Ekofeminisme, Hubungan Perempuan-Alam dan Kritik Atas Gerakan Ekologi

Upaya memperjuangkan cara pandang kesetaraan gender

Palembang, IDN Times - Sekarang, peran perempuan cukup mempengaruhi kemajuan bangsa. Termasuk kehadiran perempuan dalam pelestarian lingkungan hidup. Namun tak jarang, sikap feminisme dari pribadi perempuan juga tetap tak bisa ditanggalkan. 

Nah, untuk mengubah pribadi perempuan yang bersikap feminisme, satu cara mengatasinya lewat gerakan ekofeminisme. Lalu apa itu ekofeminisme?

Ketua Umum Sarekat Hijau Indonesia (SHI), Ade Indriani Zuhri menyampaikan, ekofeminisme ini merupakan teori yang menjelaskan hubungan antara kaum perempuan dengan alam.

"Ekofeminisme berasal dari India, yang dicetuskan oleh ilmuwan bernama Vandana Shiva. Tujuan gerakan ini untuk menciptakan dan menjaga kelestarian alam dan lingkungan dengan basis feminitas," ujar dia, pada kegiatan Ngaji Ekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang, Kamis (6/2).

1. Gerakan ekofeminisme mampu mengusung kesetaraan gender

Ekofeminisme, Hubungan Perempuan-Alam dan Kritik Atas Gerakan Ekologikegiatan Ngaji Ekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang, Kamis (6/2) (IDN Times/Istimewa)

Ade menjelaskan, dari teori ekofeminisme bisa melahirkan kerangka berpikir untuk memahami kuatnya relasi perempuan dengan alam.

"Tindakan ekofeminisme bisa menghadirkan kesetaraan gender dan menyelamatkan Iingkungan dengan memiliki peran strategi dalam upaya pencegahan kerusakan alam lingkungan," jelas dia.

Dalam aktivitasnya, ekofeminisme muncul sebagai kritik atas gerakan ekologi yang berpusat pada manusia, yang menganggap alam sebagai instrumen belaka.

"Keberadaannya untuk melayani kebutuhan dan eksistensi manusia agar mengubah paradigma dan cara pandang," ujar dia.

2. Secara teori, ekofeminisme memiliki hubungan erat dengan perempuan

Ekofeminisme, Hubungan Perempuan-Alam dan Kritik Atas Gerakan Ekologikegiatan Ngaji Ekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang, Kamis (6/2) (IDN Times/Istimewa)

Ade menerangkan, perempuan dan alam sering kali diartikan punya hubungan yang erat. Sementara persoalan lingkungan saat ini sangat tidak netral dengan gender, karena ketika terjadi kerusakan alam, perempuan menjadi pihak yang paling berisiko terkena dampaknya.

"Ekofeminisme mencoba menjelaskan hubungan antara feminisme dan ekologi, dimana dominasi laki-laki terhadap perempuan dan dominasi laki-laki terhadap alam terjadi paralel pada tingkat konseptual, dengan cara memandang mitos, simbol dan image alam," terang dia.

Baca Juga: LBH Palembang Lebih Fokus pada Kasus Kekerasan terhadap Perempuan

3. Ekofeminisme membentuk kebebasan terhadap perempuan

Ekofeminisme, Hubungan Perempuan-Alam dan Kritik Atas Gerakan Ekologikegiatan Ngaji Ekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang, Kamis (6/2) (IDN Times/Istimewa)

Sejauh ini, kata Ade, antara teori ekofeminsme dan gerakan feminisme mampu membentuk kebebasan terhadap perempuan.

"Perempuan mempunyai kebebasan secara indivudual, aliran ini menyatakan bahwa kebebasan dan kesamaan, berakar pada kemampuan yang sama dengan laki-laki," kata dia.

Gerakan ekofeminisme ini muncul pada awal abad 18 bersamaan dengan zaman pencerahan. Tuntutannya adalah kebebasan dan kesamaan terhadap akses kedudukan perempuan, yang harus memiliki persamaan hukum yang selama ini diskriminatif dan tidak adil terhadap perempuan.

 

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya