Dampak Wabah Virus Corona, Harga Karet Sumsel Turun 8,3 persen 

Gubernur Sumsel upayakan ekspor ke negara lain

Palembang, IDN Times - Gubernur Sumsel, Herman Deru menyatakan, merebaknya wabah virus corona dalam sepekan terakhir ini sangat berpengaruh pada komoditas karet dari Sumsel.

Gubernur menilai, akibat virus tersebut ada beberapa ekspor ke Tiongkok terhenti, akibat penurunan permintaan global. Bahkan, tak jarang pengiriman karet terganggu lantaran ekspedisi yang membatalkan sepihak untuk membawa komoditas Sumsel ke Tiongkok.

"Sangat wajar negara yang dilanda wabah, ekonominya mengalami stagnan. Salah satu komoditas kita memang lari ke sana (Tiongkok). Kita sabar dan mencari solusi untuk ekspor ke negara lain," ujar Herman Deru, Rabu (29/1).

1. Sebelum muncul wabah virus corona, harga karet Sumsel sempat naik

Dampak Wabah Virus Corona, Harga Karet Sumsel Turun 8,3 persen Gubernur Sumsel, Herman Deru (IDN Times/Rangga Erfizal)

Herman Deru mengatakan, memang setiap ada kejadian ekstrem yang menyerang satu wilayah, akan berdampak pada ekonomi.

Hanya saja, dia berharap apa yang terjadi akan cepat berlalu, mengingat kondisi karet Sumsel sempat membaik, sebelum akhirnya mengalami penurunan setelah wabah menyebar.

"Memang kemarin sempat naik. Saat ini kita berharap semoga wabah ini segera berakhir," kata dia.

2. Per tanggal 28 Januari 2020 harga karet menurun Rp14.950 per kilogram

Dampak Wabah Virus Corona, Harga Karet Sumsel Turun 8,3 persen Perkebunan karet di daerah Banyuasin (IDN Times/Istimewa)

Sementara, Kepala Bidang Pengelolaan dan Pemasaran Hasil (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian menjelaskan, selama ini hasil karet Sumsel memang diekspor ke pasar global. Sejak masuk pekan ke empat Januari 2020, harga karet mengalami penurunan. Bahkan, hari ini penurunan tercatat mencapai 8,3 persen untuk kadar karet 100 persen.

Menurutnya, pada tanggal 27 Januari 2020 harga karet berkisar Rp16.312per kilogram, namun pada 28 Januari menurun Rp14.950 per kilogram atau turun sekitar Rp1.362. 

"Sejauh ini China menjadi negara pengimpor karet alam Indonesia terbesar selain India. Dalam jangka pendek, dampak ekspor karet Sumsel ke Cina belum terasa, tetapi dalam jangka panjang akan sangat mempengaruhi pasar ekspor kita," jelas dia.

3. Wabah virus corona memang diprediksi mengganggu kondisi karet

Dampak Wabah Virus Corona, Harga Karet Sumsel Turun 8,3 persen Hasil panen karet petani sebelum diangkut ke Pabrik (IDN Times/Istimewa)

Rudi melanjutkan, sebetulnya harga karet sempat meningkat terutama dari industri ban sekitar 1,5 persen sepanjang tahun 2020, akibat pulihnya perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China. Hanya saja, wabah virus corona diprediksi akan mengganggu kondisi karet yang ada.

"Sebelumnya harga ditambah lagi, harga merosot ketika AS dan Iran mundur dari konflik. Ketika konflik Amerika Serikat dan Iran memanas harga karet naik," ujar dia.

Baca Juga: Sepanjang Tahun 2019, Karet Jadi Komoditas Ekspor Terbesar Sumsel 

4. Wabah corona bisa berdampak pada sektor riil

Dampak Wabah Virus Corona, Harga Karet Sumsel Turun 8,3 persen Hasil karet petani (IDN Times/Istimewa)

Rudi mengungkapkan, bila kondisi ini terus terjadi dikhawatirkan dampaknya akan lebih terasa pada sektor riil, yang menghubungkan langsung ekonomi masyarakat. 

"Hari ini memang belum terasa, tetapi bila wabah memburuk, maka dampak negatifnya semakin tak terelakkan. Perlu diwaspadai, karena saat harga karet menurun, maka daya beli masyarakat akan ikut terhantam. Sebab, konsumsi di Sumatera Selatan sedikit banyak dipengaruhi harga karet," tandas dia.

 

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya