Sanitasi Tak Memadai Memicu Jumlah Anak Kerdil di Palembang

Pola asuh anak juga memengaruhi jumlah kasus stunting

Palembang, IDN Times - Kasus stunting atau anak kerdil yang terjadi di Indonesia disebabkan beberapa faktor. Namun berdasarkan riset Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah kasus stunting sangat dipengaruhi oleh sanitasi lingkungan yang tak memadai.

"Termasuk di Palembang. Kasus stunting banyak terjadi akibat sanitasi yang tidak baik," ujar Satgas Stunting Sumatra Selatan (Sumsel), M Faisal, Senin (10/10/2022).

Baca Juga: 1.000 Anak di Palembang Masih Berisiko Terkena Stunting

1. Penyuluhan anak kerdil di Palembang melibatkan empat pakar

Sanitasi Tak Memadai Memicu Jumlah Anak Kerdil di PalembangIlustrasi penimbangan berat badan bayi di Posyandu. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Apabila sanitasi buruk, maka gizi balita tidak akan mampu tercukupi, sehingga tumbuh kembangnya terhambat. Selain faktor sanitasi atau ketersediaan air bersih yang kurang memadai, kasus anak kerdil juga turut dipengaruhi pola asuh orangtua terhadap anak. 

Faktor pola asuh berdampak pada mental anak dan memengaruhi cara berpikir mereka. Kemudian penyakit infeksi seperti diare dan cacingan bisa mengganggu proses pencernaan, berpengaruh pada kekurangan nutrisi hingga menyebabkan stunting.

"BKKBN Sumsel membentuk tim penanganan untuk mengatasi kasus stunting, melibatkan empat pakar yang terdiri dari ikatan profesi ahli gizi, dokter anak, dokter kandungan, dan psikolog untuk penyuluhan," kata dia.

Baca Juga: Palembang Bikin Program Investasi Gizi Tekan Jumlah Anak Kerdil

2. Pencegahan stunting juga menyasar pasangan muda baru

Sanitasi Tak Memadai Memicu Jumlah Anak Kerdil di PalembangIlustrasi anak stunting (ANTARA FOTO)

Penyuluhan dan edukasi stunting akan dipaparkan kepada orangtua, pasangan muda baru menikah, ibu hamil, dan organisasi layanan kesehatan yang berkaitan langsung dengan pihak pencegahan stunting.

"Oleh karena itu, orangtua dan calon ibu harus bisa menjaga pola asuh anak dan calon buah hatinya dengan baik, agar terhindar dari kondisi anak kerdil," timpalnya.

3. Ada 66 kasus anak kerdil di Palembang hingga Oktober 2022

Sanitasi Tak Memadai Memicu Jumlah Anak Kerdil di PalembangIlustrasi anak stunting (unicef.org)

Sekretaris Satgas Stunting Palembang, Altur Febriansyah menambahkan, kasus stunting perlahan mengalami penurunan. Yakni dari 72 kasus anak kerdil pada September 2022, kini tersisa 66 kasus di Oktober.

"Dari 66 kasus itu merupakan 11 kasus gagal audit calon pengantin rentan stunting, ibu hamil 17 kasus, ibu nifas pasca kelahiran 17 kasus, dan anak di bawah dua tahun ada 21 kasus," jelas dia.

Baca Juga: Pemkot Sebut 2 Program Tekan Angka Anak Kerdil di Palembang

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya