Emi Yunita 13 Tahun Rayakan Hari Ibu di Lapas Perempuan Palembang

Mengabdi sebagai kepala kesatuan pengamanan

Palembang, IDN Times - Acara peringatan Hari Ibu di Lapas Perempuan Klas II A Palembang menjadi rutinitas tahunan setiap 22 Desember. Bukan sekadar momen peringatan, melalui peringatan itu, perempuan Indonesia pun bisa berekspresi dan bertanggung jawab dengan kemampuan yang mereka miliki.

Hal tersebut turut dirasakan Emi Yunita, mengabdi sebagai Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Perempuan (LPP) Kelas II A Palembang. Selama 13 tahun ia selalu berbagi keceriaan momen Hari Ibu di tengah warga binaan pemasyarakatan (WBP).

"Biasanya kami menggelar lomba seperti lomba masak nasi goreng, fashion show, lomba memindahkan kelereng dan lainnya. Lomba kami gelar sebagai suatu cara agar WBP merasa dihargai, apresiasi untuk mereka," kata dia, usai kegiatan acara pemberian masker, hand sanitizer dan keperluan perempuan dari Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama) Sumsel, Selasa (22/12/2020).

1. Ada 485 warga binaan di Lapas Perempuan Palembang

Emi Yunita 13 Tahun Rayakan Hari Ibu di Lapas Perempuan PalembangKegiatan peringatan hari ibu di Lapas Perempuan Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Berlokasi di Jalan Merdeka depan kantor Pos Palembang, momen peringatan Hari Ibu di Lapas Perempuan selalu diwarnai kemeriahan. Namun sayang karena kondisi pandemik COVID-19, Emi menyebut peringatan tahun ini tidak ada kegiatan upacara bersama.

Terkait kasus menjerat para warga binaan perempuan di sini, ia mengatakan cukup beragam. "Ada 485 orang warga binaan pemasyarakatan (WPS) di sini. Dari 485 orang itu rata-rata ditahan karena bandar narkoba, tindak kriminal pembunuhan, mencuri dan lainnya," ujarnya.

2. Pandemik COVID-19, lapas perempuan Palembang terima tahanan A3

Emi Yunita 13 Tahun Rayakan Hari Ibu di Lapas Perempuan PalembangKegiatan peringatan hari ibu di Lapas Perempuan Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Menurut wanita kelahiran 11 Juni 1977, selama ia bekerja di Lapas Perempuan Palembang, baru kali ini dirinya merasakan bekerja di tengah pandemik COVID-19 dengan teknis menerima tahanan sistem sudah A3.

"Artinya sudah ada putusan dari pengadilan kemudian tahanan dipindahkan ke sini. Saat dipindahkan tahanan baru akan diisolasi di ruangan isolasi selama 14 hari. Apabila dilihat sudah aman maka mereka akan dicampurkan dengan tahanan lama," terang Emi.

Ia menambahkan, sebagai penanggung jawab keamanan di sana, banyak suka duka yang dialami. Misalnya, harus bersabar menghadapi WBP dengan perasaan dan sepenuh hati. Dia sadar pekerjaannya memang untuk mengayomi para perempuan dengan ragam cerita berbeda dibandingkan wanita umumnya.

3. Terapkan sistem asimilasi pada WBP yang bebas per 31 Desember 2020

Emi Yunita 13 Tahun Rayakan Hari Ibu di Lapas Perempuan PalembangKegiatan peringatan hari ibu di Lapas Perempuan Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Emi menceritakan selama COVID-19 tak ada pengurangan tahanan tetapi Lapas Perempuan Palembang menerapkan sistem asimilasi. Artinya, WBP diperbolehkan pulang ke rumah karena pandemik virus corona.

"Asimilasi COVID-19 untuk WBP yang bebas tanggal 31 Desember 2020 jadi bukan seenak kami membebaskan mereka. Semua ada aturannya, mereka yang mendapatkan asimilasi karena masa tahanannya sebentar dan harus di verifikasi oleh pusat terlebih dahulu,” ujarnya yang sudah bekerja di Lapas Perempuan Palembang sejak 2007-2008.

4. Lapas perempuan Palembang apresasi bantuan dari Kagama Sumsel

Emi Yunita 13 Tahun Rayakan Hari Ibu di Lapas Perempuan PalembangKegiatan peringatan hari ibu di Lapas Perempuan Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Mendapat bantuan dari Kagama Sumsel, pihak Lapas Perempuan kelas II A di Bumi Sriwijaya mengapresiasi. Itu lantaran erasa dihargai karena masih ada perhatian dari pihak luar selain instansi pemerintahan dan pelayanan publik.

“Alhamdulillah tadi dari Pengda Kagama Sumsel memberikan bantuan berupa 1000 masker, 50 hand sanitizer, 120 paket kebutuhan perempuan untuk warga binaan serta memberikan ceramah terkait kesehatan gigi dan mulut, kami berterima kasih," kata Emi.

5. Pembagian bantuan dari Kagama Sumsel sebagai bentuk perhatian

Emi Yunita 13 Tahun Rayakan Hari Ibu di Lapas Perempuan PalembangJoko Siswanto Ketua Kagama Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Ketua Pengurus Daerah Keluarga Alumni UGM, Joko Siswanto, menjelaskan, kunjungan Kagama Sumsel dalam rangka Dies Natalis UGM ke 71 dan ulang tahun Kagama ke-62 dan sekaligus perayaan hari ibu.

"Kami menyelenggarakan bakti sosial dengan tema Kagama Sumsel peduli ibu dan anak, ibu dan anak itu kami pilih yang marginal dalam pengertian terkena musibah. Dan kami melakukan survei dengan Yayasan Intan Maharani ternyata di Lapas Perempuan ini sangat membutuhkan bantuan," terangnya.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya