Cegah Kerusakan Gambut, BRG Ajak Pemuka Agama Edukasi Masyarakat

Restorasi gambut memakan waktu lama

Palembang, IDN Times - Badan Restorasi Gambut (BRG) mengatakan, sudah empat tahun melakukan restorasi gambut di tujuh wilayah Indonesia, salah satunya di Bumi Sriwijaya. Lima daerah menjadi fokus BRG seperti OKI, Muba, Banyuasin, Mura dan Muratara. Dalam prakteknya, mereka mengedukasi dan menggandeng berbagai pihak termasuk tokoh agama.

"Berbagai pihak kita libatkan untuk edukasi seoerti paralegal, guru sekolah dasar, anggota pokmas, Dai, pendeta, petani hingga seniman. Mereka bertugas ikut mengedukasi, kita bersama mengajak masyarakat untuk mengelola gambut dan tidak membakar," ungkap Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi wilayah Sumatera dari BRG RI, Suwigya Utama dalam diskusi virtual peluasan jaringan restorasi gambut di Sumsel, Rabu (1/7).

1. Ada korelasi menjaga alam dan agama

Cegah Kerusakan Gambut, BRG Ajak Pemuka Agama Edukasi MasyarakatData pelibatan masyarakat dalam restorasi gambut (IDN Times/BRG)

Pendekatan agama yang dilakukan BRG dirasakan Suwigya sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Menurutnya, peran agama yang mengedukasi masyarakat dapat menyentuh aspek keyakinan, bagaimana mereka menjaga gambut dan bertani tanpa membakar.

"Ada fatwa MUI juga soal lingkungan, gereja juga mengeluarkan, dan mengingatkan masyarakat dari keyakinan masing-masing agar tidak membakar gambut. Jadi ada korelasi antara agama dan proses menjaga alam," jelas dia.

Baca Juga: Penegakan Hukum Karhutla, Jokowi Minta Polri Humanis Namun Tegas

2. Restorasi gambut memakan waktu lama

Cegah Kerusakan Gambut, BRG Ajak Pemuka Agama Edukasi MasyarakatPetugas BPBD lakukan pemadaman api kebakaran lahan gambut (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Kepala Kelompok Kerja Perencanaan Anggaran dan Hukum BRG, Didy Wurjanto mengatakan pentingnya menjaga keanekaragaman lahan gambut. Indonesia katanya merupakan satu di antara negara dunia yang memiliki lahan gambut cukup luas.

Gambut sendiri dapat menjaga tata air, habitat, keanekaragaman hayati. Menurutnya banyak orang yang menggantungkan hidup dari kelestarian gambut. Tak heran BRG menargetkan restorasi hingga satu juta hektare.

"Restorasi gambut memerlukan waktu yang lama, dan tidak bisa dilakukan sendiri tanpa kerja sama semua pihak. Kita juga mencegah kebakaran hutan sehingga akan berkoordinasi dengan BPBD di mana saja tempat wilayah yang kering saat kemarau," tegas dia.

Baca Juga: Sumsel Kucurkan Rp45 Miliar untuk 10 Daerah Cegah Karhutla

3. BRG juga pastikan lahan gambut tetap basah saat kemarau

Cegah Kerusakan Gambut, BRG Ajak Pemuka Agama Edukasi MasyarakatANTARA FOTO/Rony Muharrman

Dalam melakukan restorasi di Sumsel, pihaknya membangun 774 sekat kanal, 331 sumur bor, dan timbunan kanal sebanyak 37 unit. Hal itu dilakukan untuk menjaga agar lahan gambut tetap basah meski saat musim kemarau.

"Sekat dan sumur bor kita lakukan untuk menjaga agar kondisi gambut dapat terus basah," tutup dia. 

Baca Juga: TMC Semai Garam di Langit Muba dan OKI Mencegah Karhutla

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya