Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Lokasi karantina razia masker pindah ke Gedung PGRI Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Lokasi karantina untuk warga yang terjaring razia masker di Palembang, dipindahkan ke gedung PGRI di Jalan Ahmad Yani Plaju, Kamis (7/5). Koordinator Pencegahan Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19, Ahmad Zulinto mengatakan, pemindahan lokasi itu untuk menekan pengeluaran pemerintah.

"Selama lima hari berjalan, cost-nyaterlalu tinggi. Ditambah ada masyarakat yang nekat menghidupkan AC dan TV dan menyebarkannya ke media sosial, seolah-olah karantina itu enak. Jadi penangkapan hari ini setop dulu karena pindah," kata dia.

Zulinto mengatakan, pemindahan karantina juga untuk menghindari paradigma warga yang menganggap isolasi di Asrama Haji terlalu nyaman. Ia memastikan tempat baru di PGRI berbanding terbalik dengan tempat sebelumnya.

1. Fasilitas kamar tidak sama seperti di Asrama Haji Palembang

Lokasi karantina razia masker pindah ke Gedung PGRI Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Zulinto menambahkan, di Gedung PGRI tidak tersedia fasilitas seperti di Asrama Haji. Terdapat 15 ruangan di sana, dengan masing-masing menampung dua orang tiap kamarnya.

"Ada kipas angin dan tempat tidur secukupnya. Kemudian di kamar mandi tidak disediakan sabun dan handuk. Kalau mau mandi, kita persilahkan minta dengan keluarganya. Memang di sini keadaannya jauh berbeda di Asrama Haji biar kapok," tambahnya.

2. Dari total 220 orang terjaring, 20 persen berasal dari luar Palembang

Gedung PGRI Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Zulinto membeberkan dana yang keluar di Gedung PGRI jauh lebih murah. Jika biaya satu kamar di Asrama Haji Palembang mencapai Rp 200 ribu per malam, tapi di Gedung PGRI hanya Rp100 ribu per kamar.

"Selama ini makan dua dua kali sehari ditanggung pemerintah dengan biaya Rp50 ribu per orang. Rencananya kita hilangkan setengahnya, hanya berbuka puasa saja tanpa ditanggung sahur," tegasnya. 

Tidak hanya karena cost yang terlalu tinggi, jelas Zulinto, pemindahan lokasi isolasi dilakukan karena pihaknya ingin fokus menjaring warga Palembang di kawasan Seberang Ulu.

"Selama sepekan razia, dari 30 April sampai 6 Mei, sudah ada 220 warga yang kedapatan tidak pakai masker. Sedangkan 20 persen di antaranya merupakan warga luar Palembang. Setelah ini kita akan fokus di seberang ilir saja," ujar dia.

3. Pemindahan ke Gedung PGRI diharapkan mampu mengurangi pengeluaran anggaran

Ahmad Zulinto (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Zulinto menerangkan, dari lokasi karantina yang baru, bisa membantu mengurangi anggaran penanganan razia masker. Sebab dari lima hari di Asrama Haji sudah menghabiskan dana Rp95 juta. Harapannya karantina di Gedung PGRI dana jadi hemat selama 10 hari.

"Di Asrama haji, sewa aula satu hari Rp5 juta. Belum termasuk sewa kamar dan biaya makan untuk yang dikarantina. Kalau di sini (Gedung PGRI) bebas, aula tinggal pakai dan kamar juga. Razia mau diperpanjang lagi juga tidak masalah," terang dia.

4. Sebut razia dan karantina sudah efektif

Lokasi karantina razia masker pindah ke Gedung PGRI Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Terkait kritikan penanganan program razia masker yang dinilai gagal dan tidak efektif, menurut Zulinto, justru sejauh prosesnya sudah banyak warga yang mengetahui dan jera.

"Ada yang berkomentar itu pandangan mereka saja, kalau dia ada konsep yang jitu sampaikan dengan kami, kegiatan ini sudah kerjasama dengan aparat kepolisian, TNI, POLPP dan seluruh OPD terkait," ujar dia.

Zulinto melanjutkan, pihaknya telah memperhatikan hasil pantauan di jalan-jalan yang menunjukkan tren kesadaran masyarakat meningkat.

"Artinya kegiatan ini cukup efektif. Kemarin hari ketujuh terjaring 12 orang, jauh menurun dari hari-hari sebelumnya. Saya punya bukti dokumentasi sepanjang jalan dari SMA Negeri 17 sampai Jalan Bambang Utoyo, semua masyarakat yang ditemui di jalan sudah memakai masker," tandas dia.

Editorial Team