Atasi Kerusakan Hutan, KLHK dan Sinar Mas Bikin Pusat Persemaian

Ada 709.884 hektar lahan kritis di Sumsel perlu diselamatkan

Palembang, IDN Times - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menandatangani nota kesepamahaman dengan Sinar Mas, Selasa (6/9/2022). Kesepakatan itu dibuat untuk membangun Persemaian Sriwijaya Kemampo di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan (Sumsel).

Pusat persemaian dengan skala besar akan dilakukan di setiap provinsi untuk mendukung pemulihan ekosistem, melalui rehabilitasi hutan dan lahan, termasuk reklamasi areal atau lahan bekas tambang.

"Pusat persemaian ini dikhususkan untuk menekan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), dan mempercepat proses peningkatan kualitas atau penguatan tata kelola lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia," ungkap Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.

Baca Juga: Hadapi Siaga Karhutla, Sumsel Diancam Bencana Hidrometeorologi

1. Pembibitan untuk mengatasi lahan kritis di Sumsel

Atasi Kerusakan Hutan, KLHK dan Sinar Mas Bikin Pusat PersemaianCRISTIAN ECHEVERRÍA

Siti Nurbaya menjelaskan, Sumsel memiliki dua tempat persemaian yakni di Sukomoro Banyuasin dan Kabupaten Musi Rawas. Kedua loaksi itu dipusatkan sebagai tempat pembenihan hutan yang rusak akibat pembalakan liar hingga pertambangan.

Sumsel menjadi salah satu wilayah yang memiliki kerusakan lahan cukup parah. Dari data KLHK, lahan kritis mencapai luas 709.884 Hektare (Ha) dengan komposisi lahan kritis berada di dalam kawasan hutan seluas 347.034 Ha, dan di luar kawasan hutan
hingga 362.851 Ha.

"Luasnya sasaran hutan dan lahan yang perlu dipulihkan ini menjadi pertimbangan pembangunan persemaian skala besar. Total ada 2,5 juta bibit yang diproduksi di dua tempat persemaian," ungkap dia.

Baca Juga: Perubahan Iklim Bawa Pengaruh Negatif Produksi Padi di Sumsel

2. Akan produksi 10 juta bibit per tahun

Atasi Kerusakan Hutan, KLHK dan Sinar Mas Bikin Pusat Persemaian(Ilustrasi lingkungan hidup) ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

Siti menambahkan, program pusat persemaian merupakan program yang digagas Presiden Jokowi. Untuk di Sumsel, Persemaian Sriwijaya Kemampo berkapasitas 10 juta bibit per tahun.

Rencananya ada 30 unit pusat persemaian serupa di seluruh Indonesia untuk merespon kondisi global. Aksi ini merupakan mitigasi yang dilakukan lebih terstruktur dan sistematis. 

"Percepatan penanaman dan peningkatan tutupan hutan dan lahan dilakukan sebagai upaya penurunan lahan kritis di Sumsel," jelas dia.

3. Sinar Mas berpengalaman dalam pembibitan

Atasi Kerusakan Hutan, KLHK dan Sinar Mas Bikin Pusat Persemaianilustrasi pembibitan melalui stek batang (youtube.com/Surabi Haneut Official)

Managing Director APP Sinar Mas, Suhendra Wiriadinata menjelaskan, pihaknya mendukung rencana pemerintah membuat tempat pembibitan. Menurutnya, bibit yang baik dan berkualitas adalah kunci dari keberhasilan penanaman sebuah pohon.

Pembibitan yang akan dilakukan meliputi jenis tanaman endemik seperti Kasturi, Kapul, Ramania, Meranti, Ulin, Gaharu. Lalu tanaman estetika yakni Ketapang Kencana, Pucuk Merah, Tabebuya, Tanjung. Serta tanaman penghasil hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti Duku, Durian, Petai, Jengkol, Alpukat, Sawo, Kemiri, serta Sirsak.

"Kami telah mempelajari dan berpengalaman untuk mengembangkan maupun mengelola Pusat Nursery. Mudah-mudahan pengalaman tersebut dapat memberi nilai tambah dalam upaya bersama mempercepat target Pemerintah Indonesia, yakni menghasilkan bibit tanaman hutan dataran rendah dan dataran tinggi," jelas dia.

Menurut Suhendra, Sinar Mas bersama pemerintah akan terus bersinergi untuk implementasi penanganan krisis global, termasuk dampak dari perubahan iklim di Bumi Sriwijaya.

"Ini semua dilakukan untuk memenuhi alokasi pendistribusian yang tepat sasaran, dalam rangka memenuhi harapan pemerintah dan kita semua," tutup dia.

Baca Juga: Kualitas Air di 73 Titik Sungai Menurun Akibat Tambang Batu Bara

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya