Sri Mulyani: Percepatan Ekonomi Fasilitasi Berkembangnya Terorisme
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times- Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menjelaskan bahwa globalisasi sebagai faktor yang mendorong percepatan ekonomi, secara tidak sadar juga memfasilitasi berkembangnya kejahatan lintas batas negara.
“Globalisasi dan integrasi perekonomian dunia telah membuat dunia kita semakin tanpa batas. Ini menguntungkan perdagangan antar-negara menjadi lebih intensif sehingga banyak negara lebih makmur. Di sisi lain, globalisasi membuat kejahatan lintas batas negara menjadi semakin canggih,” kata Sri Mulyani sebagaimana dikutip dari akun Instagramnya, Selasa (14/11).
1. Globalisasi menyebabkan kejahatan semakin terorganisir
Lebih lanjut, alumni Universitas Indonesia itu menyampaikan, globalisasi menyebabkan perkembangan teknologi dan persebaran informasi serta mobilitas barang dan jasa semakin cepat. Alhasil, batas negara menjadi kurang relevan di zaman ini.
Sayangnya, fitur-fitur globalisasi juga dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan lintas batas negara, salah satunya adalah terorisme.
“Aliran dana ilegal lintas negara (Illicit Financial Flows atau IFF) yang berasal dari aktivitas kejahatan ekonomi antarnegara juga meningkat. Apalagi dengan hadirnya virtual asset seperti crypto currency yang sulit dilacak. Diperkirakan saat ini nilai dari IFF berkisar sekitar 2 persen-5 persen GDP Global,” terang Sri saat memberikan kata sambutan pada agenda The 5th Counter Terrorism Financing Summit di Manila, Filipina.
Baca Juga: Kerap Dikaitkan dengan Terorisme, Ternyata Ini Makna Radikalisme
2. Dibutuhkan kolaborasi antar-negara untuk menanggulanginya
Editor’s picks
Dalam upaya menanggulangi kejahatan trans-nasional, Sri Mulyani mengimbau pentingnya kolaborasi dan koordinasi antar-negara guna mengidentifikasi serta mencegah kejahatan ekonomi lintas negara.
“Saya juga menyarankan perlunya perbaikan secara berkelanjutan terhadap regulasi nasional di tiap negara dalam mencegah dua hal tersebut dan penguatan kapasitas lembaga intelijen finansial di tiap negara,” ujar dia.
Dia juga menyarankan perlunya mulai memahami virtual asset secara komprehensif.
"Sehingga kita bisa mengidentifikasi potensi ancaman yang terkandung di dalamnya serta memanfaatkan teknologi untuk seperti big data dan artificial intelligence untuk memerangi kejahatan ekonomi lintas negara,” katanya.
3. Indonesia memiliki komitmen tinggi dalam memberantas kejahatan ekonomi
Melalui acara yang berlangsung pada 13 November kemarin, Sri menyampaikan komitmen kuat Indonesia dalam memberantas praktik kejahatan ekonomi lintas batas negara.
“Saya juga menyampaikan komitmen kuat Indonesia untuk ikut memerangi kejahatan ekonomi lintas negara dan Illicit Financial Flows serta menciptakan sistem finansial global yang lebih aman. transparan, dan akuntabel. Saya meyakini, bahwa dengan bergabungnya Indonesia, maka usaha global mencegah kejahatan ekonomi lintas negara, pendanaan terorisme, dan Illicit Financial Flows akan menjadi lebih efektif di masa mendatang,” ujarnya.
Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Medan, Istana: Tidak Ada Toleransi untuk Terorisme