juga melibatkan anggota TNI dari Kodam II/Sriwijaya untuk membantu dalam pembentukan karakter para siswa. 

Baca Juga: Belum Sadar, Korban Kedua SMA Taruna Indonesia Dilarikan ke Charitas

4. Kepala Sekolah benarkan tersangka baru bekerja seminggu di SMA Taruna Indonesia

Disdik Sumsel Nilai SMA Taruna Indonesia Banyak Tutupi Kejadian IDN Times/Rangga Erfizal

Sementara, Kepala Sekolah SMA Taruna Indonesia Palembang, Tarmizi Hendriyanto membenarkan, tersangka merupakan pegawai baru di sekolah tersebut.

"Iya benar tersangka (Obby) pegawai baru. Baru sejak awal Juli lalu bekerja di sini (Taruna Indonesia)," katanya, saat memberikan keterangan usai rilis sama Kapolda Sumsel, Irjen Pol Firli, Senin (15/7) lalu.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya