Dokter Meninggal Usai Vaksin, IDI Palembang Sebut Wajar Nakes Ragu

IDI turut menelusuri penyebab kematian dokter tersebut

Palembang, IDN Times - Polemik vaksinasi COVID-19 di Palembang masih muncul, ditambah kabar seorang dokter berinisial JF (49) meninggal dunia, Jumat (22/1/2021). Dokter JF ditemukan meninggal di dalam mobil yang terparkir di sebuah minimarket sehari setelah vaksinasi.

Menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang, Zulkhair Ali, munculnya keraguan terhadap vaksinasi pasca kejadian tersebut adalah hal yang wajar. Namun ia menggarisbawahi jika jauh sebelum kasus tersebut, perdebatan dan pro kontra vaksinasi COVID-19 sudah sering muncul.

"Wajar ada keraguan setelah kabar ini. Kami menerima ketentuan dari Kemenkes untuk vaksinasi karena sudah ada observasi. Tetapi karena kasus ini belum jelas, IDI juga tidak boleh mengatakan tidak ataupun langsung iya," ujarnya kepada IDN Times, Senin (25/1/2021).

1. Masih ada penolakan vaksinasi di kalangan tenaga medis

Dokter Meninggal Usai Vaksin, IDI Palembang Sebut Wajar Nakes RaguIlustrasi suasana di Rumah Sakit (Dok.IDN Times/Istimewa)

Ia mengakui di kalangan tenaga medis terdapat penolakan vaksinasi COVID-19. Namun sejauh ini persentase yang menolak lebih kecil dibandingkan yang menerima serta melakukan verifikasi setuju. Menurut dia, keinginan mau atau tidak menjalani vaksinasi merupakan hak masing-masing.

"Polemik ada tapi tidak banyak, dari awal tetap ada pro kontra. Ada yang setuju, tidak setuju, dan yang ragu-ragu pun banyak. Namun yang setuju lebih banyak, beberapa dari mereka yang ragu-ragu biasanya menunggu hasil," kata dia.

Zulkhair menegaskan, kelompok tenaga medis yang menolak vaksinasi harus siap menjalani tugas dengan konsekuensi. Ia mengingatkan, disiplin protokol kesehatan tak akan cukup tanpa vaksin sebagai bekal melindungi diri.

"Dari awal kita mengharapkan vaksin membuat imunitas semakin kuat. Kalau tidak vaksin, tentu tubuh kita tidak dilindungi ekstra. Silakan kalau ada yang menolak divaksin karena kasus ini tidak meningkatan atau menurunkan kelompok itu, maksudnya yang yakin tetap yakin dan yang tidak yakin tetap dengan pendiriannya," timpal dia.

Baca Juga: Dokter Meninggal Usai Vaksinasi, ini Penyebab Sebenarnya

2. IDI Palembang tetap obyektif tanggapi kabar dokter meninggal setelah vaksinasi

Dokter Meninggal Usai Vaksin, IDI Palembang Sebut Wajar Nakes RaguPetugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 saat simulasi pelayanan vaksinasi di Puskesmas Kemaraya, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (18/12/2020). Simulasi tersebut dilaksanakan agar petugas kesehatan mengetahui proses penyuntikan vaksinasi COVID-19 yang direncanakan pada Maret 2021. ANTARA FOTO/Jojon

Menyoal rekan sejawatnya yang meninggal beberapa hari lalu, Zulkhair menegaskan, pihaknya masih menelusuri penyebab yang bersangkutan tutup usia. Namun berdasarkan hasil screening, almarhum katanya tidak memiliki riwayat medis dan komorbit (penyakit penyerta).

"IDI berupaya objektif, kita ingin melihat ada hubungan atau tidak karena memang satu hari sebelum meninggal almarhum melakukan vaksinasi. Kasus ini memicu ketakutan nakes, tapi IDI saat ini ada Pokja TV namanya, ruang diskusi pasca vaksinasi, terutama soal teman sejawat kami," jelas dia.

Zulkhair berharap penelusuran kasus tersebut tidak ada hubungannya dengan vaksinasi. Bahkan ia menyebut hasil forensik tidak berkaitan dengan vaksinasi. 

"Bahkan setelahnya (vaksinasi) dilihat selama 30 menit untuk tahu gejala lain tidak ada ternyata (efek vaksinasi). Tetapi tentu kita akan tetap menelusuri rekam medik, apakah ada minum obat sebelum atau sesudah vaksin untuk mengetahui penyebab kematian yang bersangkutan," terangnya.

3. Sebut kasus meninggal dunia di dalam mobil umumnya terjadi karena kekurangan oksigen

Dokter Meninggal Usai Vaksin, IDI Palembang Sebut Wajar Nakes RaguSimulasi tersebut dilaksanakan agar petugas kesehatan mengetahui proses penyuntikan vaksinasi COVID-19 yang direncanakan pada Maret 2021. ANTARA FOTO/Jojon

Zulkhair menyebut, secara ilmiah pada kasus meninggal di dalam mobil sering terjadi karena hipoksia atau kekurangan oksigen di dalam jaringan tubuh, atau keracunan karbon monoksida di dalam tempat tertutup.

"Tetapi kembali lagi apapun itu, kami minta untuk bersabar dan menunggu hasil autopsi dari tim forensik," ujarnya.

Dirinya mengimbau kepada masyarakat agar tidak berpikir bahwa dokter meninggal setelah vaksinasi. "Jadi tidak perlu khawatir, karena bukan karena setelah vaksinasi. Kalau pun ada gejala setelah vaksin itu tidak akan sampai fatal," tandas dia.

Baca Juga: Lima Daerah di Sumsel Dijatah 23.200 Dosis Vaksin Sinovac

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya