Pakar Ungkap Makna Lukisan Soekarno Tunggangi Kuda dari Prabowo

Bahasa tubuh Prabowo lebih santai bertemu Megawati

Jakarta, IDN Times - Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Partai PDIP Megawati Soekarnoputri masih mengandung banyak makna lewat simbol-simbol komunikasi yang dilakukan keduanya.

Dari mulai tingkah Prabowo yang menyambangi rumah Megawati di Teuku Umar, memakai baju batik, memberi hadiah lukisan Bung Karno ‘numpak’ kuda, hingga menyantap nasi goreng yang telah lama dinantikannya.

Lalu apa makna dari itu semua?

1. Lukisan Soekarno harapan Prabowo memiliki kembali hubungan baik dengan Megawati

Pakar Ungkap Makna Lukisan Soekarno Tunggangi Kuda dari PrabowoIDN Times/Irfan Fathurohman

Memaknai lukisan Soekarno menunggang kuda, Pakar Semiotika Prof Sukron Kamil, Guru Besar Sastra Banding dan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah menyebut lukisan Soekarno menunggangi kuda adalah sebuah harapan Prabowo untuk kembali memiliki hubungan baik dengan Megawati.

“Itu (hadiah) simbol orang timur yang berlaku di Jepang, China, dan lain-lain. Itu kan sudah biasa apalagi pada tokoh di Nusantara kita. Itu bertanda baik Prabowo mengajak hubungan ke Mega untuk lebih baik ke depan. Prabowo ingin mendekati Megawati sebagai kekuatan pusat,” katanya kepada IDN Times, Sabtu (27/7).

“(Lukisan) Soekarno memegang kendali (kuda). Kalau dulu kuda simbol orang yang berkuasa. Di bagian itu mencari titik-titik persamaan termasuk yang dihargai dijadikan panutan,” sambungnya.

2. Lukisan itu diberi setelah Prabowo meninggalkan kediaman Megawati

Pakar Ungkap Makna Lukisan Soekarno Tunggangi Kuda dari PrabowoIDN Times/Irfan Fathurohman

Diketahui sebelumnya, lukisan yang dibawa dengan mini truk bertuliskan logistik Gerindra ke kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hadiah itu tiba sesaat setelah Prabowo pulang. Prabowo mengunjungi rumah Megawati di Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (24/7) siang.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, truk tersebut rupanya membawa lukisan. "Itu lukisan dari Pak Prabowo, gambarnya Bung Karno naik kuda," kata Hasto di kediaman Megawati.

Hasto menceritakan, Megawati sangat senang menerima hadiah tersebut karena lukisan itu juga menceritakan tentang bagaimana para pendiri bangsa ini membangun Indonesia.

“Jadi itu lukisan Bung Karno yang naik kuda ketika Ibu Kota RI berada di Yogyakarta," ujar Hasto.

3. Fakta lukisan Soekarno menunggangi kuda saat memimpin gelar pasukan

Pakar Ungkap Makna Lukisan Soekarno Tunggangi Kuda dari PrabowoANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Fakta lukisan tersebut adalah ketika Bung Karno naik kuda saat memimpin gelar pasukan Badan Keamanan Rakyat (cikal bakal TNI), suatu badan yang dibentuk oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Pasukan ini bertugas memelihara keamanan bersama-sama dengan rakyat dan jawatan-jawatan negara.

“Ibu Mega sangat senang menerima hadiah itu," ujar Hasto.

Selain kepada Megawati, Prabowo juga pernah memberikan lukisan Bung Karno kepada adik Megawati, Rachmawati Soekarnoputri saat menjadi tamu upacara peringatan HUT Ke-72 RI di Universitas Bung Karno. Lukisan untuk Rachmawati bergambar Bung Karno sedang membacakan teks proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur.

Baca Juga: Momen Mesra saat Megawati Ajak Prabowo Rukun Kembali

4. Nasi goreng menggambarkan begitu santai sebuah perbedaan dalam satu wadah

Pakar Ungkap Makna Lukisan Soekarno Tunggangi Kuda dari PrabowoDok.IDN Times/Istimewa

Nasi goreng menjadi menu primadona dalam pertemuan keduanya. Saat menjamu Prabowo, Megawati tahu betul bagaimana menyenangkan hati Prabowo dan menjamunya dengan makanan favorit. Lalu apa maknanya?

“Nasi goreng itu bisa diseriusin bisa enggak. Itu alasannya makan siang, tapi Mega bilang di sinilah kemampuan perempuan bisa menaklukkan laki-laki lewat makanan yang disajikan. Itu hanyalah pengantar tapi itu bisa bermakna pertemuan itu berjalan nyantai juga menjadi pertanda bahwa yang terlalu serius itu publik,” kata Prof Sukron.

Sukron menambahkan, nasi goreng bisa dihubungkan dengan pernyataan Megawati bahwa tidak ada oposisi di konstitusi meskipun semua sistem demokrasi kan mesti ada check and balance, dalam berapa pun tingkat oposisinya.

Diketahui, salah satu makanan kesukaan Prabowo adalah nasi goreng. Dalam beberapa pertemuan penting Prabowo bersama tokoh politik lain, seperti Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo, nasi goreng selalu dihidangkan.

Bahkan, Megawati pernah mengungkap kegemaran Prabowo menyantap nasi goreng yang dimasak olehnya.

5. Bahasa tubuh Prabowo lebih santai ketemu Megawati daripada Jokowi

Pakar Ungkap Makna Lukisan Soekarno Tunggangi Kuda dari PrabowoDok. IDN Times/Istimewa

Terlepas dari simbol lukisan dan nasi goreng, Prof Sukron juga melihat perbedaan bahasa tubuh dari Prabowo ketika bertemu Megawati dan rival saat Pilpresnya, Presiden Jokowi.

“Gestur tubuh untuk melihat komunikasi kepada publik, lebih santai (bertemu Megawati). Daripada bertemu dengan Jokowi, karena ada beban-beban kubu oposisi sebagai lawan yang pernah berhadap-hadapan,” ucapnya.

“Beda dengan Megawati, pertemuannya di rumah lebih santai dengan nasi goreng. Komunikasinya lebih jauh daripada kontestasi selama ini, karena mereka kan sesama anak elite. Mega sebut ‘mas Bowo’ itu kan suatu kedekatan,” sambung Prof. Sukron.

Mengapa Prabowo kembali mendekati Megawati?

“Bahasa tubuh Prabowo berdasarkan pengalaman gagal jadi Capres, kemungkinan di 2024 kan tidak akan lagi menjadi calon lagi. Di dalam struktur politik Indonesia itu, ketika tidak memegang kekuasaan itu maka sumber ekonomi partai akan kesulitan. Makanya dalam sejarahnya sedikit sekali yang menjadi oposisi. Ketika ada oposisi dalam kultur Jawa juga kan oposisi yang harmoni bukan oposisi yang melakukan check and balance secara serius,” paparnya.

Baca Juga: Prabowo-Megawati Bertemu, Ini Respons dari Presiden Jokowi

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya