Kalung Antivirus Bakal Dijual di Palembang Akhir Agustus, Berminat?

Kandungan 1,8 sineol bahan aktif tanaman Eukaliptus

Palembang, IDN Times - Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Selatan (BPTP Sumsel), Dr. Atekan menyampaikan, kalung antivirus produksi Kementerian Pertanian atau Kementan bakal dijual bebas di Palembang pada Agustus mendatang.

"Ada lima varian produk Eukaliptus, tiga di antaranya jenis roll on, inhaler dan kalung. Roll on serta inhaler awal Agustus, sedangkan kalung di akhir Agustus menunggu izin edar dari BPOM," ujarnya usai audiensi bersama Wali Kota (Wako) Palembang, Harnojoyo, di Rumah Dinas Wako, Senin (20/7/2020).

1. Uji coba dilakukan pada beta corona dan alfa corona

Kalung Antivirus Bakal Dijual di Palembang Akhir Agustus, Berminat?BPTP Sumsel audiensi bersama Wali Kota Palembang, Harnojoyo di Rumah Dinas Wali Kota (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Setelah menerima izin edar, produk Eukaliptus bakal dipasarkan dan dijual bebas melalui perusahaan PT Eagle, seperti penjualan minyak kayu putih. Produk itu memiliki kandungan 1,8 sineol dari bahan aktif tanaman Eukaliptus, dan diharapkan mampu menghancurkan protein virus.

Berbentuk serbuk, kalung antivirus yang diklaim mematikan perkembanganbiakan virus sudah diproduksi dengan teknologi nano, sehingga partikel dalam kandungan Eukaliptus mampu menjangkau penyebaran virus dengan lebih luas.

"Kami sudah melakukan penelitian dengan uji coba virus jenis beta corona dan alfa corona yang karakteristiknya mirip COVID-19. Jadi virus itu memiliki Mpro (main protein) di lapisan kulit luar. Bila protein itu rusak, maka virus tidak bisa berkembang biak dan mati. Tujuan produk ini adalah menghalau virus tersebut," kata dia.

Baca Juga: Kementan Akui Kalung Antivirus Corona Belum Diuji untuk COVID-19

2. Produk bakal dijual Rp15-20 ribu

Kalung Antivirus Bakal Dijual di Palembang Akhir Agustus, Berminat?BPTP Sumsel audiensi bersama Wali Kota Palembang, Harnojoyo di Rumah Dinas Wali Kota (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kalung antivirus Kementan beraroma daun serai. Berdasarkan hasil penelitian oleh pihak Litbang, produk tanaman Eukaliptus disebut berhasil menghambat perkembangan virus hingga 81-100 persen. Apalagi, tanaman tersebut terbukti pernah membunuh virus flu burung H5+N1.

"Kalung antivirus masa pakainya tergantung aroma. Bau aroma terapi ini bisa habis dalam jangka waktu satu bulan, dan paling cepat dua minggu. Kalau sudah dijual nanti harganya berkisar Rp15-20 ribu per produk," tambah Atekan.

3. Cara pakai hirup aroma selama 15-20 menit

Kalung Antivirus Bakal Dijual di Palembang Akhir Agustus, Berminat?BPTP Sumsel audiensi bersama Wali Kota Palembang, Harnojoyo di Rumah Dinas Wali Kota (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Atekan mengungkapkan, kendati produk tersebut diklaim mampu menghalau pengembangan virus, pihaknya mengakui bila bahan kandungan tanaman Eukaliptus belum bisa menjadi obat. Sebab masih harus melalui penelitian uji klinis.

Namun dari penelitian sementara, kandungan yang bermanfaat sudah melalui kajian mendalam bekerja sama Universitas Indonesia, Universitas Hasanudin, serta laboratorium Ikatan Dokter Indonesia alias IDI.

"Iya kalau obat mesti uji klinis, jadi ini ekstrak minyak (Eukaliptus) seperti jamu. Harapannya dengan menghirup aroma dari produk selama 20-15 menit, maka virus dalam tenggorokan dan rongga tubuh tidak bisa hidup," ungkapnya.

4. Wako Palembang minta kejelasan uji klinis produk Eukaliptus

Kalung Antivirus Bakal Dijual di Palembang Akhir Agustus, Berminat?BPTP Sumsel audiensi bersama Wali Kota Palembang, Harnojoyo di Rumah Dinas Wali Kota (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Wako Palembang, Harnojoyo menambahkan, pihaknya mendukung peredaran kalung Eukaliptus oleh Kementan ke pasaran. Hanya saja, dirinya meminta kejelasan uji klinis terhadap manfaat kandungan bahan aktif tersebut.

"Kalau memang secara teknologi menangkal, sebaiknya hasil penelitian kesehatan dibicarakan lebih lanjut antara medis dan pakar teknologi," tandas dia.

Baca Juga: IDI: Kami Tidak Merekomendasikan Kalung Antivirus Corona!

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya