Jelang Belajar Tatap Muka, Dinkes Ingkatkan Potensi Klaster Baru

Palembang, IDN Times - Wali Kota (Wako) Palembang, Harnojoyo, telah mengizinkan sekolah melaksanakan belajar tatap muka di pekan kedua Januari 2021. Namun menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang, dr Fauziah, keputusan yang akan diambil sekolah wajib diperhatikan secara luas.
Pihak sekolah harus melakukan kajian secara menyeluruh, dilihat dari sisi mikro dan makro. Seperti kesiapan standar operasional prosedur (SOP) protokol kesehatan, atau pernyataan konkret dari orangtua maupun wali murid.
"Kalau tidak ada kesepakatan yang jelas, takutnya nanti akan ada hal yang tidak diinginkan. Misal menimbulkan klaster baru penyebaran COVID-19 di lingkungan siswa dan sekolah," ujarnya, Rabu (23/12/2020).
1. Klaster baru tidak saja muncul hanya di sekolah
Kendati kebijakan belajar tatap muka menimbulkan rasa khawatir terhadap penambahan klaster, namun Fauzia menilai, penularan virus corona bisa terjadi di mana saja. Tidak hanya di lingkungan sekolah, bahkan lingkup kecil di tengah keluarga.
"Hal penting itu ya memang prokes, soalnya klaster baru bisa di mana saja, di tempat kita sekarang pun bisa saja. Sekarang bagaimana kepatuhan dan disiplin kita masing-masing," kata dia.
Baca Juga: Sah! Belajar Tatap Muka di Palembang Dimulai Minggu Kedua Januari 2021
2. Tekankan masyarakat tertib prokes
Fauzia menuturkan, risiko penyebaran COVID-19 terhadap anak-anak sangat bisa terjadi. Namun tingkat bahaya virus corona katanya paling cepat menular dari lingkungan terdekat. Orang dewasa pun menurutnya harus tertib protokol kesehatan (prokes).
"Sekarang itu jangan melihat situasi zona saja, tetapi penekan terhadap masyarakat harus meningkatkan prokes. Sekarang per 20 Desember 2020, zona kita turun lagi jadi oranye, sehingga Pemkot ada keputusan baru," tuturnya.
3. Sarankan siswa atau pelajar lakukan swab atau rapid test
Menurut Fauzia, kebijakan tatap muka yang efektif dan aman adalah dengan menyediakan prokes ketat dari siswa datang sampai pulang sekolah. Serta melakukan pengawasan maksimal, contohnya bagi siapa pun yang mempunyai gejala infeksi saluran akut agar segera untuk diperiksa.
"Atau melakukan swab sebanyak dua kali berturut-turut, bahkan kalau bisa pelajar yang ikut tatap muka bisa melakukan rapid antigen," tambah dia.
Baca Juga: Disdik Palembang Seleksi Sekolah yang Siap Belajar Tatap Muka
4. Sediakan google form untuk memeriksa kesiapan sekolah
Fauzia melanjutkan, sistemasi Dinkes Palembang memantau sekolah yang telah siap prokes adalah menyediakan Google Form, berisi pemeriksaan kesehatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Nantinya setiap UKS di sekolah akan ada petugas kesehatan binaan dari Puskesmas, bekerja sama sekolah yang siap melakukan pantauan perilaku pelajar.
"Tugas kesehatan saat ini antara UKS sekolah dan Puskesmas tetap berlangsung. Makanya sebelum dibuka, kita akan simulasi dulu, apakah sekolah ini benar-benar siap atau tidak," timpalnya.
5. Pertimbangkan belajar tatap muka tingkat PAUD
Sementara itu untuk tingkat PAUD dan SD, Fauzia bersama Disdik Palembang masih membicarakan kebijakan lanjutan soal tatap muka. Sebab kata dia, anak PAUD dan SD terbilang sulit menerapkan prokes, apalagi saat bertemu dengan teman satu sekolah.
"Menjadi pertimbangan pada saat rapat tadi, kita juga masih melihat sekolah bagaimana kesiapannya, apakah bisa mematuhi SOP protokol," tandas dia.
Baca Juga: Sedang Belajar Bahasa Mandarin? Ini 8 Lagu yang Cocok Dibuat Belajar!