Antisipasi Karhutla di Sumsel, 7 Daerah Masuk Wilayah Rawan Terbakar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kembali memetakan tujuh wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) 2022. Tujuannya, pencegahan dini di wilayah rawan karhutla kerap berulang setiap tahunnya.
"Jadi baik personel maupun peralatan semua telah disiapkan. Namun, akan diturunkan sesuai dengan ekskalasi di lapangan," ungkap Kabid Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori, Sabtu (21/5/2022).
1. Ada peran masyarakat menyebabkan kebakaran
Ansori menjelaskan, jika tahun-tahun sebelumnya hanya ada lima daerah berstatus siaga di awal peralihan musim hujan ke kemarau. Maka saat ini, ada tujuh daerah saat ini berstatus waspada. Bertambahnya wilayah rawan karhutla disebabkan kondisi perubahan iklim turut memengaruhi tingkat kerawanan suatu daerah.
Adapun ketujuh wilayah tersebut yakni OKI, Muba, Banyuasin, Muara Enim, PALI, Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) dan Lahat.
"Lima wilayah selain OKU Selatan dan Lahat memang wilayah gambut luas. Namun berkaca pada tahun sebelumnya ada dua wilayah di luar gambut yang memiliki luasan lahan terbakar cukup besar," ujar dia.
OKU Selatan-Lahat dua wilayah di Sumsel yang memiliki tingkat kerawanan terbakar cukup tinggi. Meski tak memiliki gambut, kedua wilayah memiliki perkebunan yang dikelola masyarakat cukup besar. Tak jarang warga setempat kerap membakar lahan untuk membuka perkebunan.
"Masyarakat kerap melakukan pembersihan lahan dengan cara membakar. Sedangkan, untuk indikasi pembakaran yang dilakukan perusahaan belum ditemukan," jelas dia.
2. Sumsel ajukan peminjaman delapan helikopter
Peralihan musim hujan ke kemarau akan meningkatkan kondisi hari tanpa hujan di wilayah Sumsel. Dalam masa peralihan tersebut, hujan masih kerap terjadi. Namun diprediksi pada puncak kemarau di Agustus hingga Oktober hujan akan sulit terjadi.
"SK gubernur soal siaga karhutla sudah dikeluarkan. Tahun ini ada delapan helikopter yang diajukan peminjaman untuk memantau karhutla," ujar dia.
3. Titik hotspot sudah mulai meningkat
Adapun untuk personel akan turun memadamkan api jika terjadi karhutla ada sekitar 5.000 orang. Mereka berasal dari lintas OPD. Sedangkan untuk total hotspot (titik panas) sudah terpantau sejak bulan Februari lalu dengan tercatat 80 titik.
Kemudian, Maret bertambah 100 titik menjadi 180 titik. Lalu, pada April kembali mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi 212 titik. Sedangkan, pada awal Mei ini hotspot terpantau yakni sebanyak 70 titik.
"Berdasarkan catatan kami sejak awal tahun hotspot yang terpantau totalnya 608 titik," tutup dia.