Ramayana Palembang Tutup Akhir Desember 2020, Bantah karena COVID-19

Ratusan karyawan Ramayana Palembang belum mendapat kepastian

Palembang, IDN Times - Pusat fesyen dan toko swalayan Ramayana Store di Palembang terpaksa menutup gerai setelah puluhan tahun melayani kebutuhan konsumen setianya. Bangunan kios tiga lantai yang terletak di kawasan Komplek Ilir Barat Permai itu bakal tutup pada 31 Desember 2020.

Ramayana yang merupakan jaringan store dan memiliki banyak cabang di Indonesia, menjual produk sandang seperti baju, sepatu, kebutuhan retail, dan supermarket yang menjual kebutuhan pangan sehari-hari. Sudah sekitar 20 tahun lebih beroperasi di Jalan Radial Palembang, gerai ciri khas warna merah tersebut pamit dari Bumi Sriwijaya.

Ramayana merupakan jaringan bisnis yang dirintis oleh pasangan suami istri Paulus Tumewu dan Tan Lee Chuan. Ramayana pertama kali dibuka di Indonesia pada tahun 1978 di Jakarta.

Berkembang cepat dan menunjukkan hasil yang baik, perlahan Ramayana memberanikan diri menawarkan produk garmen dan pakaian hingga tahun 1985 serta membuka cabang di luar Jakarta.

1. Upayakan tertib prokes dengan batasi jam operasional

Ramayana Palembang Tutup Akhir Desember 2020, Bantah karena COVID-19Ramayana di Palembang tutup toko akhir Desember 2020 (IDN Times/Dokumen)

Tutupnya Ramayana di Kota Pempek membuat pengunjung berbondong-bondong mendatangi toko untuk mendapatkan diskon atau potongan harga hingga 75 persen. Bahkan dalam sehari, swalayan dan department store itu dikunjungi banyak orang hingga membuat antrean dan lokasi parkir penuh.

Dalam kondisi pandemik COVID-19 meski lokasi ramai pengunjung, pengelola Ramayana mengaku tetap mengupayakan disiplin protokol kesehatan (prokes) dengan menyediakan informasi penerapan 3M #ingatpesanibu, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Protokol kesehatan dari selama ini telah kita terapkan. Pengecekan suhu di pintu masuk, kewajiban cuci tangan, dan memakai masker kepada pengunjung maupun karyawan. Kami juga membatasi jam operasional toko pukul 10.00 sampai 18.00 WIB," ujar Supervisor Ramayana Palembang, Arvan kepada IDN Times.

Baca Juga: Tutup Permanen, Ramayana Cirebon Mall PHK 20 Karyawan

2. Karyawan Ramayana tunggu keputusan pusat soal rencana ke depan

Ramayana Palembang Tutup Akhir Desember 2020, Bantah karena COVID-19Ramayana di Palembang tutup toko akhir Desember 2020 (IDN Times/Dokumen)

Walau menjadwalkan melakukan cuci gudang hingga batas akhir 31 Desember 2020, namun bila semua produk habis terjual sebelum waktu yang ditargetkan, pengelola Ramaya bakal lebih cepat menutup toko. Menurut Arvan, ada ratusan karyawan yang belum mengetahui nasib setelah setop bekerja.

"Ada 23 karyawan Ramayana dan 100 lebih SPG/SPB konsinyasi biasa, karyawan tetap akan dimutasi ke tempat kerja lain, atau PHK dengan pesangon. Bila masih kontrak dilakukan pemutusan kontrak sementara, dan bisa dikontrak kembali sesuai kebutuhan perusahaan," ungkap dia.

Meski kepastian riwayat Ramayana di Palembang berakhir, sejumlah pegawai tetap dan SPG Ramayana masih menunggu keputusan kantor pusat atau perusahaan masing-masing.

"Kami masih fokus menghabiskan produk, jadi kita kasih harga spesial dan potongan bermacam-macam. Maksimal diskon 75 persen dari harga asli," tambahnya.

3. Pengelola Ramayana sebut penutupan toko terkendala kontrak dan sewa

Ramayana Palembang Tutup Akhir Desember 2020, Bantah karena COVID-19Ramayana di Palembang tutup toko akhir Desember 2020 (IDN Times/Dokumen)

Tegak di bawah naungan PT. Ramayana Lestari Sentosa, Ramayana yang sejak awal berdiri lambat laun tumbuh secara global. Pada tahun 1989, Ramayana memiliki lebih dari 13 gerai dan mampu mempekerjakan sekitar 2.500 orang karyawan.

Kedudukan Ramayana makin kuat saat perusahaan melakukan penawaran umum perdana tahun 1996, seiring dengan pertumbuhan gerai hingga mencapai 45 unit. Saat ini Ramayana tersebar di lebih dari 42 kota besar di Pulau Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi. Bahkan Ramayana membuka jaringan toko di Papua pada tahun 2010 lalu.

Sayang, riwayat Ramayana di Palembang terpaksa terhenti karena kondisi yang tak memungkinkan. Namun kata Arvan, penutupan pusat fesyen ini berakhir karena kontrak sewa gedung di kawasan komplek Ilir Barat Permai tidak diperpanjang.

Meski dalam keadaan pandemik COVID-19, Arvan menyebutkan tutupnya operasional Ramayana tidak berhubungan dengan kondisi sekarang walau ada penurunan omzet penjualan. Ia mengaku tutupnya Ramayana murni karena tidak ada kesepakatan sewa tempat dengan pemilik gedung.

Baca Juga: 4 Pedagang Plaza Ramayana Balikpapan Positif COVID-19, Klaster Baru?

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya