Disbun Sumsel Catat Dua Masalah Perkebunan Karet 

Kondisi ini akan sangat memengaruhi produksi dan konsumsi

Palembang, IDN Times - Permasalahan penyakit tanaman karet masih menjadi kendala petani di Sumatera Selatan awal 2021. Dinas Perkebunan (Disbun) Sumsel menilai, kondisi ini akan sangat memengaruhi produksi dan konsumsi beberapa waktu mendatang.

"Sejauh ini sektor perkebunan karet masih belum pulih. Hal tersebut dipengaruhi penyakit tanaman gugur daun dan banjir yang melanda wilayah penghasil karet Sumsel," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Disbun Provinsi Sumsel, Rudi Arpian, Sabtu (30/1/2021).

1. Ekspor belum berjalan normal akibat pandemik

Disbun Sumsel Catat Dua Masalah Perkebunan Karet Buruh tani memanen getah karet. Buruh tersebut mendapatkan upah 50 persen dari hasil penjualan getah yang dipanen. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Rudi menambahkan, permasalah kedua adalah selama Januari permintaan karet untuk ekspor masih dipengaruhi permintaan global. Beberapa negara pengimpor karet Sumsel, kewalahan akibat pandemik COVID-19. Bahkan beberapa perusahaan otomotif terpaksa menghentikan sementara waktu produksinya akibat pembatasan wilayah.

"Tentunya, produksi belum berjalan normal dan permintaan saat ini belum terlalu banyak akibat industri ban masih melihat perkembangan ekonomi global," jelas dia.

Baca Juga: Keberhasilan Vaksinasi Pengaruhi Harga dan Ekspor Karet Sumsel

2. Harga karet masih bergerak fluktuatif

Disbun Sumsel Catat Dua Masalah Perkebunan Karet Buruh tani memanen getah karet. Buruh tersebut mendapatkan upah 50 persen dari hasil penjualan getah yang dipanen. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Selama empat pekan 2021 berjalan, harga karet masih fluktuatif. Disbun mencatat untuk Kadar Karet Kering (K3) 100 persen per Jumat (29/1/2021) mengalami penurunan harga Rp165 dengan harga dikisaran Rp18.264. Lalu harga indikasi karet untuk K3 70 persen Rp12.785 per kg.

Sedangkan kondisi karet untuk K3 60 persen Rp10.958 per kg, lalu kondisi karet untuk K3 50 persen Rp9.132 per kg, dan kondisi karet untuk K3 40 persen Rp7.306 per kg.

"Para petani kita harap tetap menjaga kualitas produksi karet sehingga harga juga akan baik," tutur dia.

3. Ekspor belum berjalan akibat masih ada pembatasan wilayah

Disbun Sumsel Catat Dua Masalah Perkebunan Karet ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Sebelumnya, Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (GAPKI) Sumsel, Alex K Eddy mengatakan, faktor dominan saat ini yang mempengaruhi aktivitas ekspor karet Sumsel adalah kondisi pandemik di negara pengimpor.

Selama ini negara pengimpor karet Sumsel terbesar adalah Eropa, Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan dan India. Menurutnya jika negara-negara tersebut kembali melakukan penguncian wilayah saat awal pandemik, dipastikan akan berdampak pada ekspor karet Sumsel.

"Kita harap keberhasilan vaksin dapat menjadikan industri kembali aktif. Namun jika pandemik masih menyeruak akan berdampak dengan harga karet yang semakin terpuruk," ujar dia.

Baca Juga: Thailand Banjir Jadi Momentum Petani Karet Sumsel Genjot Ekspor

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya