Cerita Dokter Erwin Operasi Pasien COVID-19 di RS Pusri Palembang

Pakai baju pengaman level tiga dan hazmat lengkap

Palembang, IDN Times - Merawat pasien COVID-19 tidak saja dilakukan di ruang isolasi. Bagi dokter Erwin Maulana, tantangan terbesar merawat pasien COVID-19 saat berada di ruang operasi. Sebagai seorang spesialis bedah di Rumah Sakit Pusri Palembang, dirinya dituntut sukses melakukan operasi.

Ia menceritakan pengalaman menarik yang tak bisa dilupakan saat mengoperasi pasien, yakni mengenakan pakaian pengaman level tiga dan hazmat lengkap. Hal tersebut ia lakukan karena emergency, pasien harus dioperasi dalam keadaan terpapar COVID-19.

"Sebenarnya ketika operasi tidak perlu pakai hazmat, agar lebih leluasa. Tetapi waktu kondisi darurat pasien harus operasi dan dia kena COVID-19. Kita harus pakai (hazmat) karena tanggung jawab menyelematkan pasien," ujarnya kepada awak media, Senin (25/1/2021).

1. Pembedahan bagi pasien COVID-19 dilihat sesuai kriteria

Cerita Dokter Erwin Operasi Pasien COVID-19 di RS Pusri PalembangIlustrasi ruang vaksinasi COVID-19 di RS Pusri Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Biasanya, pasien kondisi darurat harus segera operasi adalah mereka yang mengidap penyakit gagal jantung, kanker ganas, dan gangguan saluran pernapasan. Namun kata Erwin, jika pasien tidak dalam keadaan emergency untuk dioperasi maka jadwalnya akan diatur ulang, menunggu pasien terebut sembuh dari COVID-19.

"Sebelum melakukan pembedahan, pasien dengan tanda COVID-19 atau indikasinya terduga, kita akan lihat dulu kriteria mereka. Maksudnya kalau pertolongan hanya dengan operasi langsung kita tindak, tetapi kalau tidak darurat maka dibatalkan dulu baru nanti kita screening ulang," kata dokter Erwin yang juga menjabat sebagi Direktur Pelayanan Medik di RS Pusri Palembang itu.

Baca Juga: Cerita Dokter Penyintas, Donor Plasma Konvalesen Bantu Pasien COVID-19

2. Operasi mengenakan hazmat lengkap sebagai tantangan bagi seorang dokter bedah

Cerita Dokter Erwin Operasi Pasien COVID-19 di RS Pusri PalembangIlustrasi suasana di RS Pusri Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Selama di ruang operasi, dokter dituntut fokus dan kerja tim agar tidak melakukan kesalahan. Sebab sebagai seorang dokter yang memiliki tanggung jawab dari profesi, mereka dituntut bekerja maksimal agar pasien selamat.

"Tanpa pakai hazmat pun di ruang operasi kita mengeluarkan keringat karena fokus mengoperasi. Soalnya kasus operasi ada yang berjam-jam. Bagaimana kondisi operasi mengenakan hazmat dan APD lengkap? Luar biasa gerah, sulit. Tapi itu tantangan kita untuk memberi hasil terbaik bagi pasien dan keluarga," terangnya.

3. Lakukan vaksinasi COVID-19 sebagi benteng dan perlindungan diri

Cerita Dokter Erwin Operasi Pasien COVID-19 di RS Pusri PalembangProf Yuwono dan dr Erwin Maulana sudah melakukan vaksinasi COVID-19 di RS Pusri Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Risiko dokter bedah berhadapan langsung dengan pasien positif COVID-19 cukup tinggi lewat pembedahan dan sebuah operasi. Dirinya pun berupaya melindungi dan membentengi diri lewat vaksinasi COVID-19. Menurutnya, penyuntikan vaksin bukan hal mengerikan selama proses screening sudah aman.

"Awalnya saya sempat ragu tetapi setelah screening dengan tepat, Alhamdulillah biar diri kita terlindungi dan kekebalan tubuh meningkat. Efektivitas 65 persen imunitas naik manfaatnya baik, tidak untuk pribadi sendiri tetapi bagi masyarakat sekitar juga, untuk kebaikan bersama," tandas dia.

Baca Juga: 315 Nakes di Rumah Sakit Pusri Palembang Terima Vaksinasi

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya