Dinkes Palembang Ingatkan Warga Gejala DBD Mirip COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang mengajak warga mengantisipasi penyakit selain COVID-19, seperti Demam Berdarah Dangue (DBD). Dinkes mengingatkan gejala DBD mirip dengan kasus COVID-19.
"Memang sebaiknya cepat jika ada anggota keluarga sakit demam diberi obat dan dibawa ke dokter untuk diperiksa. Kasus DBD ini juga bahaya dan mirip gejalanya, bukan hanya COVID-19," ujar Kepala Dinkes Palembang, dr Fenty Aprina, Rabu (16/2/2022).
1. Sudah ada 73 kasus DBD di Palembang
Berdasarkan data Dinkes Palembang sejak awal 2022, kasus DBD lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya pada Januari 2021. Jika tahun lalu ada 11 kasus, namun kini sudah terdeteksi 73 kasus DBD.
"Memang pemerintah dan tim kesehatan sedang fokus COVID-19, namun demam berdarah tidak boleh dilupakan," kata dia.
Baca Juga: Perkantoran di Palembang Terapkan 50 Persen WFH Selama PPKM Level 3
2. Kasus DBD perlu penanganan cepat dan tepat
Fenty menuturkan, DBD merupakan penyakit yang perlu penanganan cepat dan pencegahan tepat. Dinkes Palembang juga telah mendapat laporan dari daerah dengan kasus cukup tinggi.
"Dari tahun lalu di bulan yang sama kasusnya lebih tinggi," timpalnya.
Baca Juga: 5 Pasien COVID-19 Meninggal Dunia di Sumsel Ternyata Belum Vaksin
3. Imbau masyarakat tetap jaga kebersihan
Ia pun mengimbau agar masyarakat menjaga lingkungan rumah tetap bersih, terutama menjaga kebersihan penampungan air dan bak mandi. Sebab sumber nyamuk paling banyak dari tempat penampungan air.
"Nyamuk ini senang ada di air bersih, jadi tutup dan jaga kebersihannya. Kalau tidak, bakal menjadi sarang nyamuk DBD," jelas dia.
4. Sako dan Sukarami jadi daerah paling tinggi kasus DBD
Wilayah yang menjadi tempat langganan kasus DBD terbanyak berada di kawasan padat penduduk, seperti Sako dan Sukarami. Namun jika dibandingkan 2021 ke 2020, angka kasus DBD justru menurun.
“Awal Februari ini kasus tertinggi ada di Kecamatan Sukaramei sebanyak 14 kasus, Sako 6 kasus, dan Ilir Barat 1 kasus," tandas dia.
Baca Juga: Gubernur Sumsel Minta Produktivitas Tak Berkurang Saat PPKM