COVID-19 Tersebar Merata di Sumsel, Ini Daftar Daerahnya

Sejauh ini sudah ada tiga kluster sebaran COVID-19

Palembang, IDN Times - Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Sumatera Selatan (Sumsel), Yusri mengkonfirmasi, kasus positif sudah terjadi di 17 kabupaten dan kota.

Artinya semua wilayah merata terpapar kasus positif. Kabupaten PALI menjadi daerah terakhir yang terpapar positif di Sumsel, setelah hampir dua bulan tak ada satupun warganya terjangkit. 

"Semua kabupaten dan kota sudah ada kasus konfirmasi positif. Hari ini di PALI ada satu pasien yang baru kembali dari wilayah zona merah (Prabumilih)," ujar Yusri, Selasa (26/5). 

1. Tambahan 56 kasus baru setelah lebaran

COVID-19 Tersebar Merata di Sumsel, Ini Daftar DaerahnyaHanya 5 Jam, Mobile Laboratory BIN Bisa Temukan Hasil Positif COVID-19 (Dok. Istimewa)

Kasus positif hari ini bertambah 56 kasus yang tersebar di tujuh kabupaten dan kota. Sehingga total kasus positif menjadi 858 orang, dengan penambahan sembuh tiga orang asal Lubuk Linggau. Pemerintahan di Sumsel masih melakukan tracing terkait dengan penambahan kasus yang semakin tinggi.

"Palembang tetap menjadi yang terbanyak ada penambahan kasus 40 orang, Prabumulih lima orang, Banyuasin enam orang, Lubuk Linggau dua orang. Sedangkan OKU Timur, PALI, serta OI masing-masing satu orang," tegas Yusri.

Berikut sebaran kasus positif COVID-19 di Sumsel.

  • Palembang: 497 kasus
  • Lubuk linggau: 61 kasus
  • OKI: 59 kasus
  • Banyuasin: 50 kasus
  • OI: 47 kasus
  • OKU: 33 kasus
  • Prabumulih: 30 kasus
  • Muratara: 19 kasus
  • Mura: 15 kasus
  • Muara Enim: 14 kasus
  • Lahat: 9 kasus
  • OKU Timur: 8 kasus
  • Muba: 8 kasus
  • PALI: 1 kasus
  • OKU Selatan: 1 kasus
  • Empat Lawang: 1 kasus
  • Pagaralam: 1 kasus
  • Luar daerah (Impor): 9 kasus

Baca Juga: Gubernur Sumsel Sebut New Normal Terobosan Jokowi Bakal Genjot Ekonomi

2. Sebaran kasus COVID-19 di Sumsel dari empat klaster

COVID-19 Tersebar Merata di Sumsel, Ini Daftar DaerahnyaPelanggar undang-undang berkendara tanpa menggunakan helm (IDN Times/Rangga Erfizal)

Kasus sebaran COVID-19 di Sumsel dipengaruhi oleh empat klaster. Pertama klaster masyarakat umum yang diawali kasus impor dan menyebar dalam lingkungan keluarga, sahabat dan rekan kerja. Klaster awal inilah yang mendominasi pasien di Sumsel.

Kedua terbanyak ada pada klaster tenaga medis. Para tenaga medis kebanyakan tertular saat melakukan perawatan pasien positif. Ketiga klaster Jamaah Tabligh asal Bangladesh dan Sri Langka yang memiliki riwayat ke Bogor, Jawa Barat.

Lalu klaster terakhir adalah Siswa Sekolah Pembentukan Perwira Lembaga Pendidikan Polri (Setukpa Lemdikpol) yang baru pulang dari Sukabumi, Jawa Barat.

"Sejauh ini terbesar kluster masyarakat umum, kalau dipersentasekan sekitar 70 persen. Lalu klaster kedua 20 persen didominasi tenaga medis, dan 10 persen kasus impor dari Jawa Barat baik mereka warga negara asing yang mengikuti Tamaah Tabligh maupun siswa Setukpa," beber dia.

Baca Juga: Hasil Tes Pasar Kebon Semai Sekip, 3 Orang Reaktif Rapid COVID-19

3. Kebon Semai berpotensi jadi klaster baru

COVID-19 Tersebar Merata di Sumsel, Ini Daftar DaerahnyaPasar Kebon Semai di Sekip Palembang. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Kasus terbaru pasien diduga positif COVID-19 yang meninggal dari pasar Kebon Semai, berpotensi menjadi klaster baru jika hasil swab menyatakan positif. Menurut Yusri, kalau itu terjadi maka sebaran COVID-19 di klaster tersebut akan sulit dilacak. Mengingat aktivitas keramaian pasar akan memiliki cakupan yang sangat luas.

"Akan sulit terlacak, kalau orang terdekatnya mungkin akan mudah. Tetapi kalau pedagang dan pembeli akan sulit," beber dia.

4. Provinsi tetangga Sumsel tarik sampel dari BBLK Palembang

COVID-19 Tersebar Merata di Sumsel, Ini Daftar DaerahnyaPedagang Pasar Kebon Semai Sekip Palembang mengikuti swab test pasca meninggalnya satu rekan mereka suspect COVID-19. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Yusri juga mengonfirmasi ada empat provinsi yang menarik sampel dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang. Yakni Bengkulu, Jambi, Babel, dan Lampung. Namun kondisi ini dianggap menguntungkan Sumsel karena akan mempercepat pemeriksaan sampel.

Idealnya untuk 17 kabupaten dan kota dibutuhkan pemeriksaan dalam sehari mencapai 1.000 sampel. Namun sejauh ini BBLK Palembang baru sanggup memeriksa 400 sampel per hari.

"Pertengahan Juni kita harap beberapa laboratorium sudah siap untuk memeriksa 1.000 sampel per hari. Karena RS Pusri, RSUP Mohammad Hoesin, RSUD Siti Fatimah dan RSUD Siti Aisyah sudah bisa beroperasi penuh," tandas dia.

Baca Juga: 25 Orang Pelanggar PSBB Palembang Kena Hukum Sapu Jalan

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya