Guru SLB Palembang Akui Pendidikan Jarak Jauh Sulit Dilaksanakan

Kemampuan anak ABK berbeda-beda

Palembang, IDN Times - Sekolah Luar Biasa (SLB) Karya Ibu Palembang tidak melaksanakan kegiatan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) secara total. Menurut guru di sekolah bagi anak berkebutuhan khusus itu, beberapa Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan PJJ menyulitkan para siswanya.

"Tingkat intelegensi anak berbeda-beda, rata-rata IQ mereka di angka 70 ke bawah. Walaupun diberikan (materi) lewat WhatsApp, sebagian ada yang belum bisa menulis dan belum bisa membaca," ujar seorang guru yang tak mau menyebutkan namanya kepada IDN Times, Kamis (23/7/2020).

1. Guru juga kerap kesulitan mengajar meski tatap muka

Guru SLB Palembang Akui Pendidikan Jarak Jauh Sulit DilaksanakanSuasana di Sekolah Luar Biasa Karya Ibu Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Walau materi bisa diambil ke sekolah tiap Senin dan Kamis, namun siswa masih kesulitan menggerjakan pokok bahasan atau tugas. Guru pun dituntut lebih ekstra menyampaikan pelajaran.

"Sering guru menggunakan voice note untuk menjelaskan, sulit betul. Terkadang tatap muka saja banyak kendala apalagi tidak bertemu," katanya.

Ia mengungkapkan, pihak pengajar dan pengelola SLB tetap mengupayakan yang terbaik bagi siswa agar bisabelajar dengan baik. 

"Jangankan memahami materi, sebagian (siswa) membuka (tugas) saja tidak bisa. Ekonomi beberapa orangtua juga di menengah ke bawah yang tersandung kuota internet dan keuangan. Ada yang punya HP tapi orangtua tidak di rumah. Jadi susah berkomunikasi," timpal dia.

Baca Juga: Fenomena Anak Jalanan di Palembang, Dinsos Palembang: Kalah Gaji Kita

2. Sebagian guru SLB Karya Ibu Palembang lulusan khusus pendidikan luar biasa

Guru SLB Palembang Akui Pendidikan Jarak Jauh Sulit DilaksanakanSekolah Luar Biasa Karya Ibu Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

SLB Karya Ibu di Palembang terbagi dari beberapa bagian. Dalam satu naungan Yayasan Karya Ibu yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Pemprov Sumsel), terdapat lima spesialis sekolah yakni SLB A hingga SLB E dengan kondisi siswa yang berbeda-beda.

SLB A merupakan sekolah yang mengajar ABK tunanetra, SLB B khusus tunarungu, SLB C bagi Tuna Grahita yang memiliki tingkat intelegensi di bawah normal atau terbatas, dan SLB D khusus bagi siswa disabilitas atau cacat fisik. Lalu SLB E dikhususkan bagi siswa tuna laras atau anak-anak jalanan (anjal).

Wakil Kepala Sekolah SLB B Karya Ibu Palembang, Joni Afriadi mengatakan, sebagian guru yang mengajar di sekolah tersebut merupakan lulusan Ilmu Pendidikan Khusus. Mereka memiliki bekal dan dasar ilmu untuk mengajar di SLB. Jumlah keseluruhan pengajar mencapai 18 orang.

"Sebagian masih honor, karena siswa kita ini ada sekitar 80-an dari TK-SMA. Tapi idealnya tiap satu guru meng-handle 6 sampai 8 siswa," kata dia.

Selama ini sekolah menggunakan metode visual (penglihatan), auditorial (pendengaran), ataupun kinestetik (gerakan) yang berbarengan dengan bahasa isyarat. Khusus SLB B, pihak sekolah tidak membatasi jumlah pendaftaran siswa baru.

"Biaya pendaftaran Rp600 ribu termasuk seragam batik. Selanjutnya tidak biaya. Kami gratis walaupun swasta, karena semua ditanggung dari dana bos melalui Dinsos, jadi tidak menarik biaya 100 persen. Meski kadang ada keterlambatan dana, antisipasinya dengan penggalangan dana," jelasnya.

Baca Juga: Curhat Kepsek Filial Palembang, Pilih Belajar Tatap Muka Demi Siswa

3. SLB Karya Ibu Palembang menyediakan pendidikan vokasi

Guru SLB Palembang Akui Pendidikan Jarak Jauh Sulit DilaksanakanSekolah Luar Biasa Karya Ibu Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kendati tanpa pembatasan kuota pendaftaran siswa baru, SLB B tidak bisa menerima anak berkebutuhan khusus dengan dua kekurangan atau lebih. Seperti anak tunarungu dan juga tunanetra, atau tunarungu yang mengidap autis. Menurut Joni, pihaknya terkendala jumlah SDM.

"Cara belajarnya tidak semua menggunakan bahasa isyarat, karena siswa ada yang bisa mendengar, apalagi sudah punya alat bantu yang difasilitasi Dinsos," ujar Joni.

Selain memiliki lima kelas berbeda, yayasan SLB Karya Ibu Palembang juga menyediakan pendidikan vokasi atau keterampilan bagi siswa jenjang SMP-SMA. Seperti memberikan ilmu keahlian bengkel, kecantikan, serta pelajaran prakarya yang bisa menghasilkan produk-produk kreatifitas.

"Kalau kurang alat keterampilan terpaksa belajar teori, kami juga masih butuh tambahan fasilitas. Meski ada biaya rutin dari BOS, tetapi kamu juga menerima CSR," tambahnya.

Baca Juga: Begini Trik dan Pola Hadapi Anak yang Sering Membantah 

4. Sebagian wali murid minta keringanan materi dan tugas belajar

Guru SLB Palembang Akui Pendidikan Jarak Jauh Sulit DilaksanakanKepala Sekolah SLB C Karya Ibu, Suhermidi (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kepala Sekolah SLB C Karya Ibu, Suhermidi mengungkapkan, siswa di sekolah Tuna Grahita umumnya berasal dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Sekitar 35 persen siswanya terbilang kurang mampu, karena orangtua mereka bekerja sebagai buruh harian.

"Ada yang tukang cuci. Karena keterbatasan ekonomi, mereka meminta keringanan. Kami ikuti agar tidak memberatkan. Kalau bisa mudah, kenapa kita persulit. SLB Karya Ibu ini sudah lama sejak 1982, dan kita tahu keadaan siswa," ungkap dia.

Pria yang akrab disapa Medi ini sudah menjabat sebagai kepala sekolah sejak 2011 silam. Ia menyebutkan, perkembangan siswa baru SLB di lahan seluas 4 hektar termasuk stabil. Tidak ada penurunan dan sedikit peningkatan.

"Beberapa kabupaten dan kota di Sumsel memang sudah memiliki SLB masing-masing. Dulu semua siswa dari daerah bersekolah di sini. Tapi sekarang sudah ada SLB seperti di Sekayu dan Baturaja," tambahnya.

Ketua Yayasan Karya Ibu Palembang, Triany Riza Fahlevi berharap, pemerintah terus memfasilitasi mereka agar bisa konsisten mendidik "anak-anak spesial" dalam bidang akademisi dan vokasi.

"Kalau saya pribadi jangan ada deskriminatif, samakan mereka seperti anak normal yang penuh keceriaan dan fasilitas cukup. Saya yang bertanggung jawab selalu bertanya pada diri sendiri, apa yang bisa kita perbuat untuk mereka," tandas dia.

Baca Juga: 10 Kalimat Bijak tentang Anak, Bisa Dijadikan Pengingat Bagi Orang Tua

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya