Kasus COVID-19 di Palembang Sulit Terungkap, Begini Kata Epidemiolog

Epidemiologi minta dinkes tetap pakai indikator WHO

Palembang, IDN Times - Walau Palembang tak lagi menjadi zona merah, namun penyebaran COVID-19 masih belum mereda. Apalagi kasus klaster masih sulit terungkap karena berbagai hal.

"Sebenarnya Palembang belum aman karena kasus aktif masih ada. Istilahnya, transmisi dalam tahap sulit mengungkap semua klaster. Testing terhadap masyarakat tidak berurut dan mobilitas memudahkan penyebaran makin cepat," ujar Ahli Epedimologi dari Universitas Sriwijaya (Unsri), Dr Iche Andriyani Liberty kepada IDN Times, Minggu (30/5/2021).

1. Indikator penghitungan zona sebaiknya mengacu rekomendasi WHO

Kasus COVID-19 di Palembang Sulit Terungkap, Begini Kata EpidemiologIlustrasi. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Menurutnya, terdapat dua informasi terkait indikator pengitungan kasus COVID-19 di Palembang. Masyarakat dibuat bingung karena pendataan indikasi penyebaran virus corona berbeda-beda. Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang tidak menerapkan perhitungan dari rujukan World Health Organization (WHO).

"Dinkes Palembang justru menghitung per kecamatan. Lebih baik pendataannya tidak seperti itu (per kecamatan)," kata dia.

Baca Juga: Akademisi: PPKM Mikro di Sumsel Perlu Good Will Pemerintah

2. Fakta data PPKM Mikro di Palembang belum jelas

Kasus COVID-19 di Palembang Sulit Terungkap, Begini Kata EpidemiologIlustrasi. Petugas medis yang tangani pasien COVID-19 harus mengenakan alat pelindung diri atau APD (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Jika Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang menggunakan data zonasi per kecamatan dalam dua minggu terakhir, Iche menilai data itu seharusnya mengimbangi teknis pemberlakuan PPKM skala mikro secara maksimal.

"Palembang yang memetakan indikator kasus aktif dan kematian dalam dua minggu terakhir mungkin ada pertimbangan sendiri. . Namun faktanya di tingkat kecamatan pun belum ada (pendataan jelas PPKM Mikro). Kalau Palembang menggunakan indikasi kasus aktif, ini kondisi masih bahaya dan belum aman," jelasnya.

3. Khawatirkan masyarakat sulit meyakini data COVID-19

Kasus COVID-19 di Palembang Sulit Terungkap, Begini Kata EpidemiologIlustrasi pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19. ANTARA FOTO/Ampelsa

Bicara kebijakan perbedaan indikator zonasi COVID-19, Iche menilai dari dua sisi. Ia justri khawatirkan masyarakat sulit meyakini data COVID-19 dari pemerintah.

"Apalagi implementasi dan mobilitas publik sudah sangat aktif. Meskipun efektivitas kasus aktif pada kesembuhan mulai meningkat, tetapi kematian dan positive rate masih naik mencapai 32 persen. Testing masih lemah, penularan masih sangat tinggi, dan BOR masih di angka lumayan yang menunjukkan penerapam PPKM mikro belum tercapai," tandas dia.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Palembang Berangsur Aman Tanpa Zona Merah

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya