5 Desa di Musi Rawas Terendam Banjir, 2 Rumah Hanyut Terbawa Arus

Banjir terjadi di dua kecamatan sekaligus

Musi Rawas, IDN Times - Dua Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan (Sumsel) yakni Suku Tengah Lakitan Ulu dan Selangit, mengalami bencana banjir. Dua sungai yakni Sungai Lakitan dan Bal meluap. Akibatnya ratusan rumah, tempat ibadah, sekolah, dan fasilitas publik terendam air.

"Sejauh ini tidak ada korban jiwa akibat kedua sungai yang meluap. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sejak pasca kejadian bergerak melakukan evakuasi," ungkap Kabid Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori, Jumat (28/5/2021).

1. Tinggi banjir sempat mencapai 1,5 meter

5 Desa di Musi Rawas Terendam Banjir, 2 Rumah Hanyut Terbawa ArusLuapan sungai Lakitan dan Sungai Bal sebabkan banjir di Mura (IDN Times/BPBD Sumsel)

Luapan kedua sungai menyebabkan air mencapai ketinggian 1,5 meter. Beberapa rumah terlihat terendam hampir mendekati atap. Sebagian masyarakat menunggu pertolongan di atap rumah.

"Hujan deras yang terjadi sejak hari Rabu membuat air tidak terbendung lagi hingga meluap ke desa-desa," ujar dia.

Baca Juga: BPBD Sebut Puncak Kemarau di Sumsel Mulai Agustus 2021

2. Ada dua rumah terbawa arus air

5 Desa di Musi Rawas Terendam Banjir, 2 Rumah Hanyut Terbawa ArusIlustrasi banjir (IDN Times/Arief Rahmat)

Dari dua kecamatan yang dikabarkan terendam, total ada lima desa yang terdampak paling parah. Desa yang terendam yakni Desa Batu Gane, Desa Muara Nilau, Desa Prabu Menang, Desa Taba Gindo, dan Desa Pasenan.

Menurut Ansori, air sudah perlahan surut. Namun khusus banjir di desa Pasenan masih terpantau tinggi.

"Perlahan surut hanya saja di Pasenan, airnya masih tinggi dan menyebabkan dua rumah hanyut karena dibawa arus," ujar dia.

3. BPBD Sumsel dirikan Posko Pengungsian

5 Desa di Musi Rawas Terendam Banjir, 2 Rumah Hanyut Terbawa ArusIlustrasi Banjir. (IDN Times/Mardya Shakti)

Pihak BPBD Sumsel mengimbau warga agar berhati-hati dengan banjir susulan yang bisa terjadi suatu waktu. Terlebih, warga yang tinggal di pingguran sungai, mengingat curah hujan masih tinggi di wilayah tersebut.

"Tim telah mendirikan posko pengungsian. Sejauh ini pihaknya mencatat kebutuhan mendesak yang sangat diperlukan seperti air bersih, makanan siap saji, pakaian, selimut, alas untuk lantai tenda, dapur umum, dan kebutuhan penunjang lainnya," tutup dia.

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya