COVID-19 di Sumsel Melonjak, Pasien Bergejala Capai 69 Persen

Kasus harian di Sumsel kali ini tertinggi selama pandemik

Palembang, IDN Times - Pasca libur Idul Fitri, kasus COVID-19 di Sumatra Selatan (Sumsel) mengalami lonjakan. Hal ini terjadi diduga karena mobilitas masyarakat yang tinggi sebelum dan sesudah lebaran. Dampaknya baru terasa dua hari belakang, dan diprediksi akan terus meningkat hingga tiga pekan mendatang.

"Kasus harian COVID-19 mengalami lonjakan terutama dua hari terakhir. Bahkan tertinggi selama pandemik di Sumsel. Jumlah kenaikan kasus juga pada lebaran tahun ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya, di mana jumlah kasus harian mencapai 204 kasus," ungkap Ahli Epidemiologi Universitas Sriwijaya (Unsri), Iche Andriyany Liberty kepada IDN Times, Senin (24/5/2021).

1. Kasus bergejala di Sumsel mulai tinggi

COVID-19 di Sumsel Melonjak, Pasien Bergejala Capai 69 PersenMakam COVID-19 di Gandus Palembang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Dari data kasus COVID-19 di Bumi Sriwijaya, tercatat angka positivity rate mengalami lonjakan, dari sebelum lebaran pada 2 Mei 2021 mencapai 31,17 persen meningkat menjadi 31,79 persen setelah 23 Mei. Kasus kematian tercatat terus mengalami lonjakan juga hingga mencapai 5,07 persen, naik dari sebelumnya 4,94 persen.

Sedangkan kasus kesembuhan di Sumsel mengalami peningkatan mencapai 90,08 persen pada 23 Mei, dibanding sebelumnya 88,14 persen pada 11 Mei 2021.

"Ada tren baru di Sumsel, kasus yang suspect atau bergejala mengalami peningkatan dibanding orang tanpa gejala (OTG). Mereka yang positif dan bergejala bahkan menyentuh angka 69,36 persen," ungkap dia.

Baca Juga: Menhub Minta Tempat Transportasi Darat Random Testing COVID-19 Gratis

2. Pemerintah harus cepat melakukan 3T

COVID-19 di Sumsel Melonjak, Pasien Bergejala Capai 69 PersenDr. Iche Andriyani Liberty, M.Kes, Ahli Epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. (IDN Times/Humas Pemprov Sumsel)

Peningkatan kasus COVID-19 terjadi karena mobilitas masyarakat yang tinggi. Penyebaran virus di Palembang harus ditanggulangi dengan serius oleh semua pihak. Menurut Iche, pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten, dan kota, harus mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus.

Proses tracing, testing, dan treatment, harus segara dilakukan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

"Kontak erat yang positif harus segera diawasi, tracing harus dimasifkan agar kasus COVID-19 bisa ditekan. Bahaya itu jika ada kasus yang tidak terlaporkan," ujar dia.

3. Antisipasi dua varian virus di Sumsel

COVID-19 di Sumsel Melonjak, Pasien Bergejala Capai 69 PersenMakam COVID-19 di Gandus Palembang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Peningkatan kasus COVID-19 ini sangat diwanti-wanti, apa lagi muncul dua varian virus baru di Sumsel yakni B117 varian Inggris dan B1617 asal India. Artinya, ada kemungkinan kedua virus telah tersebar luas di Sumsel.

"Sejauh ini angka Bed Occupancy Rate (BOR) di Sumsel memang kapasitasnya meningkat. Namun peningkatan kapasitas ini adalah antisipasi, bukan solusi. Kita harap jumlah pasien tidak terus bertambah," tutup dia.

Baca Juga: Kenaikan Zona Merah di Sumsel Diduga Akibat Varian B1617 Asal India 

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya