Periksa Pengelolaan Keuangan & Keuangan Negara, BPK Pakai Sistem Ini 

Maksimalkan kerja, BPK membutuhkan waktu bertahap

Palembang, IDN Times - Ketua Badan Pemeriksa Keungan (BPK) Republik Indonesia (RI), Agung Firman Sampurna menyatakan, bahwa dalam praktik pemeriksaan dan audit keuangan era Society 5.0, sudah berkembang dengan fitur sistem aplikasi yang mempermudah prosesnya.

Apalagi, pemeriksaan serta audit terhadap anggara negara tidak saja dilakukan dalam satu kali review development. Melainkan butuh waktu bertahap, yakni dari menentukan sample kemudian perencanaan hingga laporan pekerjaan.

"Kami hanya diberi waktu 60 hari, dan kini kemajuan teknologi membantu proses kerja kita dengan cara kerja (Customs-Excise Information System and Automation) CEISA yang di aplikasikan dalam jaringan IT," ujar Agung, saat berbicara pada Society 5.0 for New Human-Centered Development: Oppurtunities and Challenges, di Fakultas Ekonomi Magister Manajamen Universitas Sriwijaya (Unsri), Rabu (6/11).

1. BPK menerapkan SIPTL dan SIPLK untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

Periksa Pengelolaan Keuangan & Keuangan Negara, BPK Pakai Sistem Ini Kegiatan Society 5.0 for New Human-Centered Development: Oppurtunities and Challenges (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Agung mengungkapkan, wewenang untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang melibatkan banyak organisasi, BPK RI sudah menerapkan sistem aplikasi SIPTL (Sistem Informasi Pemantauan Tindak Lanjut) dan SIPLK (Sistem Informasi Pemeriksaam Laporan Keungan).

Dengan standar keamanan terjamin, fitur tersebut selaras dengan tujuan BPK yang tidak hanya mengikuti teknologi, tetapi membangun harmoni. Ini bisa membuat BPK tetap bisa bekerja dengan sehat.

"Maksudnya begini, organisasi yang ditangani cukup banyak. Contoh saja, di tahun 2008 ada temuan pemeriksaan dari laporan pemerintah pusat sebesar Rp723 T, sementara tahun ini anggarannya naik Rp2200 T dari seluruh temuan, sistem aplikasi sangat dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan menjadi lebih kompleks," ungkap dia.

2. Agung mengakui untuk memaksimalitas kerja BPK membutuhkan waktu bertahap

Periksa Pengelolaan Keuangan & Keuangan Negara, BPK Pakai Sistem Ini Kegiatan Society 5.0 for New Human-Centered Development: Oppurtunities and Challenges (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Meski fitur aplikasi audit seperti SIPTL dan SIPLK dapat membantu proses pemeriksaan anggaran, jelas Agung, Namun tetap saja BPK RI masih membutuhkan waktu bertahap untuk memaksimalkan sistem kerja.

"Keseluruhan kerja belum maksimal, sebab hubungan dengan jaringan IT ini bergantung dengan penyempurnaan sistem. Perbaikan bertahap mulai dari pemutakhiran hardwere, belum lagi kualitas orangnya. Serta ada lagi namanya pengajuan eyecover terkait internal kontrol finansial sebagai sistem kendali," jelas Agung.

3. BPK RI minta SDM baru mampu mengikuti tingkat perkembangan informasi

Periksa Pengelolaan Keuangan & Keuangan Negara, BPK Pakai Sistem Ini Kegiatan Society 5.0 for New Human-Centered Development: Oppurtunities and Challenges (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Atas dasar itu, terang Agung, untuk membantu BPK dalam memaksimalkan kinerja,  Indonesia membutuhkan SDM baru sesuai tingkat perkembangan informasi. Agar harmonisasi sistem BPK dan kemajuan teknologi bisa selaras.

"Kita tahu, sebelum society 5.0 ada fase revolusi industri 4.0 yang di drive untuk mengikuti kemajuan informasi, salah satunya di aspek komunikasi cepat dan kemajuan aspek bisnis," terang dia.

Namun, untuk menyeimbangkan antara 5.0 dan 4.0, sistem kerja harus menerapkan sistem repetitif. Sebab ada beberapa pekerjaan yang di judgement belum bisa mengikuti tren komputerisasi.

Baca Juga: Calon Anggota Diseleksi DPR, Simak Sejarah Singkat BPK RI

4. Agar manusia tidak menjadi budak teknologi, maka Unsri buat terobosan baru

Periksa Pengelolaan Keuangan & Keuangan Negara, BPK Pakai Sistem Ini Kegiatan Society 5.0 for New Human-Centered Development: Oppurtunities and Challenges (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sementara, Rektor Unsri, Annis Saggaff menuturkan, pada era revolusi industri 4.0 dan society 5.0, pihaknya sudah mulai membuat program serta terobosan baru untuk mengaitkan teknologi dan SDM agar memiliki keseimbangan. Artinya manusia yang tidak diperbudak oleh teknologi.

"Unsri pada saat ini sudah meramu perkuliahan dengan menggunakan online dan connect bersama Kemenristekdikti. Bekerja sama dengan tempat akademik lain, agar mahasiswa lebih paham praktik lapangan, untuk mengenal dunia kerja yang lebih nyata praktisi," tutur dia.

Selain itu, Unsri juga tidak mengesampingkan peran manusia. Manusia harus menjadi centre. "Dengan aplikasi knowledge, kita membuka kerja sama antar perguruan tinggi negeri terutama di ASEAN, seperti summer class, student exchange dan teaching stars," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya